Pemilu 2024
Dedikasi Total Pengawas TPS di Pamekasan Berujung Duka, Sempat Ditolak RS Sebelum Wafat
ia menunjukkan dedikasi total dengan mengawal pemungutan sampai pengamanan kotak suara selama dua hari tanpa istirahat.
Penulis: Muchsin | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, PAMEKASAN – Tragedi yang menimpa petugas pelaksana Pemilu di Tempat Pemungutan Suara (PTPS) di Jatim, terus bertambah.
Kali ini juga terjadi pada Edy Kurniawan (33),seorang Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS) 5, di Dusun Barat, Desa Jalmak, Kecamatan Kota Pamekasan, yang diduga kelelahan hingga meninggal, Sabtu (17/2/2024) malam.
Edy bisa disebut gugur dalam tugas, karena ia menunjukkan dedikasi total dengan mengawal pemungutan sampai pengamanan kotak suara selama dua hari tanpa istirahat.
Anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan suami istri, Fadal (64) dan Asmaul Husna (54) itu meninggal dalam penanganan dokter di IGD Rumah Sakit (RS) Larasati, sekitar pukul 21.15 WIB.
Karuan kepergian Eed, panggilan pria yang kini masih membujang itu, menorehkan duka mendalam bagi keluarganya. Terutama ibu kandungnya, Asmaul Husna, yang seakan tidak percaya dengan kepergian Eed. Sebab Eed selalu sehat bugar dan tidak memiliki riwayat penyakit berat, serta tidak pernah mengeluh sakit.
“Saya sebagai orangtua tentu sangat terpukul dengan meninggalnya Eed, terutama ibunya yang sekarang masih shocok. Setiap saat selalu memanggil-manggil nama Eed. Dan bila ada keluarga yang takziah, ibunya langsung menangis,” kata Fadal yang ditemui di rumahnya, di Dusun Barat, RT 001/RW 002, Desa Jalmak, Kecamatan Kota Pamekasan, Minggu (18/2/2024).
Kepada SURYA, Fadal menuturkan, sebelum meninggal sekitar pukul 17.00 WIB, Eed mengaku punggungnya sakit seperti pegal-pegal. Lalu Fadal memberikan pijatan ringan pada tubuh anaknya.
Namun karena sakitnya masih terasa, Eed dibawa ke tukang pijat di Kecamatan Pademawu. Baru setelah itu, kondisinya membaik, namun sekitar pukul 20.00 WIB, Eed kembali mengeluh badannya lemas dan dadanya sakit.
Sehingga Fadal membawa Eed ke UGD Rumah Sakit (RS) Slamet Martodirdjo Pamekasan yang berjarak sekitar 1,5 KM dari rumahnya. Tetapi di sana, tidak ada satupun kursi roda atau kereta dorong, sehingga Fadal terpaksa membopong anaknya masuk ke UGD.
“Sambil membopong tubuh Eed, saya berulang-ulang memohon kepada petugas medis di sana agar anak saya ditangani. Karena tubuh anak saya sudah lemas dan tidak sadarkan diri," tuturnya.
Namun respons petugas di RS itu membuat Fadal kecewa. "Tetapi kata petugasnya, saya disuruh membawa anak saya itu ke Puskesmas dulu dan meminta rujukan. Alasannya saat itu banyak pasien dan penuh tidak ada tempatnya,” tambah Fadal.
Karena kondisi Eed kian mengkhawatirkan, dan ditolak di RS Slamet Martodirdjo, Fadal melarikan anaknya ke RS Larasati. Sampai di rumah sakit itu, petugas medis langsung memeriksa kondisinya dan mengatakan Eed sudah kritis.
Dan selang berapa menit, Eed sudah dinyatakan meninggal. Sehingga keluarganya yang mengantar berteriak histeris.
Menurut Fadal, diduga Eed meninggal karena kelelahan setelah bertugas selama dua hari tanpa istirahat. Pada H-1, Selasa (13/2/2024) malam, Eed berada di balai Desa Jalmak dan baru pulang pukul 24.00 WIB
.
Dan esok paginya di hari pencoblosan, Rabu (14/2/2024) sekitar pukul 06.00 WIB, Eed berangkat menuju TPS 5, yang berjarak beberapa puluh meter dari rumahnya.
Namun Eed baru kembali ke rumahnya esok harinya, Kamis (15/2/2024) sekitar pukul 05.00 WIB. Satu jam kemudian setelah mandi, Eed berpamitan ke balai Desa Jalmak, untuk mengawasi kotak suara.
Dan Eed baru kembali ke rumahnya sekitar pukul 24.00 WIB, lalu istirahat tidur. Sementara Jumat (16/2/2024), Eed datang ke balai desa sebentar lalu pulang.
“Sebelumnya saya sudah berpesan ke anak saya agar jaga kondisi dan tidak sampai kelelahan. Bila ada waktu istirahat, gunakan sebaik mungkin untuk istirahat. Tetapi kata anak saya, saat bertugas sepertinya tak ada waktu untuk istirahat,” papar Fadal.
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Pamekasan, Sumka Umbara Tirta Firdaus di sela takziah ke rumah duka mengucapkan bela sungkawa terhadap keluarga Eed, yang meninggal di masa bertugas sebagai PTPS.
Sukma menengarai, dari keterangan keluarganya almarhum meninggal akibat kelelahan. Sebab jam kerjanya padat dan tidak sampai terdapat jeda. "Kami berharap, semoga musibah ini tidak terjadi pada pengawas pemilu lainnya,” harap Sukma. *****
Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS)
petugas TPS di Pamekasan meninggal
2 hari tanpa istirahat petugas TPS wafat
rumah sakit tolak petugas TPS kritis
RS Slamet Martodirdjo Pamekasan
Pemilu 2024
Diusulkan Kembali Jadi Ad Hoc, Bawaslu Trenggalek Luncurkan Buku Tentang Pengawasan Pemilu 2024 |
![]() |
---|
Dugaan Kasus Asusila, DKPP Periksa Komisioner Bawaslu Kota Surabaya |
![]() |
---|
Harta Kekayaan Annisa Mahesa, Anggota DPR Termuda yang Dilantik di Usia 23 Tahun, Totalnya Rp 5,8 M |
![]() |
---|
Sosok Jamaludin Anggota DPR RI Pakai Kostum Ultraman Jelang Pelantikan di Senayan, Pengusaha Top |
![]() |
---|
Sosok Romy Soekarno, Cucu Bung Karno Jadi Anggota DPR Usai Arteria Dahlan Mundur: Eks Suami Artis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.