Pemilu 2024

3 Capres Dituding Kurang Peduli, APPTN Tegaskan Belum Ada Program Mendukung Ekosistem Tembakau

Maka dengan begitu semua petani dan pekerja tembakau di negeri ini, merasa memiliki pemimpin yang tepat dan pro kepada mereka

Penulis: Muchsin | Editor: Deddy Humana
surya/muchsin
Koordinator Nasional APPTN, Samukrah mengungkapkan ketidakseriusan tiga pasangan capres dan cawapres terhadap petani dan pekerja tembakau. 

SURYA.CO.ID, PAMEKASAN – Asosiasi Petani dan Pekerja Tembakau Nusantara (APPTN) masih memberi penilaian miring atas program-program yang dipaparkan tiga pasangan calon (paslon) calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) dari empat debat Pemilu 2024.

Tudingan itu beralasan, karena semua ide yang dipaparkan ketiga paslon itu dinilai belum memikirkan keberadaan dan kondisi petani tembakau di Indonesia. Bahkan APPTN menganggap ketiga paslon hanya menjadikan ekosistem tembakau sebagai komoditas kampanye saja.

"Dan selama ini, tidak ada keseriusan dan ketegasan dari ketiganya dalam mengangkat nasib petani tembakau dan masa depan industri hasil tembakau (IHT)," kata Koordinator Nasional APPTN, Samukrah dalam diskusi bertajuk Masa Depan Tembakau dan Industri Hasil Tembakau Pasca Pilpres, di Waroeng Jawa, Andayani, Pamekasan, Kamis (25/1/2024).

Samukrah menambahkan, dari perkembangan gagasan yang disampaikan ketiga capres dan cawapres, tidak satu pun menjelaskan regulasi apa yang akan dilakukan jika terpilih. "Padahal ini sangat penting, karena ratusan ribu bahkan jutaan warga yang terlibat dan menggantungkan hidupnya pada komoditas tembakau ini,” ujar Samukrah.

Menurut Samukrah, seharusnya saat masa kampanye merupakan waktu yang baik dan tepat bagi ketiga kandidat untuk menjelaskan gagasan dan solusinya terhadap IHT yang seimbang.

Samukrah berharap keseriusan ketiga calon pemimpin negeri ini untuk menerbitkan regulasi yang positif. Dan jika nanti terpilih maka akan menaruh perhatian besar untuk pembenahan bermacam problematika yang dirasakan ekosistem tembakau dari hulu ke hilir.

“Maka dengan begitu semua petani dan pekerja tembakau di negeri ini, merasa memiliki pemimpin yang tepat dan pro kepada mereka. Karena tembakau merupakan sumber penghidupannya,” kata Samukrah.

Dijelaskan pula, antara petani dan pekerja tembakau memiliki kaitan langsung dengan kesejahteraannya. Karena presiden dan wakilnya kelak, ternyata benar-benar memperhatikan kehidupan masyarakat yang menjadi petani tembakau maupun sebagai pekerja tembakau.

Karenanya Samukrah berharap kesejahteraan hidup petani dan pekerja tembakau merupakan sisi penting yang harus diperhatikan bagi ketiga paslon.

“Jika regulasi untuk IHT tepat dan positif, pastinya kehidupan petani dan pekerja tembakau menjadi lebih baik dan sejahtera. Dan ketiga kandidat itu harus menyadari, mana kala nanti terpilih sebagai presiden dan wakil presiden,” papar Samukrah.

Pengamat Ekosistem Tembakau, Zainal Abidin menyatakan, Indonesia merupakan negara agraris dan sangat kaya. Di antara salah satu komoditas pertaniannya adalah tembakau, yang sudah ada sejak masa Hindia Belanda. Hanya, saja tembakau tidak dimasukkan komoditas unggulan dan justru pemerintah membuat regulasi yang membatasi komoditas ini.

Padahal, lanjut Zainal Abidin, agroekosistem tembakau cocok untuk Indonesia. Sehingga pemerintah perlu memikirkan walau terdapat dampak turunannya.

“Tembakau ini termasuk komoditas ekspor. Namun persoalannya, siapa yang akan mengekspor tembakau. Karena tembakau bukan hanya untuk bahan baku rokok. Melainkan juga bisa untuk bahan kosmetik maupun farmasi,” ujar Zainal Abidin. *****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved