Berita Viral

Kisah Pilu Kakek Penjual Keripik Sebatang Kara di Tasikmalaya, 10 Jam Keliling Cuma Dapat 5 Ribu

Kakek bernama Abah Ajun tinggal sendirian di Tasikmalaya. Sehari-hari ia berjualan keripik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ini kisahnya

Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
TIKTOK
Abah Ajun Penjual Keripik Keliling 

SURYA.CO.ID - Inilah kisah pilu kakek penjual keripik yang hidup sebatang kara di Tasikmalaya, Jawa Barat. 

Kakek penjual keripik itu bernama Abah Ajun

Sehari-hari Abah Ajun berkeliling menjajakan keripik dagangannya. 

Dalam unggahan akun TikTok @JalmiBiasa, disebutkan bahwa sesekali Abah Ajun bertatih-tatih menghampiri mobil yang melintas untuk menawarkan keripik.

Pada suatu ketika, Abah Ajun duduk termenung sambil memegang kripik-kripik yang dijualnya di pinggir jalan.

Rupanya, Abah Ajun menangis karena dagangannya tak laku. 

"Tak terlihat satupun yang membeli kripik yang Kakek jual. Pantas saja beliau menangis," tulis caption dalam akun tersebut.

Pemilik akun @JalmiBiasa pun menghampiri Abah Ajun

Abah Ajun bercerita, sudah berjualan sejak pukul 6 pagi. 

Namun hingga sore hari, hanya satu bungkus keripik yang terjual.

"Yah, jalani saja dengan sabar. Allah yang mengatur rezeki, tetap sabar," kata Abah Ajun.

Kripik yang dijualnya, bukanlah buatan sendiri.

Ia mengambil kripik itu dari pemasok dengan harga awal Rp 15 ribu, dan dijual seharga Rp 20 ribu.

Sehari-hari, Abah Ajun hanya tinggal sendirian.

Saat  membeli dagangannya, ia pun langsung menangis tersedu-sedu.

Ia begitu terharu karena sudah dibantu.

"Abah gak punya keturunan, Ujang (seperti) anak Abah," kata Abah Ajun sambil menangis.

"Iya, anggap saya putra Abah," kata pria dalam video itu.

Sambil menangis, Abah Ajun tak henti memanjatkan doa kepada pria yang menolongnya itu.

Ia berdoa agar pria itu diberikan rezeki yang banyak dan kesehatan.

"Ketika kami hendak melanjutkan perjalanan, Abah sampai bilang: kalau lewat sini lagi, jangan lupa tengok Abah ya,"

"Deg, perasaan itu terasa sakit di hati kami," kata Tiktoker itu lewat caption video yang dibagikan.

Kisah Lain : Kakek Buka Jasa Timbang Badan

Sebelumnya, sosok Abah Udin juga sempat viral di media sosial. 

Dalam video di Instagram @sedangrame, Abah Udin tetap semangat mencari nafkah di usia renta.

Abah Udin terlihat duduk sembari melihat orang-orang yang lalu lalang di depan toko tempatnya mangkal.

Ia sesekali menengadahkan satu tangannya bak orang meminta-minta.

Namun, ternyata Abah Udin tak bermaksud meminta-minta. Sebab, ia membawa alat penimbang berat badan di sampingnya.

Saat dihampiri seorang wanita, ternyata Abah Udin menawarkan jasa timbang berat badan.

Lalu, wanita tersebut menggunakan jasa Abah Udin tersebut menimbang berat badannya.

“Abah bade nimbang, wios? (Abah, aku mau menimbang, boleh?,” tanya wanita, diduga pelanggan Abah tersebut.

Dengan semangat Abah Udin itu mempersilakan wanita pelanggannya tersebut.

Dalam keterangan video diungkap keseharian Abah Udin mencari nafkah menjajakan jasa timbangan berat badan keliling.

“Kesehariannya Abah menjadi jasa timbangan keliling,” tulis narasi keterangan video.

Kemudian Abah Udin mengungkap tarif jasa timbanganna itu hanya Rp 2 ribu.

Meski berkeliling, tak jarang Abah Udin juga mangkal di emperan toko-toko.

Langkah kakinya sudah tak cukup kuat untuk berjalan lebih lama menyusuri jalan untuk menawarkan jasanya.

Hal itu lantaran kekuatan Abah untuk berjalan sudah kesulitan dan sering kecapekan.

Namun, betapa mirisnya tak jarang Abah Udin juga kerap diusir pemilik toko.

“Abah biasa mangkal di pinggir toko orang, tak jarang abah suka kena usir pemilik toko,” tulis keterangan narasi video viral tersebut.

Ternyata ada alasan di balik Abah Udin masih giat mencari nafkah.

Abah masih punya istri, namun mirisnya ternyata sang istri juga sudah sakit-sakitan dan hanya tinggal di rumah.

Lebih mirisnya lagi, di tengah perjuangannya mencari nafkah tak jarang Abah Udin kerap kali menemui situasi kesulitan karena jasanya sepi peminat.

Bahkan, dituliskan dalam keterangan, Abah Udin itu sudah 3 hari ini belum dapat pelanggan sama sekali.

Tak jarang, Abah Udin pun harus menahan lapar saat berkeliling karena tak bawa bekal.

Bahkan untuk mau membeli makan pun tidak mampu karena menanti penghasilan dari jasanya tersebut.

Mirisnya lagi, hanya jasa timbang berat badan itu yang menjadi mata pencaharian Abah Udin.

“Cuma ini nak usaha kakek, gak ada usaha lain. Mau jualan gak punya modal,” ungkap Abah Udin.

Kini, video kisah pilu Abah Udin berjuang mencari nafkah menjajakan jasa timbangan berat badan di usianya 76 tahun itu viral dan menarik simpati warganet.

Tak sedikit warganet yang mengaku turut prihatin dengan kondisi kakek berusia 76 tahun tersebut.

Berikut beragam komentar warganet.

“Hay pemerintah, fokus ke rakyat sndiri dulu daripada ke pengungsi Rohingya yang ga jelas”

“Pemerintah di gaji dr pajak rakyat tp salah satu fasilitas pajak yaitu mensejahterakan rakyat terasa gk ada, bunga pajak di naikkan tp kok masih kayak gini tp ngurusin pengungsi dr warga negara lain”

“Yg gini donk di bantuin di tampung di pesantren tasikmalaya… warga kita sendiri.. ini di tampung masi bs kerja kok bantu ini itu yg gampang2 drpd kelaparan”

“Paling gk tega ngeliat kyk ginian...sebenarnya bukan Abah yg diatas aja, tp masih banyak yg lain juga...seharus nya pemerintah fokus pada ini aja...drpd ngurusin pengungsi Rohingya. Rakyat nya banyak yg kelaparan,” tulis beragam komentar warganet.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved