Kasus Kematian Dante

Biodata Aiptu Jacklyn Choppers Polisi Gondrong yang Bikin YA Kekasih Tamara Tyasmara Tak Berkutik

Inilah profil dan biodata Aiptu Jacklyn Choppers atau Aiptu Zakarai yang membuat kekasih Tamara Tyasmara tak berkutik saat ditangkap.

kolase instagram dan Kompas.com
Polisi gondrong Aiptu Jacklyn Choppers yang ikut tangkap YA kekasih Tamara Tyasmara. Simak profil dan biodatanya. 

SURYA.co.id - Inilah profil dan biodata Aiptu Jacklyn Choppers atau Aiptu Zakarai yang membuat kekasih Tamara Tyasmara tak berkutik saat ditangkap.

Diketahui, kekasih Tamara, YA dibekuk polisi Jatanras Polda Metro Jaya di rumahnya di Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumay (9/2/2024).

Tampak YA hanya bisa tertunduk lesu saat didatangi hingga digiring petugas untuk dibawa ke Polda Metro Jaya.

Baca juga: REAKSI Tamara Tyasmara Tahu Kekasihnya Dalang Kasus Kematian Dante, Tangisnya Pecah: Gak Nyangka

Yang menjadi sorotan dalam penangkapan tersebut yakni keikutsertaan seorang polisi gondrong.

Namanya adalah Aiptu Zakaria atau yang lebih akrab dikenal dengan nama panggung Aiptu Jacklyn Choppers.

Polisi yang juga akrab disapa Bang Jack ini memang salah satu polisi reserse yang berpengalaman dalam mengungkap kasus-kasus pidana.

Bang Jack memang tak luput dari sorotan dengan penampilan nyentrik dan berambut gondrong.

Lalu, siapa sebenarnya Aiptu Zakaria atau Jacklyn Choppers? 

Berikut profil dan biodatanya: 

1. Keluarga Polisi

Dikutip dari wawancaranya di kanal Youtuber Ketua MPR Bambang Soesatyo pada 22 Juni 2021 lalu, Aiptu Zakaria berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat.

Ia besar di keluarga polisi. 

Selain ayah, kakeknya juga merupakan seorang polisi. 

Dari situ kemudian timbul keinginan menjadi polisi hingga akhirnya mendaftar sebagai polisi di Polda Metro Jaya dan diterima. 

Setelah lulus, ia bertugas di reserse.

2. Hidup berdampingan dengan bahaya

Dengan gaya nyentrik dan rambut gondrong terurai, anggota Subdit IV Jatanras Ditreskrimsus Polda Metro Jaya itu tak pernah absen mengungkap kasus kejahatan kelas atas.

Mulai dari perampokan sadis di Pulomas, kasus mutilasi Ryan Jombang, hingga kasus pembunuhan yang dilakukan John Kei, pemilik nama asli Jakaria ini tak pernah absen ambil bagian dalam mengungkap kasus-kasus tersebut.

Dapat dipastikan, Aiptu Jakaria atau yang lebih akrab disapa Bang Jeck ini hidup berdampingan dengan bahaya.

Namun, tak pernah terpikir baginya untuk keluar dari dunia yang penuh dengan risiko ini.

“Cita-cita gue itu jadi polisi. Pekerjaan nomor satu,” tegas Jeck dikutip dalam wawancara dengan kompas.com pada November 2020.

3. Keluarga terancam

Imbas sifat getol Jeck dalam menangkap penjahat, tak sedikit yang menaruh dendam terhadapnya.

Keluarga terdekat Jeck pun jadi pelampiasan sasaran kemarahan mereka.

Contohnya, pada tahun 2005, beberapa tetangga menyambangi rumah keluarga Jeck untuk mengusir dan menyuruh mereka segera pindah dari rumah yang saat itu mereka tempati.

Pasalnya, Jeck baru saja menangkap bandar narkoba yang tinggal tak jauh dari kediamannya.

“Tetangga sendiri gue tangkep. Jadi mereka marah,” ujar Jeck.

Tak hanya itu, anak dan istri dari Jeck sempat jadi sasaran penculikan oleh salah seorang penjahat.

“Ada yang datang ke rumah waktu Bapaknya (Jeck) baru aja berangkat. Ini (anak) baru dua bulan. Bapaknya katanya kecelakaan. Jadi ini disuruh ikut,” tutur Tina (43), istri dari Bang Jeck.

Namun, Tina tak lantas percaya dengan hal tersebut.

Pasalnya, Jeck baru saja berangkat beberapa saat sebelum orang tersebut datang, sehingga ia merasa tak mungkin dalam waktu yang sangat singkat Jeck mengalami kecelakaan.

Ia pun segera menelepon Jeck untuk mengonfirmasi.

Benar saja, Jeck yang baru berangkat kerja dalam kondisi baik-baik saja.

Dari situ baru terungkap bahwa orang yang datang tersebut hendak menculik anak dan istri dari Jeck untuk mengusik keberadaan Jeck.

4. Pernah Dihujani 11 peluru

Tak hanya keluarga, Jeck juga sempat secara langsung merasakan duka yang menjadi konsekuensi atas profesinya.

Pada tahun 2006, Jeck sempat ditugaskan menangkap komplotan perampok mesin ATM.

“Beberapa itu sudah ditangkap, tapi beberapa masih kabur ke Lampung. Kita kejar ke Lampung, lalu ternyata pelaku ke Bandung, ya kita kejar ke Bandung,” tuturnya.

Hanya berbekal dua jam waktu istirahat, Jeck dan rekan-rekannya yang baru tiba di Lampung segera berangkat ke Bandung untuk mengejar sang perampok.

Ia mendapat informasi bahwa pelaku berada di salah satu pasar tradisional di Kota Bandung.

Saat baru tiba, beberapa anggota kepolisian yang telah terlebih dahulu berada di lokasi mengingatkan Jeck bahwa pelaku membawa senjata api, sehingga harus ekstra hati-hati.

“Pas di dalam situ dibilang hati-hati. Ternyata, pelaku selain punya senjata (api) juga punya granat,” ujar Jeck.

Dengan informasi yang ia dapatkan, Jeck segera masuk untuk menangkap sang pelaku.

Tak lama setelah masuk, Jeck berhadapan langsung dengan pelaku yang sejak lama telah ia incar.

Pelaku segera mengeluarkan senjata api miliknya dan menembak berkali-kali ke arah Jeck. Jeck masih ingat betul peristiwa penembakan tersebut.

Pasalnya, Jeck tidak pingsan usai dihujani belasan peluru (sekitar 11 atau 12 peluru) di tubuhnya.

Padahal, Jeck tidak sedang mengenakan rompi antipeluru. “Waktu ketembak itu kerasa, enggak pingsan. Ketembak 12 peluru,” ujar Jeck.

Jeck segera dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani operasi. Sembilan peluru berhasil dikeluarkan dari tubuhnya. Namun, tiga lainnya hingga kini masih berada di dalam tubuh Jeck.

“Tiga masih ada nih. Buat kenang-kenangan,” candanya.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved