Pilpres 2024

Update Hasil Pilpres 2024: Prabowo-Gibran Unggul 65 Persen, Ganjar-Mahfud Kalah Telak di Madura

Berikut ini data terbaru hasil Pilpres 2024 berdasarkan perhitungan suara yang dilakukan KPU atau yang sering disebut real count

Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
pemilu2024.kpu.go.id
Update Hasil Pilpres 2024 

Ganjar-Mahfud Kalah di Kandang Banteng

Selain di Madura, Ganjar-Mahfud juga kalah di "Kandang Banteng" atau sebutan untuk basis wilayah pemilih PDIP .

Terkait hal tersebut, pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Mada Sukmajati, menilai keberhasilan Prabowo-Gibran unggul di Kandang Banteng tak lepas dari manuver Presiden Joko Widodo menggerus kekuatan PDIP.

"Ini kan juga terkait berbagai macam upaya yang dilakukan oleh Jokowi, mempreteli struktur kuat PDIP di Jateng-DIY, dalam konteks intimidasi kepala desa, bansos, netralitas kepolisian dan seterusnya. Ini juga menjadi faktor undecided voters itu tidak banyak atau sangat sedikit sekali bisa dimobilisasi ke paslon 3," kata Mada.

Di samping itu, lanjut Mada, tergerusnya suara Ganjar-Mahfud di Kandang Banteng juga tak lepas dari besarnya pengaruh pemilih rasional pada capres-cawapres lain.

Indikasinya yakni berdasarkan hasil hitung cepat dari berbagai lembaga, perolehan suara Ganjar-Mahfud secara nasional nyaris sama dengan capaian PDIP pada capaian suara pileg, yakni berkutat antara 16-19 persen.

Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa para pemilih tradisional dari PDIP secara nasional lebih banyak memilih Ganjar-Mahfud ketimbang paslon lain.

Selain faktor pengaruh ekor jas dari Ganjar itu sendiri terhadap PDIP selaku salah satu parpol pengusungnya.

"Kalau kita bicara migrasi pemilih PDIP dalam konteks pilpres ke calon lain selain Ganjar sebenarnya sangat sedikit kalau kita korelasikan antara suara di Pilpres dan Pileg untuk PDIP ," kata Mada.

Lebih lanjut Mada mengatakan, efek ekor jas dari pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka tak terlalu memberikan pengaruh pada Gerindra sebagai salah satu pengusung mereka, khususnya di DIY dan Jateng.

Buktinya adalah capaian parpol ini yang hanya sekitar 12,11 persen (DIY) dan 10,55 persen (Jateng) versi penghitungan KPU pada Jumat (16/2) sekira pukul 13.20 WIB, sementara Prabowo-Gibran di kedua provinsi itu bisa meraup 49,26 persen (DIY) dan 52.66 persen (Jateng).

Kata Mada, suara untuk Prabowo-Gibran justru datang dari para pemilih rasional, pemilih non tradisional dengan tingkat party identification alias Party ID yang rendah.

"Karena kalau kita melihat pemilih dengan Party ID yang tinggi nyambung, coattail effect bekerja di PDIP," jelas pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.

"Harusnya dengan perolehan suara pilpres seperti ini harusnya bisa nambah lebih signifikan untuk Gerindra, tapi kan itu tidak terjadi. Jadi, iya ada faktor pemilih yang rasional yang bukan pemilih tradisional yang tidak memiliki party identification kuat," lanjutnya.

Di samping itu, Mada menilai bahwa Prabowo-Gibran mampu merebut hati para undecided voters di menit-menit akhir jelang coblosan.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved