Pilpres 2024

Reaksi Haji Her Setelah Kasus Gus Miftah Bagi-bagi Uang Dihentikan: Saya Tidak Akan Berhenti Sedekah

Khairul Umam alias Haji Her akhirnya lega setelah kasus Gus Miftah bagi-bagi uang di gudang tembakau miliknya

Editor: Musahadah
kolase surya/muchsin/tribunnews
Haji Her mengungkap sumber uang yang dibagi-bagikan Gus Miftah di Madura pada 18 Desember 2023. Terbaru, kasus ini dihentikan bawaslu Pamekasan. 

SURYA.co.id - Pengusaha tembakau asala Pamekasan, Madura, Khairul Umam alias Haji Her akhirnya lega setelah pengusutan kasus Gus Miftah bagi-bagi uang di gudang tembakau miliknya di pada 28 Desember 2023 dihentikan oleh badan pengawas pemilu (bawaslu). 

Bawaslu memastikan tidak ada pelanggaran pemilu dalam  kasus bagi-bagi uang yang dilakukan Gus Miftah. 

Ketua Bawaslu Pamekasan, Sukma Firdaus Umbara Tirta mengatakan, bagi-bagi uang yang dilakukan oleh Gus Miftah karena tidak memenuhi unsur pidana, seperti dijelaskan dalam pasal 523 Undang-undang nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu. 

"Gus Miftah tidak termasuk dalam struktur tim kampanye pasangan calon Prabowo-Gibran. Maka secara otomatis tidak memenuhi unsur pidana Pemilu sehingga penyelidikan distop," kata Sukma. 

Sukma menambahkan, uang yang dibagikan Gus Miftah juga bukan bersumber dari tim pemenangan atau dari calon, melainkan uang Haji Her sendiri. 

Baca juga: IMBAS Gus Miftah Diperiksa di Rumah Terkait Bagi-bagi Uang di Madura, Bawaslu Pamekasan Digeruduk

"Penjelasan Haji Her, uang yang dibagi itu uangnya sendiri bukan calon atau tim kampanye," ungkap Sukma. 

Terkait hal ini, Haji Her mengatakan, sejak awal dirinya sudah yakin bahwa bagi-bagi uang itu bukan bertujuan politik.

Alasannya, bagi-bagi uang itu rutin dilakukannya kepada masyarakat.

Namun pada saat kedatangan Gus Miftah, bagi-bagi uang itu kemudian diarahkan kepada kegiatan politik. 

"Saya sudah biasa sedekah dari dulu tapi tidak diviralkan, mungkin karena bukan tahun politik," ujar Haji Her, Senin (15/1/2024). 

Pria yang juga pengagum Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini menambahkan, sebagai warga negara yang taat hukum, dirinya rela mengikuti ketentuan yang diminta oleh Bawaslu.

Haji Her mendatangi kantor Bawaslu Pamekasan untuk menjelaskan semuanya. 

"Sejak awal keterangan saya tidak dibuat-buat soal sedekah di gudang itu. Itu murni tidak ada unsur politiknya," imbuhnya. 

Her sendiri mengaku lega setelah Bawaslu memutuskan bahwa tidak ada unsur pidana dalam peristiwa tersebut.

"Saya tidak akan berhenti sedekah kepada masyarakat karena ada kejadian kemarin. Saya lega Bawaslu tidak menilai sebagai pelanggaran," ungkapnya. 

Sebelumnya, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Pamekasan mendatangi rumah  Gus Miftah di Sleman, Yogyakarta pada Senin (8/1/2024). 

Bawaslu Pamekasan tiba di rumah Gus Miftah di Purwomartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta didampingi Bawaslu Sleman. 

Gus Miftah didatangi Bawaslu Pamekasan di rumahnya setelah videonya saat bagi-bagi uang di Madura viral di media sosial.
Gus Miftah didatangi Bawaslu Pamekasan di rumahnya setelah videonya saat bagi-bagi uang di Madura viral di media sosial. (kolase istimewa/kompas.com)

Dikutip dari kompas.com, Gus Miftah mengakui pemeriksaan padanya.  

"Intinya Bawaslu memeriksa saya terkait dengan video sedekah Saya di Pamekasan," ujar Gus Miftah usai dimintai klarifikasi.

Gus Miftah menyebut Bawaslu Pamekasan bertanya terkait sumber uang yang dibagikan dalam video tersebut.

Selain itu, dia juga ditanya tentang acara di Pamekasan yang dihadirinya.

"Jadi kembali saya tegaskan bahwa uang yang dibagi itu, satu bukan uang saya. Nomor dua, itu acara sedekah sebagaimana saya sedekah di pondok. Itu saja," tegasnya.

Terkait adanya salah satu orang yang membawa kaos bergambar calon presiden (capres) Prabowo Subianto, Gus Miftah mengaku baru mengetahui setelah video tersebut beredar.

Gus Miftah juga sudah memberikan penjelasan kepada Bawaslu Pamekasan terkait adanya kaos tersebut.

"Kalau saya mau kampanye logikanya kenapa cuma satu kaos, kenapa gak saya bagi sekalian. Kemudian yang kedua, sepengetahuan saya orang money politic itu biasanya diam-diam. Kalau mau money politic kenapa harus terbuka, orang dengan logika sederhana saja tidak nyambung," urainya.

"Saya justru tahu ada banyak orang itu setelah saya mau sampai lokasi. Karena agenda awalnya cuma ngopi-ngopi dengan Haji Her," imbuhnya.

Gus Miftah juga menegaskan dirinya tidak masuk dalam tim kampanye Prabowo-Gibran baik daerah maupun nasional.

Dia mengaku sempat ditanya soal hubungannya dengan Prabowo. 

"Saya bukan TKN. Coba dicek di KPU, saya bukan TKD. Posisi saya bukan calon. Undang-undang itu kan yang bisa calon, TKN, TKD, selain itu kan gak ada. Dan saya posisinya bukan itu. Makanya tadi Bawaslu nanya hubungan saya dengan Pak Prabowo apa, itu HTS, hubungan tanpa status," tandasnya.

Gus Miftah percaya dengan mekanisme Bawaslu. Dirinya akan menerima segala keputusan dari Bawaslu Pamekasan dan tidak akan melakukan intervensi.

"Saya percaya dengan mekanisme Bawaslu, ya kalau kemudian saya dinyatakan bersalah ya saya terima. Saya gak bisa mengintervensi Bawaslu. Itu kan Bawaslu punya mekanisme tersendiri, akhirnya mereka memplenokan apakah saya bersalah atau tidak, itu saya tidak bisa intervensi. Kewajiban saya, saya dilaporkan ya kemudian saya diperiksa ya saya siap kan gitu," pungkasnya.

Sosok Haji Her

CEO PT Bawang Mas Grup, H Khoirul Umam atau Haji Her.
CEO PT Bawang Mas Grup, H Khoirul Umam atau Haji Her. (SURYA.CO.ID/Kuswanto Ferdian)

Haji Her lahir 42 tahun lalu di Pamekasan, tepatnya pada 25 November 1981.

Dikutip dari TribunMadura, Haji Her adalah pengusaha sukses yang kini menjabat sebagai CEO dari PT Bawang Mas Grup.

Selain sukses sebagai pebisnis, Haji Her merupakan Ketua Paguyuban Pelopor Petani dan Pedagang Tembakau Se-Madura (P4TM).

Haji Her adalah sosok pebinis yang dermawan.

Tak cuma gemar bersedekah, dia dikabarkan pernah membantu 132 pembangunan rumah milik warga di wilayah Kabupaten Pamekasan.

Haji Her pernah viral setelah membeli mobil bekas Presiden ke-4 Indonesia Gus Dur.

Haji Her enceritakan, alasan membeli mobil berwarna hitam ini karena ngefans dengan almarhum Gus Dur.

Kata dia, mobil tersebut dibeli dari salah satu pengusaha di Jakarta Selatan seharga Rp 350 juta.

Sebelumnya, mobil tersebut sudah pindah pemilik beberapa kali.

"Harganya Rp 350 juta, hampir Rp 400 juta lah sama komisinya," kata H. Khoirul Umam saat diwawancarai usai jadi pemateri di acara Halaqah Tembakau di Kantor PCNU Pamekasan, Sabtu (29/7/2023) silam.

Mobil tersebut dibeli di Showroom Point Auto Gallery, Jakarta Selatan.

Mobil ini bermerek Kia Enterprise V6, 3600 Cc dengan plat nomor B 1 KIA.

Haji Her mengaku sekira dua tahun lalu, mobil bekas Gus Dur itu pernah dia tawar ke pemiliknya sekitar Rp 500 juta.

Namun sewaktu itu, pemiliknya belum mengizinkan untuk dibeli.

Tak disangka, saat Haji Her kembali menawar untuk membeli mobil tersebut di tahun ini, pemiliknya akhirnya membolehkan.

"Tawaran kedua baru dijual oleh pemiliknya, mungkin butuh uang," kelakar Haji Her.

Di mata Haji Her, mobil bekas Gus Dur yang kini dimilikinya ini tidak bisa dinilai dengan uang.

Komitmen dia, meski ada yang mau membeli mobil tersebut seharga Rp 3 miliar tidak akan dijual.

Sebab mobil tersebut merupakan mobil istimewa milik almarhum Gus Dur yang diberi oleh Presiden Korea. (berbagai sumber/kompas.com)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bawaslu Pamekasan Digeruduk Usai Temui Gus Miftah di Rumahnya soal Kasus Bagi-bagi Duit"

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved