Berita Magetan

Warga Berebut Beras SPHP Bulog di Pasar Sayur Magetan yang Dijual Terbatas

Puluhan ibu ibu langsung menggeruduk ke sejumlah toko beras di Pasar Sayur Magetan. Mereka rela berdesak-desakandemi dapat beras SPHP Bulog

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Fatkhul Alami
Surabaya.tribunnews.com/Febrianto Ramadani
Puluhan ibu ibu langsung menggeruduk ke sejumlah toko beras. Para ibu rela berdesak-desakan demi beras SPHP Bulog. Alhasil, pemilik toko kewalahan meladeni permintaan pembeli 

SURYA.co.id | SURABAYA - Bulog Ponorogo mendistribusikan Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) volume 5 Kilogram di Pasar Sayur Magetan, Rabu (21/2/2024).

Baru saja tiba di lokasi, puluhan ibu ibu langsung menggeruduk ke sejumlah toko beras di Pasar Sayur Magetan. Mereka rela berdesak-desakan demi dapat beras SPHP. Alhasil, pemilik toko kewalahan meladeni permintaan pembeli.

Hanya dalam waktu sekejap, salah satu bahan pokok tersebut tinggal sedikit. Alhasil, pedagang langsung menyetop penjualan. Tak sedikit ibu-ibu yang kecewa karena dinilai tidak boleh membeli beras.

Warga Kecamatan Plaosan, Katni (50), mengaku telah berkeliling dari satu pasar ke pasar lain demi mendapatkan beras, sebagai kebutuhan makan harian.

“Katanya tidak boleh dibeli, yang dibolehkan cuma langganan toko. Terpaksa cari lagi, kalau tidak dapat cari beras penggilingan yang lebih mahal,” ucap Katni.

Purwati (44), warga Kelurahan Sukowinangun menuturkan, saat ini kondisi ketersediaan beras SPHP sedang sulit dicari.

“Beras lagi mahal, di pasar Rp 16 ribu per kilogram. Kalau Beras SPHP Rp 55 ribu per 5 kilogram, lebih murah. Harapannya semoga kembali normal,” harap Purwati.

Seorang pedagang beras Tri Purwanti (51) membantah, jika tidak memperbolehkan warga untuk membeli beras.

“Beras baru turun, jatahnya tidak terlalu banyak jadi tidak saya habiskan langsung hari ini,” ungkap Tri Purwanti.

Dirinya membatasi pembelian beras 30 sampai 40 pack dalam sehari. Tujuannya agar masyarakat tidak melakukan panic buying.

“Kalau dihabiskan hari ini, kasihan pembeli lain. Padahal langganan saya banyak. Saya dapat jatah 125 pack, kadang-kadang ambil 70. Satu minggu sudah habis. Pengiriman tidak ada pengurangan,” jelas Tri Purwanti.

Tri Purwanti mengaku, penyebab situasi ini karena kekurangan pasokan yang sudah terjadi sejak lama.

“Saya batasi biar tidak dijual lagi. Bahkan, saya ambil 5 ton beras premium saya jual Rp 15 ribu, tidak sampai sebulan sudah habis. Kalau Beras SPHP Rp 55 ribu, tidak boleh lebih,” pungkasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved