SOSOK Ghisca Debora, Gadis yang Diduga Jadi Penipu Tiket Coldplay, Lakukan Hal Sama saat Konser NCT

SURYA.CO.ID - Inilah sosok Ghisca Debora, gadis berusia 19 tahun yang diduga jadi penipu tiket Coldplay, hingga meraup untung Rp 15 miliyar.

Saat Coldplay menggelar konser di Indonesia, sejumlah penggemar yang mengaku membeli tiket melalui jasa calo, mengaku mengalami kerugian.

Hal itu karena calo yang mereka percaya bisa mendapatkan tiket untuk mereka, rupanya melakukan penipuan.

Imbasnya, ratusan penggemar yang sudah menggelontorkan dana untuk menonton Coldplay, akhirnya gagal terwujud karena hingga hari H, mereka belum juga memegang tiket.

Baca juga: Kelewat Romantis, Cewek Cantik Ini Tak Menyangka Dilamar Pacar Saat Konser Coldplay, Ini Sosoknya

Melansir Tribun Bogor, belum lama ini sosok yang diduga penipu tiket Coldplay itu adalah Ghisca Debora.

Dari sejumlah penelusuran di media sosial, Ghisca Debora Aritonang sendiri lahir pada 2004 yang berarti masih berusia 19 tahun.

Di luar dugaan, aktor ternama Kristo Immanuel mengenali sosok Ghisca Debora Aritonang ini.

Rupanya, Ghisca Debora Aritonang mantan murid ekstrakurikuler teater aktor yang dikenal dengan film Big 4 ini.

Ini disampaikan Kristo Immanuel di akun X miliknya, @kristoimmanuel, dikutip Kamis (16/11/2023).

"Finding out mantan murid ekskul teater gw sekarang jadi penipu is definitely not on my list.

(Mengetahui mantan murid ekskul teater aku sekarang jadi penipu benar-benar tidak terpikirkan)," tulisnya.

"Sumpah kaget banget, pantesan pas liat namanya kok familiar.

Anjrit bener ternyata murid gw dulu," pungkasnya.

Ghisca Debora Aritonang disangka merotasi 100 tiket yang dimiliknya dan menggelembungkan jumlahnya jadi 8.000 lembar tiket.

Selain itu, Ghisca diduga tidak bekerja sendiri dengan memanfaatkan orang dalam yang menggelar konser.

Mengutip akun @__aqshal, Kamis, Ghisca disebut-sebut memiliki hubungan dengan Claudia yang diklaim sebagai decision maker venue.

Rupanya ini bukan kasus pertama Ghisca menipu dalam menjual tiket.

Pengakuan ini muncul dari seseorang yang tidak mau disebutkan namanya yang pernah jadi korban Ghisca.

Korban A pernah jadi korban Ghisca untuk tiket konser Blackpink, Tulus, hingga NCT.

Ini bermula pada November 2022, ketika Ghisca pernah menawarkan tiket konser NCT 127 kepada korban A.

Korban A menuturkan Ghisca mengaku memiliki kenalan orang dalam dan vendor.

Akan tetapi, setelah transaksi pembelian, sampai hari H konser, tiket tidak ada.

Menurut korban A, Ghisca selalu menggunakan pola yang sama untuk melancarkan aksinya.

Kata korban A, Ghisca akan mengatakan memiliki hubungan dengan orang dalam yang akan mempermudahnya mendapatkan tiket.

Jadi, Ghisca akan menyebut ada pihak lain selain dirinya yang seharusnya mengirim tiket kepada Ghisca.

Dalam kasus ini sosoknya bernama Claudia.

Beberapa warganet berkomentar bahwa sosok Claudia itu adalah sosok fiktif.

Sempat beredar kabar Ghisca beserta sang ayah sudah diamankan ke Polres Jakarta Pusat.

Namun kabar ini masih belum dapat dipastikan kebenarnya.

Baca juga: Sosok Raza Iqbal yang Lamar Kekasih saat Nonton Konser Coldplay di Jakarta: Punya Banyak Prestasi

Wanita Surabaya Ketipu Tiket Coldplay

Nasib apes dialami Jennifer Slavina saat akan menonton konser Coldplay di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Rabu (15/10/2023). 

Jauh-jauh terbang dari Surabaya, Jawa Timur, Jennifer justru tak mendapatkan tiket yang sudah dibeli secara online. 

Ya, ia menjadi korban penipuan tiket konser Coldplay di Jakarta.

Dikutip dari Warta Kota, Jennifer menceritakan kronologi penipuan tiket konser Coldplay yang ia alami.

Jennifer  mengaku sudah berupaya membeli tiket sendiri di laman resmi tiket Coldplay. Sayangnya, ia tidak berhasil mendapatkan tiket tersebut. 

Akhirnya ia pun mencari di sosial media dan tergiur dengan harga yang ditawarkan, yakni seharga Rp 1,5 juta untuk kategori CAT 6.

Ia kemudian memesan tiket melalui instagram kepada akun @thisyourtix.

Ia dijanjikan bakal bertemu dengan penjualnya pada H-1 pelaksanaan konser, di FX Sudirman, Jakarta Pusat.

Alih-alih bertemu, Jennifer justru menelan ludah kecewa lantaran akun tersebut tiba-tiba menghilang, dan uangnya lenyap seketika.

"Kami itu pertama enggak tahu kalau bakal ketipu, karena di awal emang orangnya udah janji untuk ketemu dan ngasih bukti juga," kata Jennifer saat ditemui di GBK, Rabu.

"Terus kemudian, kami nekat untuk datang ke Jakarta. Dan ternyata h-1, orangnya enggak ada kabar sama sekali," imbuhnya.

Dia berujar, kala itu mereka tak sendiri. Ada juga beberapa korban lain yang tertipu akun tersebut. 

"Kalau kami berempat (rugi) Rp 8 juta. Pesan tiket dari bulan Juli 2023," kata dia. 

Kala itu, Jennifer menyebut jika dia melakukan pembayaran via transfer.

Kemudian setelah tahu bahwa ia tertipu, Jennifer dan temannya yang sudah kepalang datang ke Jakarta pun memutuskan mencari peruntungan lain.

Dia mencari penjual baru dengan harapan akan mendapat tiket sungguhan.

Sempat dia dan tiga temannya gembira lantaran tiketnya sudah dapat dicetak. 

Namun ketika hendak masuk ke dalam studion, barcode tiket tersebut justru tidak dapat discan.

Beruntung, dia belum melakukan transfer kepada penjual kedua itu.

"Beda akun lagi, dia udah ngeshare barcode, udah ngeshare KTP juga, bikin surat kuasa. Ternyata pas scan di dalam, itu enggak valid. Akhirnya dicek troubleshot-nya, namanya enggak valid, enggak ada di sistem," ujar dia.

"Tapi yang kedua itu belum bayar. Jadi mereka kasih kami tiket barcode, tapi bayarnya pas kami udah dapat gelang trus duduk di dalam," lanjutnya. 

Kini, dirinya luntang-lantung sembari mencari calo jujur yang bisa memberinya empat tiket.

Dia mengaku akan membelinya meskipun telah tertipu jutaan rupiah.

"Masih nunggu sih, kalau enggak bisa, ikhlas aja. Soalnya kalau bikin laporan sudah, diwakilkan, jadi direkap gitu untuk biaya pengeluaran dari semua (korban)," katanya.

Perempuan berkulit putih itu berujar perjuangannya naik kereta ke Jakarta hingga cuti kerja dan kuliah, sangatlah besar.

Sehingga menurutnya, kejahatan oknum tak bertanggung jawab tersebut sangatlah kurang ajar.

"Kejahatannya agak kurang ajar si sebenernya, ngerugiin banyak orang. Kasihan yang mau nonton jauh-jauh dari luar Jawa juga ke sini," pungkasnya.