Berita Madiun

SMPN Satu Atap Gemarang Kabupaten Madiun Kekurangan Murid, Total cuma Ada 23 Siswa di 2024

SMPN Satu Atap Gemarang, Kabupaten Madiun, kekurangan murid, Selasa (30/1/2024).

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: irwan sy
febrianto ramadani/surya.co.id
Suasana kegiatan belajar mengajar kelas 7 di SMPN Satu Atap Gemarang Kabupaten Madiun yang hanya dihuni empat murid, Selasa (30/1/2024). 

SURYA.co.id | MADIUN - SMPN Satu Atap Gemarang, Kabupaten Madiun, kekurangan murid, Selasa (30/1/2024).

Begitu sedikitnya, pada ruang kelas 7 hanya diisi 4 murid saja.

Kondisi bangunan hingga fasilitas seperti laboratorium juga tidak layak digunakan.

Tak sedikit bagian atap plafon berlubang, menimbulkan kekhawatiran ditengah memasuki musim hujan.

Kepala SMPN Satu Atap Gemarang, Bambang Sugiarto, mengatakan jumlah total murid dari kelas 7 sampai dengan 9 sebanyak 23 siswa.

Sebagian di antaranya berasal dari Desa Batok, namun yang paling jauh yaitu Desa Jonggol.

“Kelas VII 4 anak, kelas VIII 11 anak, dan Kelas IX 8 anak. Total 23 murid, tahun lalu 27 anak,” ujar Bambang.

Dirinya menilai, minimnya murid ini disebabkan karena faktor daerah yang terpencil,  serta sulitnya akses untuk pergi ke sekolah karena jalan rusak.

“Dulunya ada mobil untuk transportasi namun sekarang sudah tidak ada. Jadi banyak yang putus sekolah karena kendala motor atau kendaraan buat menjemput,” tuturnya.

Selama ini, Bambang bersama tenaga pengajar masif melakukan sosialisasi.

Tujuannya, agar banyak siswa yang mau bersekolah.

“Ada yang berminat, hanya fasilitasnya saja kurang mumpuni. Beberapa yang rusak diantaranya ruang kelas, ruang guru, laboratorium ipa, perpustakaan,” paparnya.

Bambang juga menambahkan upaya untuk mempertahankan sekolah ini adalah dengan mencari siswa melalui PPDB dan menekankan wajib belajar 12 tahun.

“Apapun itu segala hal yang membuat anak  mau bersekolah akan kami upayakan. Jika tidak ada transportasi akan kami jemput,” tuturnya.

Pihaknya hanya membutuhkan perhatian berupa gedung, beserta sarana dan prasarana memadai, termasuk penambahan Sumber Daya Manusia.

Sebab, 6 guru yang ada terpaksa merangkap jabatan di bidang administrasi.

“Untuk guru yang kurang yaitu guru matematika, SBK dan bahasa jawa. Penyusutan murid ini terjadi sejak 2020. Sebelumnya per kelas itu ada 15 siswa dan sekarang tinggal 4, 8 siswa,” pungkas Bambang.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved