Pilpres 2024
Giliran Ahok BTP Serang Anies Baswedan dengan Rumah DP Nol Persen, Bukti Hambat Koalisi 01 dan 03?
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok BTP kini terang-terangan 'menyerang' capres nomor urut 1 Anies Baswedan. Ini senjatanya!
SURYA.CO.ID - Setelah mantap keluar dari Pertamina dan ikut mengkampanyekan capres-cawapres Ganjar-Mahfud, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok BTP kini terang-terangan 'menyerang' capres nomor urut 1 Anies Baswedan.
Ahok BTP yang pernah bersaing dengan Anies Baswedan memperebutkan kursi Gubernur DKI Jakarta, kini memepertanyakan janji-janji sang capres.
Ahok menyoroti soal DP nol persen rumah yang dijanjikan Anies Baswedan saat berkampanye di Pilgub DKI Jakarta pada 2019 silam.
Hal itu diungkap Ahok BTP saat bertemu dengan warga Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (7/2/2024).
Ahok menyerukan kepada warga agar tidak pemimpin yang suka menipu.
Baca juga: Telanjur Buat Luhut dan TKN Prabowo-Gibran Murka, Ahok BTP Klarifikasi Soal Kinerja Jokowi: Gila Apa
"Jangan mau pilih yang suka nipu-nipu. Masih ingat di Jakarta dulu kan? DP nol persen rumah, KJP boleh ditarik tunai. Orang percaya semua kan?" kata Ahok disambut tepuk tangan warga.
Ahok lalu menjelaskan, program itu sembari tertawa. Ia bilang, bila dengan DP rumah nol persen, semua orang akan mengambil itu, namun cicilan bisa mencapai 100 juta tiap bulan. Hal itu tentu akan memberatkan.
"Jadi maksud saya, tolong jangan diperdaya oleh orang yang lagi jual kecap. Semua jual kecap nomor satu kan? Hati-hati," tegasnya.
Di kesempatan itu, Ahok juga mengungkit kembali penerapan Nawacita yang dijalankan Presiden Jokowi selama hampir 10 tahun memimpin bangsa ini.
Menurut dia, Nawacita yang dikerjakan Jokowi selama dua periode ini merupakan susunan dari PDIP.
Sehingga, kata dia, pernyataan mengenai keberlanjutan akan sangat cocok dijalankan oleh Ganjar Pranowo.
"Yang mengusul Nawacita sejak periode pertama Pak Jokowi itu PDI Perjuangan bos. Jadi bagi saya kalau mau meneruskan Nawacita yang udah jalan 10 tahun, saya butuh orang yang ngerti Nawacita," kata Ahok, Rabu (7/2/2024) di Kupang.
Mantan Komut Pertamina itu merasa aneh ada orang yang ingin mengganti program Nawacita yang sudah dikerjakan 10 tahun belakangan ini.
Baginya itu sesuatu bahaya.
Ahok berpesan ke masyarakat untuk memberikan hak pilihnya secara jujur berlandaskan asas Pemilu. Ia tidak mau ada tekanan yang bermuara ke masyarakat.
"Tidak boleh ada tekanan dari siapapun, paksaan dari siapapun," kata dia.
Dia tidak mau masyarakat ditipu dengan gimik yang justru hanya bualan semata.
Ahok lalu menyebut dirinya belum bisa mengikuti kampanye bersama Ganjar Pranowo dan Mahfud MD karena tidak masuk dalam tim kampanye nasional.
Bantah Serang Jokowi
Ahok BTP juga memberikan penjelasan terkait pernyataannya dalam video viral yang menyebut Jokowi dan Gibran tak bisa kerja.
Dia menyebut, pernyataannya yang viral itu tidak ditampilkan secara utuh dan dipotong, sehingga tidak bisa dipahami konteksnya oleh publik.
"Jangan dipotong konteksnya apa. Ini kan ada nenek-nenek 82 tahun. Dia bilang sama saya harus pilih Prabowo dan Gibran. Saya bilang sorry, saya pilih Pak Ganjar nih. Kenapa? Saya enggak mungkin cerita Nawacita sama itu nenek. Mana ngerti Nawacita? Saya bilang hati-hati, Pak Jokowi sudah kerja 10 tahun, mesti dilanjutkan. Ini bukan pilih Jokowi, tapi pilih Prabowo,” kata Ahok, kepada sejumlah wartawan di Kupang, Rabu (7/8/2024) malam.
Menurutnya, jika Prabowo yang menjadi Presiden, maka konsep pembangunan Nawacita yang sudah dirintis oleh Presiden Jokowi belum tentu dilanjutkan.
"Emang Gibran bisa kerja? Tahu enggak maksudnya apa? Lu Wakil Presiden mana bisa nerusin Nawacita si? Yang berkuasa kan Pak Prabowo. Kemudian, saya bilang apa Pak Jokowi bisa kerja? Maksudnya apa? Kalau Pak Jokowi sudah enggak jadi Presiden, emang dia bisa jalanin kerjaan Nawacita? Itu konteksnya. Jadi dipotong,” kata Ahok.
"Seolah-olah lu kira gua gila selama 10 tahun gue kerja sama Jokowi, emang gue gila. Gue masih waras bos," sambung dia.
"Kalau saya dibilang gila pun dan mau menyerang Jokowi dan Gibran saya juga tidak bego-bego amat menyerang seperti itu. Harusnya menyerang yang lain kek. Masa sebut tidak bisa kerja di depan umum itu gila apa," tambah Ahok lagi.
Ahok mengatakan, ia sudah lama mengenal dan bekerja bersama dengan Presiden Jokowi. Sehingga ia tidak mungkin mengeluarkan pernyataan sembarangan di depan umum untuk menyerang Presiden Jokowi.
Sebelumnya, dalam narasi yang telanjur viral di media sosial, Ahok terlihat berada dalam suatu forum berbincang dengan masyarakat.
Ahok saat itu bertanya tentang kinerja Gibran selama dua tahun menjadi Wali Kota Solo.
Dia mengaku khawatir dengan penunjukkan Gibran sebagai cawapres.
"Kita khawatir kalau tiba-tiba Gibran yang naik. Kalau cuma dua tahun, karakter teruji kalau ada kekuasaan."
"Sekarang saya mau tanya, di mana ada bukti Gibran bisa kerja selama jadi Wali Kota?" tanya Ahok.
Mantan Gubernur DKI itu juga bertanya tentang apakah selama ini Jokowi bisa kerja atau tidak sebab dia merasa tahu betul kinerja mantan koleganya tersebut.
"Terus Ibu pikir Pak Jokowi juga bisa kerja? Saya lebih tahu dan sebenarnya saya nggak enak bilang depan umum," kata Ahok.
Kuda Putih Jokowi

Sejumlah narasi mencuat atas kemunculan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok BTP dalam kampanye calon presiden-wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Ahok BTP yang harus menanggalkan jabatan sebagai Komisaris Utama PT Pertamina untuk bisa ikut kampanye Ganjar-Mahfud ini justru banyak yang menarasikan sebagai kuda putih Jokowi.
Kuda putih Jokowi ini dimaksud sebagai pion yang sengaja dimainkan Presiden Jokowi untuk mengacau PDIP dari dalam.
Ahok BTP disebut akan menghambat pembentukan koalisi paslon nomor 03 dan paslon nomor 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, jika Pilpres 2024 berlangsung dua putaran.
Hal ini beralasan dari latar belakang Ahok BTP yang pernah berseteru dengan Anies Baswedan dalam Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu.
Baca juga: Biodata Rahmat Pulungan yang Sebut Ahok BTP Tak Etis Mundur dari Pertamina, Karir Moncer di BUMN
Dulu, keduanya kerap adu argumen perihak lebijakan yang diambil untuk DKI Jakarta.
Kritik kerap dilontarkan Ahok kepada Anies. Begitu pula dengan Anies, yang juga kerap mengkritik masa-masa kepemimpinan Ahok kala itu.
Kasus yang masih hangat dalam ingatan juga tentang kasus penistaan agama yang menimpa Ahok.
Mantan Gubernur DKI itu dilaporkan atas tuduhan penistaan agama jelang Pilkada DKI 2017.
Imbasnya, Ahok divonis penjara selama 2 tahun.
Sementara itu, Anies dan Sandiaga Uno saat itu memenangi kursi DKI-1 dan DKI-2.
Benarkah Ahok kuda putih Jokowi?
Calon wakil presiden (cawapres) 01 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyangsikan kabar yang menarasikan Ahok sebagai kuda putih Jokowi.
Cak Imin dengan tegas mengaku tak sependapat dengan anggapan tersebut.
Ia menilai bahwa Ahok sejak awal sudah menolak adanya dinasti politik, termasuk pencalonan cawapres 02 Gibran Rakabuming Raka.
"Dari awal, Ahok konsisten menolak dinasti," kata Cak Imin di Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (5/2/2024).
"Saya melihat Ahok dari awal konsisten menolak Gibran dan menolak dinasti," lanjutnya.
Lebih lanjut, Ketua Umum PKB itu mengatakan narasi Ahok sebagai kuda putih Jokowi bukan urusannya.
Sebelumnya, Ganjar Pranowo selaku capres nomor urut 03 dan diusung koalisi PDIP juga meragukan kabar itu.
Ganjar mengatakan, semua bisa berasumsi termasuk isu Ahok sebagai kuda putih Presiden Jokowi.
"Ya semuanya akan bisa mempertimbangkan, memperhitungkan, berasumsi," kata Ganjar seusai kampanye akbar di BSCC DOME, Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (6/2/2024).
Namun, ia menegaskan, Ahok merupakan sahabatnya.
Ganjar meyakini mantan Gubernur DKI Jakarta itu memiliki nilai-nilai dalam berjuang.
"Tapi Ahok teman saya. Dia sudah lama bersama saya dan tentu saja dia punya nilai-nilai."
"Nilai-nilai itu dia tunjukkan waktu jadi anggota DPR, waktu jadi wakil gubernur, kemudian menjadi gubernur sebentar, lalu kemudian dia tidak bisa menjadi gubernur," ujar Ganjar.
Ganjar lalu mengungkit ketika Ahok dijebloskan ke penjara karena kasus penistaan agama pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.
Ganjar menyebut bahwa Ahok ikhlas menerima nasib itu.
Setelah keluar dari penjara, kata dia, Ahok pun ditunjuk sebagai Komisaris Utama PT. Pertamina (Persero) dengan gaji yang cukup besar.
Layaknya ikhlas dengan kasus yang dulu, Ganjar menganggap Ahok keluar dari Pertamina juga karena sebuah nilai.
"Ingat semua kasusnya? Orang jualan ayat, dan kemudian dia masuk penjara, dan dia ikhlas itu, lalu dia menjadi seorang profesional dengan bayaran yang cukup, dan dia memilih keluar untuk membantu saya karena sebuah nilai," tutur Ganjar.
"Sehingga harapan kita, kalau orang nanti mau bergabung atau tidak bergabung, kami punya nilai dan nilai itu secara universal bisa dipertanggung jawabkan. Take it or leave it," imbuh Ganjar menambahkan.
Sebagian artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Ahok Ungkit Nawacita Dikerjakan Jokowi, Disusun PDIP
Basuki Tjahaja Purnama
Ahok BTP
Ahok BTP Serang Anies Baswedan
Ahok Kuda Putih Jokowi
Ganjar-Mahfud
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Habib Najib : Kiai Kampung se-Indonesia Akan Gelar Doa Bersama, Doakan Pemerintahan Baru |
![]() |
---|
Megawati Belum Tentukan Sikap Politik PDIP di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Sumber Kekayaan Raffi Ahmad yang Digadang-gadang Masuk Bursa Menteri Prabowo dan Cawagub Jateng |
![]() |
---|
Kekayaan Eko Patrio Politisi asal Nganjuk yang Disiapkan Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran |
![]() |
---|
Rekam Jejak Eko Patrio yang Disiapkan Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, Asal Nganjuk Jatim |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.