Berita Madiun

Meski Jumlah Siswa Minim, Dispendikbud Tetap Pertahankan SMPN Satu Atap Gemarang Madiun

Kadispendikbud Kabupaten Madiun Siti Zubaidah mengatakan, sekolah tertinggal dan minim murid masih dipertahankan dengan berbagai pertimbangan.

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Febrianto Ramadani
Suasana kegiatan belajar mengajar di SMPN Satu Atap Gemarang, Kabupaten Madiun, Selasa (30/1/2024). 

SURYA.CO.ID, MADIUN - Pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud) Kabupaten Madiun, buka suara mengenai minimnya murid di SMPN Satu Atap Gemarang.

Kadispendikbud Kabupaten Madiun Siti Zubaidah mengatakan, beberapa sekolah dengan kategori afirmasi atau tertinggal dan minim murid masih dipertahankan dengan berbagai pertimbangan.

“Setiap anak punya hak untuk mendapatkan pendidikan. Meskipun tempat tinggalnya di daerah terpencil, tanggung jawab pemerintah memastikan anak-anak mendapatkan akses pendidikan,” tegas Siti Zubaidah, Selasa (30/1/2024).

Baca juga: Guru SMPN Satu Atap Gemarang Madiun Ungkap Suka Duka Mengajar di Daerah Terpencil

Menurutnya, jika tidak ada satu pun sekolah yang beroperasi di daerah terpencil, tentu berdampak terhadap hak pendidikan anak-anak lingkungan sekitar.

“Pasti tiap ada di Kecamatan, khususnya kecamatan yang berada pada lokasi-lokasi sulit, seperti Kecamatan Gemarang, Kecamatan Kare, Kecamatan Dagangan. Sekolah di lokasi tersebut tetap dipertahankan,” ucapnya.

Dispendikbud, lanjut Siti, akan terus mengupayakan langkah terbaik. Karena sekarang ini Pemerintah Kabupaten Madiun sedang menata tenaga SDM terkait, maupun tenaga guru.

“Tahun ini, sekitar 378 PPPK untuk kecukupan tenaga kebutuhan sekolah. Nanti kalau dari PNS dan PPPK tidak mencukupi, kami ada mendapat program dari pemerintah pusat, pendidikan profesi guru,” ungkapnya.

Siti memaparkan, program tersebut memberikan solusi dari permasalahan kekurangan tenaga pendidik dan kependidikan.

“Mahasiswa yang nanti baru lulus, diberikan kesempatan untuk ikut seleksi, ada universitas-universitas tertentu yang mendapatkan program itu,” paparnya.

Kemudian, imbuh Siti, seusai seleksi bisa diberdayakan di sekolah. Agar penanganan lebih maksimal, pihaknya juga menjalin komunikasi dengan beberapa kampus ternama, memberikan kesempatan untuk ikut membantu di sekolah terpencil.

“Dari langkah itu, sebagai solusi dengan pemenuhan kebutuhan guru. Terutama yang memasuki masa pensiun, kemudian tidak tercukupi dengan rekrutmen yang ada,” pungkas Siti.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved