Pemilu 2024

Bertemu Kader dan Caleg Partai Demokrat di Tulungagung, SBY Ceritakan Kelompok Pengkudeta Partainya

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung orang-orang yang berusaha mengkudeta partainya.

Penulis: David Yohanes | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/David Yohanes
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono saat di Tulungagung, Sabtu (9/12/2023). 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung orang-orang yang berusaha mengkudeta partainya.

SBY juga menyebut, di antara mereka mengatasnamakan pendiri Partai Demokrat.

Padahal mereka sebenarnya hanyalah orang-orang yang mendaftarkan partai politik yang digagasnya ke Kementerian Hukum dan HAM.

Hal itu diungkapkan SBY di sela pertemuan dengan para Caleg dan kader Partai Demokrat di Kabupaten Tulungagung, Sabtu (9/12/2023).

“Kemarin ada gerakan yang ingin mengambil alih, mengkudeta Partai Demokrat. Sebagian mengatasnamakan pendiri,” ujar SBY di depan para kader dan Caleg Partai Demokrat yang hadir di Hotel Lojikka.

Mereka yang menamakan pendiri, lanjut SBY, adalah 99 orang yang mendaftarkan partai yang digagasnya.

Jumlah 99 ini, mengacu tanggal kelahiran SBY, yaitu 9 September.

Partai yang diberi nama Demokrat ini, juga didaftarkan pada 9 September 2001.

“Hanya mendaftarkan, saya tidak ikut mendaftarkan, karena saya baru diangkat kembali menjadi Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan. Tidak etis, tiba-tiba baru diangkat mendirikan partai,” kenang SBY.

Presiden ke-6 RI ini berkisah, dengan didampingi almarhumah Ibu Ani Yudhoyono, dirinya yang memberi nama partai baru itu Demokrat.

Selain itu, juga menyusun bendera lambang Partai Demokrat seperti yang ada saat ini.

SBY pula yang menyusun Mars Demokrat dan Manifesto Politik Partai Demokrat sejak awal berdiri.

"Supaya mengerti sejarahnya, terutama anggota dan kader-kader baru,” tegasnya.

SBY juga menyinggung fenomena 5 tahun berakhir di tingkat nasional, sering diangkat isu Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945.

Sayangnya, mereka seolah mengklaim bahwa Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945 hanya untuk kalangan tertentu.

Bagi SBY, Partai Demokrat sejak awal lebih dulu meneguhkan jati diri sebagai Indonesia, Pancasila, NKRI dan UUD 1945.

"Maka jika ada gerakan seolah mereka yang lebih pancasilais, berbhineka tunggal ika, biarkanlah. Minimal kita lebih dulu meneguhkan jati diri kita, sebagaimana tahun-tahun belakangan dibicarakan masyarakat luas,” tegas Sby.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved