Berita Madiun
Kisah Guru P3K di Madiun Asuh Puluhan Anak Yatim yang Diangkat dan Disekolahkan
Masykuroh, mengasuh anak yang tidak memiliki ikatan darah. Tidak cuma anak angkat saja, dirinya juga memperhatikan kebutuhan 3 anak kandungnya
Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Fatkhul Alami
SURYA.co.id | MADIUN - Tidak ada plakat maupun papan yang bertuliskan sebuah nama panti asuhan atau yayasan di rumah milik Masykuroh (43), warga Desa Tulung, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun,
Namun siapa sangka, di dalam rumah sederhananya tersebut, terdapat 2 anak laki-laki tengah memasak untuk kebutuhan makan siang, Minggu (24/12/2023).
Bukan pekerjaan mudah bagi Masykuroh, mengasuh anak yang tidak memiliki ikatan darah. Tidak cuma anak angkat saja, dirinya juga memperhatikan kebutuhan 3 anak kandungnya, yang masih duduk di bangku SD.
Bahkan Imas, sapaan lekatnya, hanya bisa sedikit beristirahat sejam sampai dua jam, lantaran banyak sekali waktu dan tenaga yang terkuras.
“Kegiatan sehari-hari dimulai dari bangun tidur. Sebelum subuh bersama suami saya Harun Yusuf Efendi, membangunkan anak-anak sholat subuh,” ujar Masykuroh.
Dirinya menambahkan, setelah sholat subuh, dilanjutkan dengan bersih bersih lingkungan, kamar tidur, dan menyapu ruangan masjid. Beberapa jam kemudian, anak anak mempersiapkan keperluan sekolah.
“Setelah bersih bersih ruangan, anak-anak mandi semuanya. Selanjutnya mereka berangkat ke tempat sekolah masing-masing. Pulang sekolah harus beristirahat wajib tidur untuk menjaga stamina,” bebernya.
Begitu stamina telah fit, anak-anak dipersiapkan untuk mengaji pada sore hari sampai waktu sholat maghrib. Bahkan, kadang kadang juga memenuhi undangan pengajian oleh warga setempat.
“Inisiatif mengasuh anak dari orang tua saya dulu. Seiring berjalannya waktu, kondisi orang tua yang sudah sepuh dan melemah akhirnya kami yang meneruskan. Kami berusaha sekuat tenaga dan pikiran untuk mengasuh anak-anak,” terangnya.
Menurutnya, anak-anak yang diasuh ini datang dengan sendirinya. Sehingga dia bersama suaminya ikhlas dan tidak menolaknya.
“Kami niat dari hati sudah punya prinsip, jika ada anak datang untuk minta disekolahkan sebisa mungkin kami jangan menolak dan kami upayakan,” ucapnya.
Satu hal yang ia pegang, yaitu rezeki datang dari Allah SWT. Ketika anak datang ke rumahnya, maka sudah membawa rezeki. Jadi ia percaya pasti segalanya akan dicukupkan.
“Ada 20 lebih anak yatim. Saat ini tinggal 2 anak yang tinggal di rumah. Sisanya sudah lulus sekolah, bekerja, ada yang tinggal luar daerah,” jelasnya.
“Ada sekitar 6 anak yang saya biayai sekolah meski tidak tinggal bersama. Mereka datang sendiri, tidak ada kriteria khusus. Syaratnya cuma nurut aturan sama didikan saya,” imbuhnya.
Guru Matematika tersebut juga mengaku pernah kehabisan uang, saat mencoba memenuhi kebutuhan anak angkatnya. Waktu itu ia masih berstatus sebagai guru honorer. Sebelum akhirnya pada 2021 diangkat sebagai Guru P3K.
Jauh dari Target, Serapan Beras Petani Lokal Bulog Madiun cuma 70 Persen di 2024 |
![]() |
---|
Stok Beras 14.500 Ton Cukup Untuk 6 Bulan, Bulog Madiun Imbau Tidak Panic Buying Saat Nataru |
![]() |
---|
Bulog Madiun Jamin Stok Beras di Kabupaten-Kota Madiun dan Ngawi Aman Hingga 6 Bulan ke Depan |
![]() |
---|
Terbukti Edarkan Sabu, Anggota Bintara Polres Madiun Dipecat Tidak Dengan Hormat |
![]() |
---|
Jelang Nataru, PT JNK Sebutkan Terjadi Kenaikan Kecil Volume Kendaraan di Ruas Tol Ngawi-Kertosono |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.