Pilpres 2024

SOSOK Sulaisi Ketua Relawan Prabowo-Gibran Sumenep yang Rumahnya Diserang OTK, Motor Ludes Terbakar

Inilah sosok Sulaisi Abdurrazaq, Ketua Relawan Prabowo-Gibran Kabupaten Sumenep, Madura yang rumahnya diserang OTK.

Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Musahadah
kolase ali syahbana/istimewa
Sulaisi Abdurrazaq, Ketua Relawan Prabowo-Gibran Kabupaten Sumenep yang rumahnya diserang orang tak dikenal pada Senin (29/1/2024). 

Sebelumnya, anggota Relawan Prabowo-Gibran Kabupaten Sampang, Madura, Muara (50) ditembak orang tak dikenal pada Desember 2023. 

Namun, hasil penyidikan polisi mengungkap penembakan itu tidak ada kaitannya dengan politilk. 

Muara ditembak karena dendam seorang kepala desa (kades) berinisial MW (37).

Kades MW memerintah empat eksekutor yakni AR (31) warga Pandaan, Pasuruan; HH (32) warga Pandaan, Pasuruan, H (52) warga Banyuates, Sampang; dan S (64) warga Banyuates, Sampang. 

Direktur Ditreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Totok Suharyanto, mengungkapkan, MW yang seorang kades, bertindak sebagai otak kejahatan sekaligus penyedia dana, termasuk sarana senjata api dan motor. 

Kepada para eksekutornya, MW menjanjikan uang sekitar Rp 500 juta setelah rampung menjalankan misinya. 

Baca juga: Penembak Relawan Prabowo-Gibran di Sampang Dijanjikan Upah Setengah Miliar, Kecele Dibayar Segini

Namun, hingga kasus ini terungkap, MW baru memberikan uang upah dan operasional pelaksanaan misi sekitar Rp 50 juta. 

Sementara dua senjata api yang disediakan MW diantaranya pistol revolver kaliber 38 merek S&N, dan pistol merek colt kaliber 9 mm, miliknya sendiri.  

Sebelum mengeksekusi korbannya, eksekuor AR sempat mengintai enam hari. 

Kemudian pada hari eksekusi,  tersangka AR mengajak HH (32). 

"Dia yang menerima Rp 50 juta. Kemudian mengintai selama 6 hari, dan membagi uang tersebut Rp 5 juta ke tersangka lain," terangnya. 

Tersangka HH, menurut Totok, bertindak sebagai joki motor sarana aksi yakni Yamaha Nmax berwarna putih, membonceng Tersangka AR. 

Lalu, ada Tersangka H (52), berperan memberikan informasi kepada tersangka MW yang akan merencanakan aksi tersebut. 

Tersangka H juga menyuruh S untuk mengawasi dan memantau keberadaan korban sebelum hari eksekusi, termasuk memberikan fasilitas alat komunikasi.

"Dia bantu penembakan, dan mencari korban, beri info keberadaan korban," katanya.
 
Terakhir, tersangka S (53), bertindak sebagai mengawasi dan memantau kegiatan korban setiap harinya sebelum hari eksekusi penembakan.

"Dia disuruh tersangka H melakukan pengawasan sampaian hari eksekutor," jelasnya. 

Saat mengeksekusi Muara, tersangka AR menggunakan Pistol Revolver S&W milik MW.

Lalu, siapa sebenarnya MW? 

Totok memastikan MW adalah kades (lurah) Ketapang Daya, Sampang, Madura. 

Totok memastikan, ternyata aksi penembakan yang dilakukan kelima tersangka kejahatan tersebut tidak ada kaitannya dengan masalah politik, meskipun Muara adalah relawan Prabowo-Gibran. 

Penembakan itu dilatarbelakangi oleh dendam pribadi yang dipendam oleh tersangka MW. 

Dendam itu disebabkan peristiwa lima tahun lalu, yakni tahun 2019. 

Saat itu ada teman MW pada yang pernah menjadi korban insiden penembakan yang dilakukan korban Muara. 

"Tidak ada kaitannya motif politik. 2019 anak buahnya si MW jadi korban penembakan yang dilakukan korban," ungkapnya. 

Disinggung mengenai peristiwa detail yang memicu dendam tersangka MW sejak lima tahun lalu, Totok menegaskanhal itu sudah diungkap dalam persidangan 2019 silam. 

Dan pihaknya memperoleh pengakuan langsung dari tersangka MW bahwa pada peristiwa tersebut si korban sempat melakukan aksi penembakan hingga mengenai teman atau anak buah MW.

"Karena proses penyelidikan kasus 2019 faktanya sudah dekat di persidangan. Intinya dia dendam kejadian tahun 2019 anak buah tersangka ini terluka tembak, dan yang melakukan si korban," tegasnya. 

Totok mengatakan, para tersangka berupaya kabur dan menghilangkan jejak aksi kejahatannya usai menuntaskan penembakan kepada korban. 

Dua orang eksekutor; Tersangka AR dan HH, yang mengendarai motor Yamaha Nmax, dengan berbekal senjata api merek Revolver S&W kaliber 38 mm, bergegas kembali ke rumah Tersangka MW yang masih berada di satu kabupaten. 

Setibanya di rumah Tersangka MW yang dijadikan 'safe house', para eksekutor mulai mengganti pakaian yang dikenakannya. 

"Setelah menembak, kemudian dia (eksekutor) kembali ke rumah si MW tadi. Kemudian melepas bajunya seluruhnya disamping rumah," ujarnya di Ruang Konferensi Pers di Gedung Bidang Humas Mapolda Jatim, Kamis (11/1/2024). 

Lalu, tersangka AR dan HH diantar oleh seorang saksi pesuruh Tersangka MW mengendarai mobil untuk kembali pulang ke rumahnya di Kawasan Pandaan, Kabupaten Pasuruan. 

"Setelah itu yang bersangkutan diantar menggunakan kendaraan oleh salah satu saksi. Kemudian setelah diantar, dikeluarkan di tol Pandaan," katanya. 

Agar makin mengaburkan ingatan para saksi di sekitar lokasi kejadian yang mungkin sempat melihat aksi penembakan tersebut

Tersangka MW, lanjut Totok, ternyata juga berupaya mengganti warna cat dasar motor sarana aksi kedua eksekutor.

Motor sarana aksi Yamaha Nmax yang semula berwarna dasar putih, diubah warna catnya menjadi berwarna merah. 

"Iya benar, dia juga berupaya menggantikan warna cat motor," jelasnya. (berbagai sumber/tribun jatim)

 

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved