Berita Viral
Profil Griya Lansia Malang, Panti Jompo Tempat Pak Totok Tinggal usai Diserahkan Anaknya
Inilah profil Griya Lansia Malang, panti jompo yang menjadi tempat tinggal Pak Totok usai diserahkan kedua anaknya.
Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
"Griya Lansia membantu pemerintah menyelesaikan problem Lansia terlantar agar mereka mendapat kehidupan yang lebih baik," kata Arief, dikutip dari Kompas.com yang tayang Rabu (3/11/2021).
Arief tidak menampik unggahan tentang Griya Lansia di Facebook-nya untuk menarik donasi.
Menurutnya, yayasannya adalah lembaga amal yang beroperasi dari dana hasil donasi.
Ia mengatakan dalam sebulan, setiap lansia bisa menghabiskan dana Rp 1 juta. Jika ada 60 orang, maka kebutuhan merawat lansia mencapai Rp 60 juta dalam sebulan.
Besaran biaya tersebut masih belum termasuk biaya perawatan fasilitas Griya Lansia yang memiliki 18 kamar, tiga bangsal, area taman dan honor bagi empat perawat yang bertugas.
“Sebab Griya Lansia ini ladang amal bersama, bukan milik perorangan. Siapa saja boleh ikut beramal, membantu lansia," kata Arief.
"Merawat lansia itu pekerjaan terberat diantara yang berat. Maka butuh support publik agar tidak ada manusia yang tinggal di sampah, di kolong jembatan dan lain-lain," tambahnya.
Mayoritas adalah lansia terlantar
Para lansia yang menjalani kehidupan di tempat tersebut sebagian besar adalah lansia yang terlantar dan tak memiliki keluarga. Namun ada juga lansia yang diserahkan oleh pihak keluarga seperti Trimah, Marti’in dan Soetiyo.
Nurhadi, penanggung jawab Griya Lansia mengatakan lansia yang dirawat di fasilitas tersebut harus memenuhi sejumlah persyaratan.
Pertama, lansia tersebut benar-benar dalam kondisi terlantar dan tidak ada yang merawat.
Selain itu para lansia yang sebagian besar dibawa oleh para relawan bukan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Saat pertama kali masuk juga harus ada penanggung jawab yang melakukan serah terima kepada pengelola.
"Untuk yang diserahkan pihak keluarga juga ada. Alasannya karena kesibukan atau juga tidak mampu. Kami tetap menerima dan gratis, tidak ada biaya apapun," ujarnya.
“Banyak lansia yang terlantar dan tidak terurus. Kemudian kami memiliki inisiatif untuk membangun griya lansia ini,” tambah Nurhadi dikutip dari Antara.
Ia sangat berharap tidak ada lagi kasus serupa yang dialami para lansia, khususnya yang memiliki keluarga.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.