Pemilu 2024
Pedagang Pasar Soponyono Surabaya Curhat Harga Sembako Mahal, BHS Sampaikan Solusi dari Prabowo
Politisi senior Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono (BHS) bertemu dengan pedagang Pasar Soponyono Surabaya
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Politisi senior Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono (BHS) bertemu dengan pedagang Pasar Soponyono Surabaya, Rabu (6/12/2023).
Dalam kesempatan tersebut, BHS mendengarkan curhat dari pedagang soal tingginya harga sejumlah bahan kebutuhan pokok.
Di antaranya, harga cabai rawit yang mencapai Rp120 ribu perkilogram, beras seharga Rp15 ribu perkilogram, hingga daging ayam di kisaran Rp35 ribu.
"Memang ada beberapa komoditas pokok yang mengalami kenaikan. Yang paling yang paling tinggi itu adalah cabai," kata BHS dikonfirmasi di sela acara di pasar yang berada di Jalan Rungkut Asri Utara II, Kali Rungkut, Kecamatan Rungkut tersebut.
Menurutnya, tingginya harga sejumlah kebutuhan pokok tersebut disebabkan karena suplai yang kurang. Cabai misalnya, stok menurun sejak sebulan terakhir.
Menurut mantan Anggota DPR RI periode 2014 -2019 ini, pemerintah selaiknya melakukan antisipasi.
Di antaranya dengan memperbanyak penanaman cabai di daerah penghasil cabai.
"Pemerintah pusat seharusnya mengatasi ini dengan menyediakan cabai sesuai dengan jumlah kebutuhan konsumen yang membutuhkan," kata Caleg DPR RI ini.
"Ini harus dipenuhi dengan produktivitas yang cukup. Saya kira sesuatu yang tidak sulit karena cabai bisa ditanam di mana-mana, termasuk Surabaya juga bisa," tandas BHS.
Kemudian soal tingginya harga beras. BHS menduga, hal ini disebabkan dengan tingginya harga pupuk selama proses produksi beras oleh petani.
"Mahalnya beras mungkin karena pupuknya mahal, pupuknya susah didapat, terutama pupuk subsidi. Ini tugas pemerintah melalui Kementerian Pertanian untuk menyiapkan pupuk sesuai dengan kebutuhan para petani," kata caleg dari daerah pemilihan (Dapil) Jatim 1 (Surabaya - Sidoarjo) ini.
BHS menjelaskan, sebagai daerah penghasil gas, seharusnya Indonesia bisa menekan harga gas untuk industri pupuk.
"Sebenarnya Indonesia itu adalah penghasil gas terbesar di Asia. Seharusnya harga gas yang diberikan kepada pabrik pupuk di Indonesia harus murah," katanya.
Ia merinci, harga gas bumi tertentu (HGBT) mencapai US$ 6 per juta British thermal unit (mmBtu). Seharusnya, harga tersebut bisa kembali ditekan.
"Di China, harga gas hanya US$ 3 per mmBtu. Sebanyak 70 persen biaya pembuatan pupuk itu adalah gas bahan bakunya. Jadi tugas dari pemerintah untuk menstabilisasikan gas sehingga harga pupuk dari pabrik pupuk akan menjadi rendah dan itu sampai ke masyarakat jadi rendah," tandasnya.
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Running News
Partai Gerindra
Bambang Haryo Sokartono (BHS)
Pasar Soponyono
Prabowo Subianto
Diusulkan Kembali Jadi Ad Hoc, Bawaslu Trenggalek Luncurkan Buku Tentang Pengawasan Pemilu 2024 |
![]() |
---|
Dugaan Kasus Asusila, DKPP Periksa Komisioner Bawaslu Kota Surabaya |
![]() |
---|
Harta Kekayaan Annisa Mahesa, Anggota DPR Termuda yang Dilantik di Usia 23 Tahun, Totalnya Rp 5,8 M |
![]() |
---|
Sosok Jamaludin Anggota DPR RI Pakai Kostum Ultraman Jelang Pelantikan di Senayan, Pengusaha Top |
![]() |
---|
Sosok Romy Soekarno, Cucu Bung Karno Jadi Anggota DPR Usai Arteria Dahlan Mundur: Eks Suami Artis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.