Pemilu 2024

Perempuan Kuasai TPS di Jember Ini, Buktikan Mampu Siapkan Pencoblosan Kecuali Memanjat Besi Tenda

Atika mengatakan, selama mempersiapkan kebutuhan pemungutan suara di TPS, anggotanya hanya kesulitan mendirikan tenda saja.

Penulis: Imam Nahwawi | Editor: Deddy Humana
surya/imam nawawi
Petugas KPPS perempuan menyiapkan perlengkapan untuk pencoblosan di TPS 11 Dusun Krajan, Desa Serut, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember, Selasa (13/2/2024). 


SURYA.CO.ID, JEMBER - Tempat Pemungutan Suara (TPS) ibarat 'dapur' dalam menghimpun suara para pemilih dalam Pemilu 2024 ini. Persiapan TPS tidak mudah, harus detail, lengkap dan terkoordinir antara berbagai pihak, tetapi semua itu bisa dilalui dengan baik oleh tujuh perempuan hebat di Jember ini.

Keberadaan TPS di Dusun Krajan, Desa Serut, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember ini memang istimewa. Bukan karena bentuk TPS dan aksesorisnya, tetapi karena semua petugas yang berada di sana adalah perempuan.

Tujuh perempuan yang jadi Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) tersebut, masing-masing adalah Atikatus Sholeha,Warda Fira Nabila, Yeti Nur Rohmah, Anisah Carolina, Siti Kalimah, Winda Kusdayanti dan Faiqotul Lutfyah.

Dominasi perempuan di TPS 11 Dusun Krajan itu bukan tanpa alasan, karena sebagai upaya meningkatkan partisipasi pemilih pada pesta demokrasi tahun ini.

Terlihat, para perempuan itu tengah mendekorasi tempat mereka bertugas di TPS 11, Selasa (13/2/2024). Petugas KPPS perempuan itu bergotong royong memperindah TPS dengan hiasan bunga yang dipadukan dengan kain batik.

Sementara untuk mengatasi perabotan berat seperti mendirikan tenda, mereka dibantu para pria yang tinggal di sekitar TPS 11.

Atikatus Sholeha, Ketua KPPS TPS 11 Dusun Krajan mengatakan seluruh persiapan untuk pencoblosan pada 14 Februari 2024 sudah 90 persen. "Untuk sisanya masih menunggu besok," kata Atika.

Menurutnya, dekorasi TPS 11 Dusun Krajan mengangkat tema batik. Ini punya makna khusus yaitu agar para pemilih mengingat budaya Indonesia. Dan sentuhan perempuan makin kuat dengan penambahan hiasan bunga di beberapa bagian TPS.

"Sementara kombinasi bunga agar lebih kelihatan lebih modern. Apalagi petugasnya disini perempuan semua, pasti suka bunga. Seperti Srikandi kan juga suka bunga," kata Atika.

Atika menjelaskan, tidak mudah awalnya mengusulkan KPPS perempuan bisa bertugas di satu TPS. Bahkan sempat tidak disetujui oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Serut.

"Tetapi setelah dinegosiasi, akhirnya disetujui karena untuk meningkatkan partisipasi perempuan. Karena sejak dulu, petugas TPS biasanya lelaki-perempuan bahkan lelaki semua. Sementara petugas perempuan tidak ada sama sekali, dari situlah upaya kami lakukan," katanya.

Dia menjelaskan, bahwa perempuan sebenarnya mampu melakukan pekerjaan yang bisa dilakukan laki-laki di jabatan publik. Bahkan tenaganya bisa lebih. "Sehingga kami juga ingin mengangkat derajat perempuan lewat usulan ini. Karena kami yakin, kami bisa dalam meningkatkan partisipasi pemilih" tutur Atika.

Atika mengatakan, selama mempersiapkan kebutuhan pemungutan suara di TPS, anggotanya hanya kesulitan saat mendirikan tenda saja.

"Tetapi Alhamdulillah, kami dibantu warga sekitar untuk mendirikan tenda. Mungkin mereka kasihan juga, soalnya perempuan tidak mungkin naik atau memanjat tenda TPS, bahaya," selorohnya.

Ia mengatakan, seluruh dekorasi TPS telah beres untuk sementara ini. Tinggal mengunggu kedatangan surat suara dan logistik Pemilu dari PPS Desa Serut. "Dan usai Maghrib kami harus kembali untuk mempersiapkan alat print, dan 21.00 WIB semua peralatan harus siap semua," tambah Atika.

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved