Berita Pasuruan

Banser Pasuruan Protes Logo Kopi Bergambar Gus Irsyad Dicoret, Andriyanto Siap Minta Maaf

Karena logo kopi Kapiten Pasuruan berwajah Yusuf Irsyad, mantan Bupati Pasuruan dua periode itu, sudah menjadi branding daerah.

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Deddy Humana
surya/galih lintartika
PJ Bupati Pasuruan menemui anggota Banser yang memprotes pencoretan logo di gelar Kopi Kapiten, Rabu (28/2/2024). 

Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Sudiono Sudiono Fauzan mengaku kaget saat ngobrol dengan beberapa teman di ruang transit dan melihat gelas kopi Kapiten yang logonya buram dan ditutupi.

“Saya cek dan amati bareng bareng, memang seperti dicoret spidol. Saya cek ke Pak Sekwan, sebagai penanggung jawab kegiatan Sidang Paripurna LKPJ, ternyata yang menyediakan Cup dan sajiannya dari OPD terkait,” urainya.

Menurut Mas Dion, pencoretan ini kurang etis dan kurang menghargai. Ia menyebut, bagaimanapun Gus Irsyad adalah mantan Bupati Pasuruan dua periode dan seharusnya pesan cup baru.

Anggota Fraksi PKB, Rudi Hartono menjelaskan, Pemkab Pasuruan sangat tidak menghargai karya mantan bupati yang sukses dengan beberapa penghargaan yang sudah didapatkannya saat menjabat.

“Dengan mencorat-coret logo dan gambar wajah Gus Irsyad di Kopi Kapiten, itu sangat tidak beretika. Gus Iryad adalah mantan bupati yang sukses memimpin Kabupaten Pasuruan,” papar Rudi.

Rudi berharap pemda mengucapkan permohonan maaf secara terbuka karena Gus Irsyad yang terpilih atas dasar oleh kedaulatan rakyat, dan jangan dipermalukan seperti ini.

Direktur Pusat Studi dan Advokasi Kebijakan (PUSAKA), Lujeng Sudarto melihat, Indonesia adalah negara berbentuk republik. Res-publica itu negara menjalankan urusan publik (rakyat), dan res-privata murni urusan privat (pribadi).

Jika dalam mengelola negara, seorang pejabat menggunakan personal branding (res-privata) maka akan rentan terjadi overlapping antara fungsi kenegaraan dengan interest pribadi.

Menurut Lujeng, hal itu bisa didefinisikan sebagai constitutionis corruptio (korupsi ketatanegaraan). Maka, PUSAKA mengingatkan kepada siapapun bupatinya, untuk tidak lagi menggunakan personal branding.

Utamanya pada domain ketatanegaraan atau pemerintahan. “Coba kalau personal ini dibawa ke ruang publik pemerintahan maka yang muncul bukan public representative tetapi personal representative,” tegasnya.

Ia menegaskan, munculnya kasus penggunaan logo produk kopi bergambar mantan Bupati Irsyad Yusuf yang notabene dibiayai oleh anggaran pemerintah ini memang harus segera dihentikan, tidak dilanjutkan.

“Ruang ruang publik dan pemerintahan bukan arena perlombaan interest group dan personal branding. Maka, jika terjadi evaluasi terhadap hal vested interest, dituduh tidak menghormati rezim sebelumnya,” imbuhnya.

Terpisah, Irsyad Yusuf menyebut pencoretan gambar dirinya pada logo brand Kopi Kapiten bukan saja langkah yang tidak bijak. Ia menyebut ini adalah sesuatu yang tidak beretika.

“Kalau memang tidak mau memakai kopi Kapiten kan bisa beli cup gelas baru, kenapa yang ada logonya justru dicoret. Jujur, saya tidak terima. Buatlah prestasi sendiri tanpa menutupi kreasi terlebih dahulu,” ujar Gus Irsyad.

Kopi Kapiten adalah brand yang selama ini dikampanyekan oleh Pemkab Pasuruan untuk mengenalkan cita rasa kopi khas Pasuruan yang tersebar di beberapa kecamatan.

Sumber: Surya
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved