Berita Surabaya

Surabaya Tidak Ada Tempat yang Aman dari Curanmor, Ini Lokasi Kesenangan Pencuri

Surabaya ternyata tidak ada aman bagi pemilik kendaraan, terutama sepeda motor. Penjahat selalu mengintai dan siap menggasak motor untuk dicuri

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Fatkhul Alami
Surabaya.tribunnews.com/Tony Hermawan
Polisi saat merilis kasus pencurian sepeda motor dengan menunjukkan kunci T. Alat ini biasanya digunakan pelaku curanmor untuk memetik sepeda motor. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Surabaya ternyata tidak ada aman bagi pemilik kendaraan, terutama sepeda motor. Penjahat selalu mengintai dan siap menggasak motor untuk dicuri.

Pernyataan tersebut dilontarkan AKBP Hendro Sukmono, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya.

Menurut Hendro Sukmono, Surabaya tidak ada tempat yang aman untuk terhindar dari kejadian pencurian sepeda motor (curanmor). Yang bisa memastikan sepeda motor aman ialah diri sendiri.

"Tidak ada tempat aman bila kita lengah atau teledor,"sebut Henro Sukmono, Jumat (29/12).

Angka curanmor di Surabaya dalam setahun terakhir selama 2023 memang terbilang banyak. Jumlahnya tembus 544 kasus. Apabila dibandingkan dengan tahun 2022 sebelumnya, ada 484 kasus, setidaknya ada peningkatan 11 persen.

Dari 544 kasus polisi mengamankan 322 pelaku. Kebanyakan mengaku suka beraksi
di gang-gang sempit atau kawasan padat penduduk. Pasalnya, di suatu kampung yang padat, pasti ada satu atau dua warga sembrono memarkir kendaraan.

Pemetaan polisi wilayah rawan Surabaya di bagian selatan ada empat lokasi. Yaitu Gayungan, Jambangan, Wonocolo, dan Ketintang. Diketahui kawasan Ketintang banyak sekali kos-kosan mahasiswa.

Sedangkan di wilayah barat ada tiga empat kawasan yang rawan curanmor. Yaitu Benowo, Sawahan, Dukuh Pakis, dan Tandes.

Kemudian berpindah ke timur yang termasuk rawan adalah Tambaksari, Gubeng, Mulyorejo, Sukolilo, dan Rungkut.

Dan bila bergeser ke utara yaitu Kenjeran, pabenan cantikan, semampir. Lanjut ke kawasan Surabaya pusat yaitu Bubutan, Tegalsari, Genteng, dan Simokerto.

Aksi curanmor biasanya dilakukan secara berkelompok. Satu tim biasanya 3-5 orang. Untuk menghilangkan jejak biasanya sepeda motor dilarikan ke pelosok-pelosok desa, umumnya bila sepeda motor curian dari adalah Surabaya dijual ke Madura.

Di sana motor biasanya dijual secara utuh. Ada juga yang diedarkan secara terpisah. Mudah sekali menemukan motor-motor bodong dijual di media sosial, terutama Facebook. Penjualannya biasanya menggunakan kode "SS YP". "SS YP" ini singkatan dari surat-surat yatim piatu.

Kemudian, bila 'es teh only' artinya sepeda motor hanya memiliki STNK. Tidak ada BPKB. Itu adalah bahasa verbal lain dari penegasan kalau asal muasal sepeda motor yang dijual tidak jelas.

Hal itu dibenarkan Ali (bukan nama sebenarnya), pelaku curanmor yang telah ditangkap oleh Polsek Tenggilis Mejoyo. Dia sewaktu masih berkeliaran menyewa dua kamar kos di wilayah Pandegiling. Sebelum motor curian dilarikan ke luar kota biasanya nomor rangka terlebih dahulu dirusak.

"Kalau dirusak dulu kami jual satuan. Karena kendaaraan tergolong keluaran baru, biasanya laku Rp4-2 juta. Nah, kalau yang sepeda motor lawas baru kamu jual secara terpisah," ungkap Ali.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved