KKB Papua

Sosok Elkius Kobak Pimpinan KKB Papua yang Kena Karma Usai Aniaya Nakes, Kehilangan 2 Markas

Inilah sosok Elkius Kobak, pimpinan KKB Papua yang kena karma setelah aniaya nakes di Yahukimo. Kehilangan 2 Markas.

facebook
Sosok Elkius Kobak Pimpinan KKB Papua yang Kena Karma Usai Aniaya Nakes, Kehilangan 2 Markas. 

Sementara Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2023, AKBP Bayu Suseno menjelaskan, terdapat sejumlah barang bukti berhasil disita dari kedua markas KKB tersebut.

Barang bukti yang disita antara lain solar sel 4 unit, mesin genset 6 unit, senjata tajam berupa parang, panah dan jubi, 2 buah HT, 2 unit senapan angin, dan 1 stel pakaian loreng khas KKB.

"Terdapat juga barang bukti berupa suntikan dan beberapa botol ampul serta sejumlah obat-obatan diduga hasil merampas dari tenaga kesehatan di Puskesmas Amuma Yahukimo yang beberapa waktu yang lalu dianiaya KKB saat sedang bertugas di sana," jelas Bayu.

"Pertimbangan posisi markas berada diantara dua ketinggian sehingga tidak memungkinkan untuk membawa seluruh barang bukti, maka sebagian barang bukti langsung kami musnahkan di lokasi," katanya.

Satgas Damai Cartenz 2023 akan terus melakukan upaya penegakan hukum terhadap KKB yang berada di sekitar kota Dekai Yahukimo.

"Kami akan terus lakukan pengejaran dan akan kami hancurkan markas KKB lainnya yang berada di sekitar kota Dekai Yahukimo," tandas Bayu.

Sebelumnya, niat baik sejumlah tenaga kesehatan atau Nakes yang menuju ke Yahukimo mendapat balasan keji dari kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua.

Tugas mulia para nakes tersebut malah disambut dengan berondongan tembakan KKB Papua.

Para nakes tersebut awalnya ingin mengecek langsung bencana kelaparan di Distrik Amuma, Yahukimo.

Tapi KKB Papua malah menuduh mereka sebagai mata-mata dan melakukan penyerangan.

Kelima nakes tersebut yaitu Ferdinandus Suweni, Adrianus Erdwarder Harapan, Sandi Ransa, Danur Widuran, dan Angganita Mandowen.

Danur Widuran, satu di antara nakes yang dianiaya KKB menuturkan, ia dan empat rekannya diberi tugas oleh kemenkes untuk melakukan pelayanan kesehatan di Distrik Amuma karena ada informasi mengenai bencana kelaparan.

"Kami nakes dari Kemenkes turun diminta untuk pelayanan kesehatan yang memungkinkan dilakukan di Amuma," kata dia, melansir dari Tribun Papua.

Hari pertama pelayanan, kata Danur, semuanya berjalan dengan normal, dan penyambutan masyarakat sangat baik.

"Pada saat pelayanan kami baik-baik saja, karena kami berangkatnya sekitar jam 8-9, sehingga untuk antar-jemput itu tidak memungkinkan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved