Berita Viral

Kisah Pilu Rohmanto, Pemulung Sebatang Kara yang Meninggal di Tumpukan Sampah TPS Cilincing

Inilah kisah pilu Rohmanto (69), pemulung sebatang kara yang Meninggal Dunia di Tumpukan Sampah TPS Cilincing.

Kompas.com
Gubug tempat Rohmanto tinggal di TPS Cilincing. Pemulung Sebatang Kara itu Meninggal di Tumpukan Sampah. 

SURYA.co.id - Beginilah kisah pilu Rohmanto (69), pemulung sebatang kara yang baru-baru ini jadi sorotan.

Rohmanto meninggal dunia di bawah tumpukan sampah di TPS Cilincing, Jakarta Utara, Senin (27/11/2023).

Saat pertama kali ditemukan, jasad Rohmanto tertelungkup.

Meski di tengah-tengah sampah, lalat hijau lebih dominan mengerumuni tubuh mendiang.

Pakaian yang Rohmanto gunakan adalah kaos hitam lengan panjang, celana pendek olahraga biru bergaris kuning di bagian samping, dan sepatu hitam.

Berdasarkan hasil penyelidikan, polisi tidak menemukan tanda-tanda bekas penganiayaan di tubuh Rohmanto.

Baca juga: Sosok Sukarti Nenek 60 Tahun yang Tinggal di Bawah Jembatan Kota Semarang, Buka Warung untuk Hidup

“Korban meninggal dunia diduga karena sakit,” kata Kapolsek Cilincing Kompol Fernando Saharta Saragi, melansir dari Kompas.com.

Satu hari sebelum ditemukan tewas, 26 November 2023 pukul 09.00 WIB, seorang pemulung bernama Syarifudin (61) bertemu dengan Rohmanto di TPS Rusun Cilincing.

Ketika itu, Syarifudin melihat Rohmanto tengah melamun. Entah apa yang dipikirkan.

“Tiba-tiba dia tanya, ‘punya rokok sebatang enggak, Pak Syarif? Saya enggak punya’.

Saya bilang, ‘ini ada rezeki Rp 5.000’. Dia kan sudah saya anggap sebagai keluarga,” ujar Syarifudin saat berbincang dengan Kompas.com.

Rohmanto bergegas pergi ke warung yang letaknya tidak jauh dari TPS. Dia membeli sebatang rokok dan segelas kopi hitam.

Setelah selesai, Rohmanto mulai mengambil sampah atau barang bekas di TPS Rusun Cilincing bersama Syarifudin pukul 09.30 WIB.

Namun Rohmanto tidak seperti biasanya. Ia kerap kali berhenti lalu duduk di tengah pekerjaannya. Kepada Syafrudin, mendiang sempat mengeluhkan kelelahan.

“Dia berhenti-berhenti terus. Dia bilang sama saya kalau dia kecapekan, tenaganya berkurang banyak. Mukanya juga sudah pucat. Perbincangan saya sebatas itu saja sih,” ucap Syafrudin.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved