Berita Probolinggo

Lewat Pemberdayaan Masyarakat dan Edukasi, Pemkab Probolinggo Turunkan Stunting Sampai 14 Persen

Turunnya persentase itu diraihsetelah pemerintah melakukan berbagai program edukasi dan pemberdayaan masyarakat

surya/danendra Kusumawardhana
Kegiatan timbang bayi di posyando dalam program penurunan stunting oleh DP3AP2KB Kabupaten Probolinggo. 

SURYA.CO.ID, PROBOLINGGO - Gangguan tumbuh kembang alias stunting masih menjadi persoalan serius yang harus terus ditekan. Seperti Pemkab Probolinggo yang menjelang akhir 2023 telah menurunkan stunting, dan sekarang mencapai 14 persen versi bulan timbang.

Turunnya persentase itu diraihsetelah pemerintah melakukan berbagai program edukasi dan pemberdayaan masyarakat. Dan 14,3 persen versi bulan timbang tersebut didapatkan dari penilaian yang dilakukan oleh petugas dan kader posyandu di masing-masing desa. Dan penilaiannya dilakukan dua kali dalam setahun.

Akurasi penilaian itu dibuktikan dengan pemakaian alat ukur stunting berupa Lengthboard/stadiometer. Alat yang baru dimiliki pemerintah ini menjadi pendukung pengukuran balita di poyandu. Dapat dipastikan, alat tersebut meminimalisir terjadinya system error.

Sedangkan persentase stunting hasil survey SSGI yang dilakukan oleh pemerintah pusat mencapai 17 persen. Perolehan itu dilakukan secara random (acak) menggunakan sampel di masing-masing daerah.

Perolehan 14,3 persen di Probolinggo itu tentu tidak luput dari upaya pemda sejauh ini. Sudah cukup banyak program edukasi dan pemberdayaan ditempuh, mulai edukasi pada orangtua balita, ibu hamil hingga pada pasangan calon pengantin.

"Upaya yang dilakukan pemerintah sejauh ini cukup banyak. Dari pembinaan pada pasangan calon pengantin, hingga pemberian gizi pada balita melalui kader posyandu," ungkap Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Probolinggo, Hudan Syarifuddin, Kamis (9/11/2023).

Dikatakan Hudan, peran serta orangtua sangat penting dalam mencegah stunting pada anak. Jika anak kurang diberikan makanan bergizi, tentu akan berdampak pada pertumbuhan.

"Dan untuk kesadaran itu, kami memberikan pembinaan pada pasangan calon pengantin. Kami bina mereka dalam berumah tangga yang baik agar terjalin hubungan harmonis dan peduli pada kesehatan bumil dan balita," jelas Hudan.

Sementara Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, Sri Wahyu Utami mengatakan, program yang dilakukan sudah cukup baik, dari kelas ibu hamil, pemberian makanan bergizi, dan edukasi pada ibu-ibu.

"Ada juga pemberian tablet penambah darah untuk remaja putri. Itu untuk mencegah anemia sehingga saat hamil agar tidak beresiko pada bayi yang lahir dengan berat badan rendah," ungkapnya. *****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved