Berita Viral
SOSOK Leni, Remaja Yatim Piatu asal Wakatobi yang Jalan ke Sekolah Tempuh 2 Jam, Nenek Sakit Stroke
Lena, remaja yatim asal Wakatobi rela berjalan kaki ke sekolah tempuh waktu selama 2 jam, begini kisah perjuanagnnya.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Berbagai rintangan tak mengurangi semangat Leni untuk pergi ke sekolah.
Leni merupakan remaja berusia 15 tahun asal Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Di usianya yang masih belia, Leni telah kehilangan kedua orang tuanya.
Ia menjadi yatim piatu sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD).
Kini, dirinya merupakan salah satu siswi sekolah menengah atas (SMA) di daerahnya.
Perjuangannya pergi ke sekolah pun pantas diacungi jempol.
Bagaimana tidak, ia rela jalan ke sekolah yang berjarak 14 kilometer dari rumahnya.
Tak tanggung-tanggung, dirinya menempuh perjalanan selama 2 jam.
Lantas, siapakah sosok Leni dan bagaimana perjuangannya pergi ke sekolah?
Diketahui, Leni merupakan salah satu siswi di SMA Negeri 1 Wangiwangi.
Di sekolahnya, dirinya merupakan sosok yang pintar.
Tak ayal, ia pun masuk ke dalam kelas unggulan.
Selain itu, Leni tidak pernah terlambat masuk ke sekolah meskipun berjalan kaki dari rumahnya.
Rupanya, ia sudah jalan kaki ke sekolah sejak duduk di bangku SD.
Terik matahari pun tidak menyurutkan niat Leni untuk menempuh pendidikan.
“Saya tidak minder dengan teman-teman lain.
Saya dari SD sudah berjalan kaki,” kata Leni, Selasa (7/11/2023), dilansir Surya.co.id dari Kompas.com.
Supaya tidak terlambat, Leni yang masuk siang mulai berjalan kaki dari rumahnya di Dusun Langgaha Baru, Desa Wungka, Kecamatan Wangiwangi Selatan, sekitar pukul 10.00 Wita.
Baca juga: SOSOK Penjaga Kios Yatim Piatu Dipenjara usai Curi Mie dan Snack gegara Lapar, Kisahnya Viral
“Saya mulai pergi ke sekolah jam 10.00 Wita, tiba sekitar jam 12.00. Kalau pulang jam 4 atau jam 5 (sore), tapi tiba di rumah sudah mau maghrib,” ujar Leni.
Kedua orangtua Leni sudah meninggal dunia sejak Leni masih di sekolah dasar sehingga ia hidup bersama kedua adiknya yang masih kecil dengan pamannya.
Namun, sang paman kemudian meninggal dunia, Leni dan kedua adiknya tinggal bersama dengan neneknya yang sudah lumpuh dan stroke.
Untuk memenuhi kebutuhan setiap hari, Leni bahu-membahu bersama kedua adiknya dengan bekerja menjadi buruh bangunan dan Leni menjual kelapa.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Wangiwangi Yuwono mengatakan, sejak awal masuk SMA, Leni menggunakan seragam SMP-nya.
“Maka, kami dari guru bermaksud untuk mengumpulkan sedekah Jumat dan kami akan berikan pakaian seragam.
Kemudian, teman-teman kelasnya dengan rasa iba mengumpulkan sumbangan dan sumbangan itu diberikan kepada Leni di rumahnya,” ucap Yuwono.
Yuwono menjelaskan, Leni termasuk anak yang cerdas dan pintar sehingga Leni ditempatkan di kelas unggulan di sekolahnya.
“Ia kalau ke sekolah tidak pernah terlambat. Hanya kalau pulang, dia tiba di rumahnya sudah habis maghrib," ungkap Yuwono.
Perjuangan Bocah 12 Tahun Cari Nafkah Sendiri Demi Sekolah, Dagang Pentol Karena Orangtua Cerai
Kisah pilu juga datang dari seorang bocah di Surabaya bernama Ridho.
Dilansir Surya.co.id dair TribunJakarta.com, di usianya yang baru 12 tahun, ia memilih untuk berjuang hidup sendiri sejak kedua orangtuanya resmi berpisah.
Saat anak-anak seusianya sibuk bermain, Ridho bahkan pilih berjualan pentol di pinggir jalan agar bisa melanjutkan sekolah.
Ia diketahui bersekolah di SDN Gadel II/577 Surabaya.
Baca juga: Siswi SMP Yatim Piatu di Trenggalek Lahirkan Bayi, Keluarga Curigai Pernyataan Ibu Asuh
Setiap pulang sekolah, Ridho akan berjualan pentol dengan gerobak bahkan sampai larut malam.
Bocah mungil tersebut menjadi viral usai video momen dirinya yang sedang berjualan, dibagikan oleh salah seorang seorang Tiktokers.
Awalnya, seorang Tiktokers konten-konten jajanan melihat gerobak bertuliskan 'Pentol Gisel' di pinggir jalan, Surabaya.
Ia menghampiri gerobak itu karena berniat untuk membeli pentol tersebut.
Namun saat didekati, ternyata ia tidak mendapati adanya penjual pentol.
Hanya ada seorang bocah laki-laki berkaos putih, duduk tak jauh dari gerobak itu sambil memainkan Hp.
Sontak pria yang merekam video itu langsung bertanya kepada bocah tersebut dimana pedagang yang menjual pentol itu.
"Dek, yang jualan mana?" tanya sang Tiktoker dalam bahasa Jawa.
Rupanya, penjual pentol tersebut adalah bocah yang sedang duduk itu.
"Saya (penjualnya)," jawab dia.
Mengetahui ada pembeli yang datang, ia langsung berdiri menghampiri pria tersebut sambil tersenyum.
Pria yang merekam video itu, langsung dibuat kaget.
Ia benar-benar tidak menyangka bahwa penjual pentol gerobak tersebut adalah anak-anak.
"Loh, kamu yang jualan? masih kecil udah jualan loh," kata Pria tersebut.
Ridho mengaku sudah biasa berjualan pentol di pinggir jalan.
Kata Ridho, ia biasanya mulai berjualan sejak sore hari sepulang sekolah.
Sejak orangtuanya bercerai, ia memilih untuk mencari nafkah sendiri.
Hasil jualannya itu, ia gunakan untuk keperluan sehari-hari dan sekolah.
Tak ada raut penyesalan, ataupun mengeluh dengan kehidupan yang dijalani terpancar dari wajah bocah kecil tersebut.
Saat melayani dan diajak bicara, senyuman manis selalu diperlihatkan Ridho kepada para pembelinya.
Ia memiliki kegemaran bersalawat.
Tutur katanya juga begitu sopan hingga menyedot perhatian warganet. (Kompas.com/TribunJakarta.com)
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Sosok-Leni-remaja-yatim-piatu-asal-Wakatobi-yang-rela-jalan-kaki-ke-sekolah-hingga-tempuh-2-jam.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.