Piala Dunia U17 2023

Amartha Target 2 Juta UMKM Naik Kelas Tahun 2024, Sukses Ikut Dukung Piala Dunia U-17 2023

Amartha bersanding dengan sejumlah brand multinational menjadi bagian dari tournament suporter FIFA World Cup U-17 2023.

surya.co.id/bobby kolloway
Founder sekaligus CEO PT Amartha Mikro Fintek, Andi Taufan Garuda Putra ketika ditemui di Surabaya beberapa waktu lalu. 

SURYA.co.id, SURABAYA - Amartha bersanding dengan sejumlah brand multinational menjadi bagian dari tournament suporter FIFA World Cup U-17 2023.

Founder sekaligus CEO PT Amartha Mikro Fintek, Andi Taufan Garuda Putra mengungkapkan hal ini menjadi salah satu komitmen pihaknya untuk mendukung Indonesia berkiprah di kancah dunia.

Sebagai tournament suporter, Amartha masuk dalam deretan brand ternama pendukung acara internasional tersebut.

Sebut saja, ada Adidas, Coca-Cola, Hyundai-Kia, Qatar Airways, hingga Visa.

Dari dalam negeri, selain Amartha ada PLN, Telkomsel, Pertamina, Indika Energy, hingga BRImo.

"Kami bersyukur dan bangga ketika diajak menjadi sponsor Piala Dunia U-17," kata Andi Taufan ketika berbincang dengan SURYA.co.id belum lama ini.

Melalui program ini, Amartha menegaskan komitmennya dalam menyediakan kesempatan yang setara untuk semua lapisan masyarakat.

Termasuk, mendukung generasi muda agar bisa berkiprah di kancah internasional.

"Piala Dunia FIFA U-17 tahun ini merupakan momen bersejarah bagi Indonesia sebagai tuan rumah acara sepakbola internasional. Amartha bangga dapat berpartisipasi," katanya.

Untuk menyemarakkan piala dunia FIFA U-17 tahun ini, Amartha hadir di keempat kota pelaksana pertandingan dengan membuka booth pameran.
Amartha akan memfasilitasi para pecinta bola untuk mencoba berbagai pengalaman terkait olahraga hingga belajar literasi keuangan digital bersama Amartha.

Komitmen Amartha dalam membangun Indonesia, khususnya melalui bidang ekonomi, telah dilakukan sejak lama.

Andi Taufan mendirikan Amartha sebagai perusahaan microfinance sejak 2010 lalu.

Pria 36 tahun ini menceritakan, ide membangun perusahaan ini berawal dari semangat meningkatkan ekonomi masyarakat bawah, khususnya yang ada di pedesaan menjadi lebih baik. "Usaha ini harus memberikan dampak," katanya.

"Harapannya, setiap langkah yang dilakukan perusahaan ini dapat menciptakan dampak berkelanjutan," kata pria yang juga merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung dan Harvard University ini.

Idenya adalah memberikan akses keuangan bagi para ibu rumah tangga untuk memulai wirausaha.

Namun, dengan pembiayaan berbasis kelompok atau Model Grameen yang dinilai baik untuk monitoring pembayaran dan meminimalisasi risiko gagal bayar.

Berkat semangat itu, usahanya berkembang dalam waktu lima tahun pertama. Jumlah nasabah mencapai 10 ribu orang. Sekalipun, ia mengakui ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi.

Masuk 2016, ia mengubah Amartha dari lembaga keuangan mikro konvensional menjadi peer-to-peer lending.

Berkonsep fintech, ia menghubungkan investor dengan usaha mikro di pedesaan melalui pemanfaatan teknologi.

Pemberi dana bisa terhubung dengan calon peminjam melalui satu platform.
Oleh Amartha, pemodal dijanjikan bisa mendapatkan pengembalian modal hingga 12,5 persen per tahun dengan sistem bagi hasil.

Jumlah nasabah pun mengalami lompatan. Hingga 2023, Amartha telah menjangkau hampir 2 juta UMKM yang dipimpin perempuan dan telah menyalurkan Rp14 triliun.

Tak hanya permodalan, Amartha juga memberikan pendampingan kepada UMKM.

Di lapangan, ada sekitar 9.000 pendamping yang bertugas. Mereka bertugas mengedukasi masyarakat, mengenalkan fintech, dan memastikan bahwa calon nasabah layak mendapat modal.

Dengan sistem pengelolaan ketat, nonperforming loan (NPL) pun terjaga di bawah 1 persen. Usaha masyarakat pun meningkat pesat.

Saat ini, Andi Taufan bersama Amartha berupaya memperluas ekosistem digital.

Diakui oleh Andi Taufan, ini menjadi tantangan, khususnya bagi pedesaan.
"Misalnya, kami mendorong agar transaksi dengan cashless. Paling banyak dengan pendekatan digital," katanya.

Jelang 2024, Amartha optimis dengan pertumbuhan ekonomi. Khususnya, dengan target untuk bisa mencapai 2 juta UMKM yang menjadi mitra.
”Amartha memiliki core bisnis untuk membangun UMKM. Pun dengan Indonesia yang memiliki backbone ekonomi dari UMKM," katanya.

"Sejauh ini, kami melihat gambaran di tahun depan, makin promising (menjanjikan). Apalagi, semakin tinggi juga antusias dari pemerintah, ekosistem swasta, hingga hingga elemen lainnya agar semua bisa memajukan UMKM. Kami melihat UMKM semakin naik kelas,” katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved