SURYA Kampus

Guru Besar UGM Yogyakarta Menangis, Minta Maaf Gara-gara Dirinya Sang Adik Putus Sekolah

Tangis Sarjiya, Dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, pecah saat dikukuhkan jadi Guru Besar UGM

Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
Laman UGM
Sarjiya, anak penjual gula jawa keliling yang jadi Guru Besar UGM 

SURYA.CO.ID - Tangis Sarjiya, Dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, pecah saat dikukuhkan jadi Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM).

Momen pengukuhan itu diselenggarakan di Ruang Balai Senat UGM, Kamis (2/1/2024). 

Saat memberikan pidato pengukuhan, Sarjiya tak bisa membendung air matanya.

Beberapa kali air matanya menetes deras

Suaranya pun bergetar.

Sarjiya bercerita, terlahir dari keluarga sederhana di Lendah, Kulonprogo.

Ayahnya, Pujidiyono, hanya bekerja sebagai buruh tobong labor atau pengrajin gamping. Sementara ibunya, Sumirah, berjualan gula jawa keliling di kawasan Yogyakarta.

“Bapak dan Ibu waktu itu berani membuat keputusan untuk mengizinkan dan membiayai saya melanjutkan sekolah,” katanya, dikutip dari laman UGM. 

Sarjiya menceritakan kedua orang tuanya tidak memiliki kemampuan baca dan tulis karena tidak pernah merasakan duduk di bangku sekolah.

Minta Maaf ke Adik

Kendati begitu, keduanya tetap gigih menyekolahkan dirinya meski keputusan itu harus mengorbankan pendidikan adik perempuannya.

“Secara khusus saya mohon maaf kepada adikku, Suparsih, yang waktu itu terpaksa tidak bisa melanjutkan ke bangku SMA, meskipun dengan nilai ujian SMP yang sangat baik, karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan untuk membiayai sekolah kita berdua secara bersamaan. Semoga pengorbanan kakak-kakak dan adikku mendapatkan imbalan kebaikan yang lebih banyak dari Tuhan Yang Maha Esa,” kata anak keempat dari lima bersaudara ini.

Usai menyampaikan pidato, Sarjiya langsung mendatangi sang ibunda  sambil bersujud. Ia memeluk ibundanya dengan erat.

Selanjutnya ia menyalami empat saudari perempuannya. Sayang, sang Ayah tidak hadir di momen pengukuhan dirinya karena sudah berpulang.

“Maturnuwun Bu,” kata Sarjiya terbata-bata.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved