Pilpres 2024

Sosok Lucius Karus yang Anggap Aneh Ancaman PDIP Tak Lantik Caleg Suaranya Tak Linier Ganjar-Mahfud

Lucius Karus, menilai aneh langkah PDI Perjuangan mengancam calon anggota legislatif (caleg) tidak dilantik sebagai anggota dewan jika suaranya tidak

Editor: Musahadah
kolase tribunnews/istimewa
Lucius Karus, menilai aneh langkah PDI Perjuangan mengancam calon anggota legislatif (caleg) tidak dilantik sebagai anggota dewan jika suaranya tidak linier dengan Ganjar-Mahfud. 

Lucius Karus lahir di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur pada 15 Maret 1974. 

Lucius menyelesaikan pendidikan SMPP Seminari Pius XII Kisol, Borong, Manggarai Barat, NTT. 

Kemudia dilanjutkan di SMP Sadar, Ranggu, Kuwus, Manggarai Barat, NTT dan SMAK St Ignatius Loyola Seminari Yohanes Paulus II Labuan Bajo, Manggarai Barat. 

Pendidikan tinggi diselesaikan di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta

Sebelum menjadi peneliti Formappi, dia pernah menjadi peneliti Pemantau Kinerja Parlemen Lembaga Studi Pers dan Pembangunan, Jakarta  pada 2006 hingga 2009. 

Di momen pemilu 2024 ini, dia kerap memberikan analisis dan mengkritisi sejumlah kebijakan. 

Diantaranya terkait aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap). 

Menurut Lucius Karus usulan mengaudit Sirekap sejatinya penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat.

"Akan tetapi audit di tengah proses yang berlangsung tentu punya risiko," kata Lucius kepada Tribunnews.com, Sabtu (17/2/2024).

Terutama, kata dia, terkait kredibilitas dari para pihak yang menunjuk auditor untuk melakukan audit Sirekap.

"Siapa yang akan menunjuk auditor? Bagaimana menjamin kapasitas dan netralitas pihak ketiga ini sehingga hasil auditnya bisa diterima semua pihak?" ujar Lucius.

Lucius juga mempertanyakan apa jaminan jika hasil kerja auditor tidak akan dipersoalkan bila ditemukan ada persoalan dalam Sirekap.

"Bagaimana kalau tiba-tiba auditor yang dianggap netral juga akhirnya bisa bermain?" ungkapnya.

Dia menegaskan, dalam musim kontestasi saat ini sulit untuk menemukan pihak yang benar-benar netral. 

"Sebagai bagian dari pemilih, auditor sangat mungkin punya keberpihakan berdasarkan pilihan politiknya, sesuatu yang mungkin saja membuatnya bisa tak obyektif dalam melakukan audit," tutur Lucius.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved