Pilpres 2024

Telanjur Heboh Ucapan Mahfud MD Membiarkan Ibu-ibu Melahirkan Anak Tak Berakhlak, Ini Klarifikasinya

pernyataan para ibu berdosa karena melahirkan anak yang tidak akhlaknya itu diucapkan Mahfud MD dalam acara Tabrak Prof di Lampung, Kamis (25/1/2024).

Editor: Musahadah
Sofyan Arif Candra/TribunJatim.com
Cawapres Nomor Urut 3 Mahfud MD ditemui di Desa Sukorejo, Kecamatan Gandusari, Trenggalek. Ini klarifikasi atas ucapannya yang viral. 

SURYA.CO.ID I JAKARTA - Telanjur heboh dan jadi polemik, calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD akhirnya mengklarifikasi pernyataannya tentang para ibu telah berdosa karena melahirkan anak yang akhlaknya buruk.

Seperti diketahui, pernyataan para ibu berdosa karena melahirkan anak yang tidak akhlaknya itu diucapkan Mahfud MD dalam acara Tabrak Prof di Lampung, Kamis (25/1/2024).

"Membiarkan emak-emak dan ibu-ibu untuk melahirkan anak-anak yang tidak berakhlak, itu adalah satu dosa besar kepada bangsa ini. Bangsa ini akan hancur manakala generasi mendatang itu tidak punya etika dan tidak punya akhlak," kata Mahfud saat itu.

Pernyataan ini pun ramai, bahkan banyak ibu-ibu yang marah di media sosial karena hal itu. 

Setelah ramai, Mahfud MD pun menjelaskan maksud ucapannya. 

Baca juga: Setelah Mahfud MD Mau Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi Sebut Hak, Timnas Amin: Tak Ada Pengaruhnya

Dikatakan Mahfud,  yang berdosa adalah pemerintah jika membiarkan ibu-ibu tak mendapatkan pekerjaan yang layak.

Menko Polhukam ini menegaskan, dirinya tidak bermaksud untuk mengecap ibu-ibu sebagai orang berdosa.

"Itu konteksnya ada yang tanya dalam pertemuan. Pak gimana, kalau ibu melahirkan anak tidak berakhlak. Saya bilang, ya dosa kita kalau membiarkan ibu itu melahirkan anak tak berakhlak, kita yang dosa, bukan ibunya yang dosa," kata Mahfud sebelum acara pertemuan tokoh adat dan agama Melayu di Hotel Premiere, Pekanbaru, Riau, Senin (29/1/2024).

Karenanya, Mahfud mendorong agar ibu-ibu perlu diberikan lapangan pekerjaan yang layak dengan upah memadai.

Menurutnya, hal tersebut penting supaya bisa menumbuhkembangkan generasi yang terdidik.

"Oleh sebab itu, saya katakan ibu-ibu itu harus diberi pekerjaan yang layak, jangan sampai kerja pagi pulang sore. Upahnya tidak layak, tidak dilindungi oleh negara, sehingga anaknya sesudah dilahirkan dibiarkan tidak dididik," ujar Mahfud.

Mahfud menerangkan, apabila ibu-ibu diberi kesejahteraan dalam pekerjaan, maka anak akan terdidik dengan baik jika kesejahteraan di rumah tercipta.

"Kami katakan, besok perlindungan ibu-ibu itu dari sudut ketenagakerjaan akan kita beri perhatian untuk lebih sejahtera agar anak-anak itu bisa dididik dengan baik dan berakhlak," ucapnya.

Sindir Kelakuan Gibran

Mahfud MD dan Gibran saat Debat Cawapres. Dianggap Menghina Gibran, Mahfud MD Tak Gentar Meski Banyak yang Melaporkan.
Mahfud MD dan Gibran saat Debat Cawapres. Dianggap Menghina Gibran, Mahfud MD Tak Gentar Meski Banyak yang Melaporkan. (Kolase Kompas TV)

Sebelumnya,Mahfud MD, menyindir kelakuan cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka.

Kelakuan Gibran saat debat cawapres, Minggu (21/1/2024), malam memang ramai jadi sorotan.

Ia tampak menunjukkan gestur celingak-celinguk usai mendengar jawaban Mahfud MD.

Menurut Mahfud, "pelatih" Gibran menyuruhnya melakukan hal itu karena berasumsi bahwa Mahfud bisa dikerjai.

"Jadi Mas Gibran tuh, Mas Gibran itu dilatih agar gini-gini (celingak-celinguk) biar mempermalukan saya," kata Mahfud dalam acara Tabrak Prof! Semarang, Selasa (23/1/2024), dikutip dari akun YouTubue miliknya.

"Maunya mempermalukan kan, saya permalukan balik," ujar dia.

Mahfud berpandangan, pertanyaan terkait "greenflation" yang diajukan Gibran kepadanya sesungguhnya tidak berisi, sehingga ia sebut sebagai pertanyaan receh.

Ia mengingatkan, sebuah pertanyaan semestinya disampaikan dengan memaparkan latar belakang peristiwa diikuti dengan menanyakan pendapat lawan bicara atas peristiwa itu.

"Ini belum ada peristiwanya, langsung tanya, 'Apa menurut bapak tentang ini', itu kan secara akademis untuk anak SD kelas 3, secara akademis itu mentah," kata Mahfud.

Oleh sebab itu, pada debat lalu, Mahfud menolak menjawab pertanyaan Gibran karena menurutnya tak layak untuk dijawab dalam forum terhormat.

Gibran sempat membuat gestur celingukan saat sesi tanya jawab debat keempat Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, Minggu (21/1/2024) malam.

Momen itu terjadi ketika ia melontarkan pertanyaan ke Mahfud. Mulanya, Gibran bertanya ke Mahfud mengenai cara mengatasi greenflation.

“Bagaimana cara mengatasi greenflation? Terima kasih,” kata Gibran.

Mahfud pun menjawab pertanyaan Gibran terkait cara mengatasi greenflation atau inflasi hijau.

Menurut Mahfud, greenflation sama halnya seperti ekonomi hijau.

Mendengar jawaban itu, Gibran merespons.

Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu tampak berakting seperti seseorang yang sedang mencari.

“Saya lagi nyari jawabannya Prof Mahfud, saya nyari-nyari di mana ini jawabannya? Kok enggak ketemu jawabannya? Saya tanya inflasi hijau kok malah menjelaskan ekonomi hijau,” tutur Gibran.

Gibran pun mencontohkan, greenflation seperti halnya demo rompi kuning di Perancis.

“Bahaya sekali, sudah memakan korban, nah ini harus kita antisipasi jangan sampai terjadi di Indonesia. Kita belajar dari negara maju.

Negara maju saja masih ada tantangan-tantangannya. Intinya transisi menuju energi hijau harus super hati-hati,” kata Gibran.

Saat Gibran selesai menjelaskan, moderator pun memberikan kesempatan Mahfud untuk menanggapi. Menurut Mahfud, jawaban Gibran juga “ngawur”.

“Saya juga mencari tuh, jawabannya ngawur juga tuh.

Ngarang-ngarang ndak karuan, mengaitkan dengan sesuatu yang tidak ada. Kalau akademis itu tanya-tanya kayak gitu recehan,” ujar Mahfud.

Menurut Mahfud, pernyataan Gibran itu tidak perlu ditanggapi atau dijawab.

“Oleh sebab itu, itu tidak layak dijawab menurut saya.

Oleh sebab itu saya kembalikan ke moderator. Ini ndak layak dijawab pertanyaan kayak gini,” kata Mahfud.

Moderator pun sekali lagi mempertegas kepada Mahfud, tetapi jawaban Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan itu tetap sama.

“Saya kembalikan, ndak ada gunanya menjawab,” kata Mahfud.

Mau Mundur

Mahfud MD mengungkapkan arti ucapan terima kasih yang ditujukan kepada Presiden Jokowi saat Debat Pilpres 2024, Minggu (21/1/2024).

Ternyata, ucapan itu sebagai isyarat Mahfud MD akan mundur dari jabatan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).

Hal itu diungkap Mahfud MD saat menghadiri acara 'Tabrak Prof!' bersama anak muda Semarang, Jawa Tengah, Selasa (23/1/2024). 

"Jika saudara cermat, pada penutupan Debat Cawapres lalu, saya kan membacakan pernyataan 'Saya berterima kasih kepada Pak Jokowi yang sudah mengangkat saya 4,5 tahun lalu sebagai Menko Polhukam'."

"Saya percaya, beliau ada niat baik untuk rakyat ketika mengangkat saya. Dan saya membantunya. Sekarang pun saya bersedia bersama Mas Ganjar untuk melanjutkan tugas-tugas karena Pak Ganjar sosok yang pro rakyat," katanya.

Mahfud MD mengaku, ia sudah membicarakan hal tersebut dengan pasangannya di Pilpres 2024, Ganjar Pranowo. 

"Apa yang disampaikan Pak Ganjar ke publik sore ini adalah kesepakatan saya dan Pak Ganjar sejak awal. Bahwa saya pada saat yang tepat nanti pasti akan mengajukan pengunduran diri secara baik-baik,” tuturnya.

Namun, Mahfud MD tak ingin tergesa-gesa. Ia akan mundur dari jabatan itu pada saat yang tepat. 

Mahfud lantas menyebut ada beberapa hal yang membuatnya belum mundur hingga saat ini. 

Pertama, terkait aturan yang tidak melarang capres-cawapres merangkap sebagai pejabat publik. 

Alasan kedua, karena Mahfud MD ingin memberikan contoh kepada paslon (pasangan calon) lain yang juga merangkap jabatan.

Mahfud menegaskan tak pernah menggunakan fasilitas negara untuk melancarkan kampanye.

Ia pun tetap menyelesaikan kewajibannya sebagai Menko Polhukam. 

"Kedua, saya ingin memberi contoh kalau saya jadi cawapres masih merangkap. Saya tidak pernah menggunakan fasilitas negara. Saya masih berkantor di Polhukam."

"Semua tugas dan surat pasti selesai tidak sampai seminggu di meja saya. Saya minta kepada pemerintah daerah yang kenal baik saja, jangan menjemput dan melayani ketika saya ke daerah."

"Saya tidak mau menggunakan jabatan saya untuk fasilitas kepemerintahan. Maksud saya, ini agar ditiru oleh yang lain. Hanya minta pengamanan polisi saja," katanya.

Sayangnya, Mahfud merasa perbuatannya tidak dicontoh oleh paslon lain. Bahkan, kata Mahfud, ada paslon lain yang menyalahgunakan fasilitas dan kewenangannya.

"Saya kira percontohan saya sudah cukup, tinggal menunggu momentum," ujarnya lagi.

Saat ini, Mahfud MD sedang menyelesaikan semua tugasnya sebagai Menko Polhukam sebelum resmi mundur dan fokus pada pencalonannya di Pilpres 2024. 

"Ada tugas negara yang harus saja jaga, jangan sampai kacau. Dalam rangka transisi."

"Saya menghormati Presiden Jokowi yang mengangkat saya, 4,5 tahun lalu dengan penuh ketulusan. Sekarang saya meneruskan ketulusan itu dengan Ganjar Pranowo," terang pria asal Madura ini.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pernyataannya Dipelintir di Medsos, Mahfud MD: yang Berdosa Bukan Ibunya, Tapi Kita yang Membiarkan

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved