Pemilu 2024

Sosok Samudi Office Boy yang Nekat Maju Jadi Caleg, Gaji Rp 2,4 Juta untuk Keluarga dan Kampanye

Inilah sosok Samudi, office boy yang nekat maju jadi calon legislatif atau caleg. Gaji Rp 2,4 Juta dibagi untuk Keluarga dan Kampanye.

kolase Kompas.com
Kolase foto Samudi, Office Boy yang Nekat Maju Jadi Caleg. 

SURYA.co.id - Sosok seorang office boy bernama Samudi (41) baru-baru ini jadi sorotan karena kenekatannya.

Ia nekat maju sebagai calon legislatif atau caleg.

Padahal, gaji Samudi per bulan sebagai office boy cuma Rp 2,4 juta.

Samudi harus memmbagi gajinya itu untuk menghidupi keluarga dan kampanye.

Samudi merupakan calon anggota legislatif (caleg) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Serang, Banten, berjuang memperebutkan satu kursi pada Pileg 2024.

Caleg daerah pemilihan (dapil) 1 Kota Serang dari Partai Gerindra nomor urut dua itu optimistis menang meski dengan keterbatasan dana untuk kampanye.

Setiap bulan Samudi menyisihkan Rp 200.000 untuk kebutuhan kampanye.

"Baru kali ini saya nyaleg karena ingin menunjukan eksistensi putra daerah dengan keterbatasan ekonomi, tapi semangat ingin berbuat, dan memberikan perubahan di Kota Serang," kata Samudi, Kamis (25/1/2024), melansir dari Kompas.com.

Sebelum bekerja sebagai office boy tahun 2014, bapak tiga orang anak ini bekerja sebagai petugas keamanan mall di Kota Serang selama tiga tahun.

Pada 2013, Samudi bertemu dengan almarhum Desmon J Mahesa di mal tersebut dan diajak untuk bekerja bersama Anggota DPR RI itu.

"Saya awalnya ngikut almarhum Pak Desmond, Saya lihat cara berpolitik, cara bertemu masyarakat, kebaikannya.

Akhirnya saya sedikit tahu belajar dari almarhum," ujar dia.

Selain office boy, Samudi juga dipercaya sebagai sopir mobil ambulans partai besutan Prabowo Subianto itu.

Namun, pekerjaan sebagai supir dijalankan sebagai bentuk kepeduliannya dan partai memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan kendaraan ambulance.

"Motivasi yang didapat dari almarhum membuat Saya semangat walau uang gak punya, hanya semangat saja modalnya. Kalau gaji Rp2,4 juta. Itu cukup engga cukup di cukup-cukupin," kata dia.

Selama menjadi Caleg pekerjaan lainnya juga diambil untuk menambah pundi-pundi untuk biaya kampanye.

Apalagi, dengan modal terbatas dirinya harus lebih banyak terjun ke masyarakat dengan cara kampanye door to door.

Hal itu dilakukan agar masyarakat mengenalnya, dan bisa tahu keluh kesah warga di dapilnya yakni Kelurahan Sumur Pecung, Lopang, Kaligandu, Unyur, Sukawana dan Trondol.

Sedangkan untuk mengakali biaya pembuatan alat praga kampanye, Samudi mengaku mendapatkan bantuan dari caleg DPR RI dan DPR Provinsi.

"Kalau untuk APK, sering ada caleg lain yang ngasih buat tambahan, APK juga dibantu sama bu Annisa (caleg DPR RI)," ucap dia.

Samudi berharap dengan keterbatasan dapat menang dan bisa banyak berbuat untuk masyarakat ibu Kota Provinsi Banten.

"Dari office boy, sopir yang penting saya sudah berjuang. Jadi atau tidaknya ada di tangan Allah," tandas Samudi.

Ketua DPD Partai Gerindra Banten Andra Soni mengatakan, Samudi merupakan salah satu caleg duafa yang semangat berjuang meski ada keterbatasan biaya.

"Dia tidak banyak uang tapi mau dan rajin bergerak, dia door to door setiap hari,' kata Andra.

Ketua DPRD Banten itu juga melihat semangat Sumadi yang ingin berjuang bersama memenangkan calon presiden Prabowo Subianto.

"Dia ingin terlibat langsung berjuang bersama Prabowo. Saya doakan dengan kerja keras, semangat dan keterbatasan, Samudi dapat terpilih," ujar dia.

Caleg Bondowoso Nekat Jual Ginjal untuk Dana Kampanye

Sebelumnya, yang tak kalah jadi sorotan adalah Erfin Dewi Sudanto, Caleg DPRD Bondowoso yang berencana menjual ginjalnya untuk dana kampanye Pemilu 2024.

Langkah nekat Caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) di Daerah Pemilihan (Dapil) Bondowoso tersebut, juga dituangkan dalam surat penyataan tertulis yang bermaterai Rp 10.000.

Saat dikonfirmasi, pria yang tinggal di Desa Bataan, Kecamatan Tenggarang, Bondowoso ini, mengaku nekat menawarkan ginjalnya kepada orang yang mau beli, karena biaya kampanye Pemilihan Legislatif (Pileg) cukup besar.

"Kebutuhan sangat besar sekali, terutama yang banyak seperti bansos dan kegiatan yang melibatkan masyarakat," kata Erfin Dewi Sudanto lewat sambungan telepon whatsapp, Selasa (16/1/2024).

Dia bercerita saat menggalang masa dengan mendatangani rumah warga.

Kebanyakan mereka tanya besaran uang yang akan diberikan kepada para pemilih.

"Masyarakat banyak krisis kepercayaan dengan wakil rakyat. Setiap saya soan ke rumah warga, selalu ditanya wani piro (berani berapa)," katanya.

Erfin mengaku belum bisa menafsirkan biaya kampanye yang diperlukan untuk memenangkan suara di Dapil 1 Bondowoso.

Sebab hal tersebut sangat sensitif bila dipublikasi.

"Kalau kebutuhannya dana kampanye, berat mau mengungkapkan.Nanti Disangka mau mempermainkan dan cari-cari kesempatan," paparnya.

Saat ditanya dana kampanye sebesar Rp 2 Miliar, kata dia, kemungkinan besarannya segitu yang dibutuhkan untuk bisa menang Pemilu 2024 tingkat Bondowoso.

"Kadang kan setiap Timses juga butuh uang bensin dan transport, satu orang ada Rp 200 ribu hingga Rp 100 ribu. Karena tahun 2019, teman saya ada yang tidak jadi juga dengan dana Rp 2 miliaran," katanya.

Pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Desa Bataan periode 2007-2013 tersebut mengaku jual ginjalnya tersebut untuk kepentingan masyarakat.

Sebab jadi anggota legislatif adalah jabatan publik.

"Supaya saya lebih amanah lagi (saat terpilih jadi Caleg) dengan sisa umur hidup saya. Ini bukan untuk kepentingan pribadi. Karena selain untuk membesarkan nama partai, ini juga bentuk keseriusan saya, agar ke masyarakat tidak mengkhianati nanti," tutur Erfin.

Bila nanti terpilih jadi anggota DPRD Kabupaten Bondowoso.

Dia juga berujar bahwa 50 persen dari gaji pokoknya selama menjabat jadi DPRD Bondowoso 2024-2029 untuk kegiatan kemasyarakatan.

"ika jadi Caleg nanti, 50 persen gaji pokok untuk masyarakat. Biar tidak anggap umbar janji," janji Erfin.

Dia beranggapan bahwa ginjal merupakan bagian raga manusia yang tidak abadi, sehingga tidak masalah jika kehilangan anggota badan tersebut.

Karena yang terpenting orang adalah jiwanya.

"Yang terpenting jiwa kita, hati nurani kita dan ruh kita yang akan dikenang oleh masyarakat," urai Erfin.

Namun, Erfin mengaku tidak bisa mengungkap besarnya uang yang harus disiapkan untuk membeli ginjalnya.

Sebab ini untuk kepentingan jangka panjang.

"Jadi saya harus ngobrol dulu, kalau cocok Oke. Karena ini bukan untuk kepentingan dunia saja, tetapi untuk amal ibadah saya sampai akhirat," katanya.

>>>Ikuti Berita Lainnya di WhatsApp SURYA.co.id

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved