Berita Surabaya

Perkembangan Teknologi Bayi Tabung Makin Modern dan Bisa Mengikuti Pengembangan Permasalahan Pasien

Program bayi tabung semakin diminati dengan terlihat semakin banyaknya klinik

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
sri handi lestari/surya.co.id
dr Aucky Hinting PhD SpAnd, saat menjadi narasumber dalam talkshow yang digelar di RSIA Ferina Surabaya. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Program bayi tabung semakin diminati dengan terlihat semakin banyaknya klinik atau Rumah Sakit (RS) umum maupun RS Ibu dan Anak (RSIA) yang melayani program bayi tabung.

Bagi RSIA Ferina, di tengah persaingan pasar yang ketat tersebut, upaya dalam memberikan apresiasi kepada pasien yang akan atau sedang dalam atau sudah mengikuti program bayi tabung, perlu dilakukan.

"Nah kami secara berkala dan rutin menggelar talkshow dengan tema-tema kekinian. Di pekan ini talkshow kami terkait dengan teknologi baru atau alat baru yang hadir untuk membantu dalam mengatasi masalah dalam program bayi tabung," kata dr Aucky Hinting, PhD Sp And, salah satu pendiri RSIA Ferina, Surabaya.

Salah satu yang disampaikan dalam talkshow tersebut adalah evaluasi genetik dan teknologi terbaru, seperti time-lapse tail, menjadi sorotan, sementara pemahaman genetik diungkapkan sebagai kunci keberhasilan perawatan reproduksi.

"Pentingnya komunikasi hasil evaluasi genetik kepada pasien, menyoroti tantangan yang sering dihadapi. Penerapan Penerapan teknologi baru disampaikan dengan bijak, mengingat tambahan biaya dan ketaatan pada prosedur," jelas dr Aucky didepan peserta talkshow yang mayoritas adalah pasien.

Stimulasi spermatogenesis dan solusi bagi masalah spermatik sulit keluar, menjadi pembahasan.

dr Aucky memberikan pencerahan mengenai penggunaan obat tertentu untuk perbaikan kondisi spermatik.

Bagian terakhir menegaskan pentingnya semangat pasien dan berbagi pengalaman untuk mendukung mereka dalam perjalanan kehamilan.

RSIA Ferina, melalui acara ini, berkomitmen sebagai sumber informasi dan dukungan bagi masyarakat, menjadikan teknologi bayi tabung bukan hanya inovasi medis, tetapi juga peluang dan harapan bagi pasangan yang menghadapi kesulitan konsepsi.

Aucky menjelaskan beberapa aspek penting dalam perannya sebagai seorang dokter yang telah mendalami kultur embrio selama 37 tahun.

Ia memulai penjelasannya dengan membahas evaluasi genetik yang telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir.

“Evaluasi genetik memberikan hasil yang cukup menggembirakan. Kami dapat menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan atau keberhasilan dalam perawatan reproduksi,” ungkap dr Aucky.

Ia juga menekankan pentingnya mengkomunikasikan hasil evaluasi genetik kepada pasien.

“Seringkali, pasien enggan untuk memeriksakan diri karena takut hasilnya. Namun, kami berusaha memberikan penjelasan yang komprehensif dan mengarahkan pasien pada langkah-langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan peluang keberhasilan,” beber dr Aucky.

Pada bagian kedua presentasinya, dr Aucky membahas teknologi terbaru dalam kultur embrio.

“Kami akan menerapkan teknologi baru, termasuk time-lapse tail, yang memungkinkan pemantauan embrio secara langsung dari tahap pertama hingga tahap kelima tanpa interupsi,” katanya.

Namun, Aucky menambahkan bahwa penerapan teknologi ini memerlukan tambahan pembiayaan dan ketaatan terhadap prosedur yang telah ditentukan.

Terkait dengan kultur embrio, dr Aucky juga menyampaikan bahwa keberhasilan mencapai 50 persen berkat upaya tim medis.

“Pemahaman dan penggunaan teknologi ini sangat membantu dalam memperoleh hasil positif untuk pasien,” jelasnya.

Pada bagian ketiga, dia membahas stimulasi sebagai solusi bagi masalah sperma yang sulit keluar.

“Sperma yang berhasil dihasilkan melalui stimulasi dapat digunakan untuk prosedur bayi tabung,” ujarnya.

Aucky memaparkan bahwa dalam beberapa kasus, perbaikan kondisi sperma yang sedang-sedang dapat dilakukan dengan penggunaan obat tertentu.

Terakhir, Dr Hinting menyampaikan pentingnya informasi yang baik dalam mendukung pasien.

“Dalam pengalaman saya, semangat pasien sangat diperlukan. Kegiatan ini dilakukan agar pasien tidak merasa sendirian dan dapat saling berbagi pengalaman,” bebernya.

Selain dr Aucky, tampil narasumber lainnya, yaitu Dr dr Ashon Sa’adi, Sp.OG(k), membahas  tema Rejuvenasi & Endometrium.

Kemudian dr Agustinus, Sp.And(k), membahas Stimulasi Spermatogenesis, dr Lia Natalia Hinting, M.Sc., membahas Time Lapse dan dr. Eva D. Setijowati, M.Si.Med, membahas topik Genetik pada Infertilitas.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved