Berita Surabaya

Gramedia Edukasi Nusantara Ajak Guru-Guru di Surabaya Nobar Film 'Budi Pekerti' di CGV Marvell City

Penerbit Gramedia Edukasi Nusantara mengumumkan eksistensinya di bidang penerbitan dengan menyediakan produk-produk dalam menunjang pendidikan

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: irwan sy
Nur Ika Anisa/TribunJatim.com
Gramedia Edukasi Nusantara mengajak tenaga pendidik di Surabaya nonton bareng film Budi Pekerti di CGV Marvell City Mall Surabaya pada 2 dan 4 November 2023. 

SURYA.co.id, SURABAYA - Penerbit Gramedia Edukasi Nusantara secara resmi mengumumkan eksistensinya di bidang penerbitan dengan menyediakan produk-produk dalam menunjang pendidikan di Indonesia.

Grand Launching ini dilaksanakan secara serentak dengan pemutaran film Budi Pekerti di 10 kota tersebar di Indonesia.

Gramedia Edukasi Nusantara mengajak tenaga pendidik di Surabaya nonton bareng di CGV Marvell City Mall Surabaya pada 2 dan 4 November 2023.

Direktur Gramedia Edukasi Nusantara, Irawan Sukma, mengatakan acara ini sebagai rangkaian acara peresmian Gramedia Edukasi Nusantara.

Pada acara nonton bareng di Surabaya, ada sekitar 200 orang yang terdiri dari tenaga pendidik hingga instansi daerah.

“Ini merupakan langkah awal kami maju lebih eksis lagi di dunia pendidikan. Kebetulan di Bulan November ada Hari Guru dan salah satu grup kami Rekata Studio membuat film sebagai penghargaan kepada guru,” ungkap Irawan Sukma ditemui di CGV Marvell City Mall Surabaya, Kamis (2/11/2023).

Pihaknya berharap, Gramedia Edukasi Nusantara dapat berkontribusi penuh dalam mengembangkan pendidikan, membangun Sumber Daya Manusia (SDM) berkarakter, kreatif, mandiri, gotong royong dan berkebhinekaan.

Gramedia Edukasi Nusantara menyediakan produk pendidikan berkualitas dan relevan untuk mendukung proses pembelajaran dan sesuai kurikulum nasional.

Gramedia Edukasi Nusantara berdiri sejak 20 September 2022, sejalan dengan komitmennya untuk terus berkontribusi dalam bidang pendidikan yang inovatif dan berkualitas.

Penerbit ini telah menghasilkan produk berkualitas untuk mendukung kegiatan belajar mengajar yang berfokus pada penyediaan buku teks pendamping, buku teks peminatan, buku non teks, platform education technology, dan produk pendidikan lainnya.

Gramedia Edukasi Nusantara berkomitmen untuk terus menjadi agen pembaharuan dan terus bergerak dinamis untuk mencerahkan masyarakat dan bangsa.

“Filmnya ini tentang guru menghadapi kemelutnya di media sosial. Mungkin ini bisa menjadi cahaya yang baik bagi kita semua dalam menyikapi media sosial saat ini,” ujarnya.

Pesan Film Budi Pekerti
Film ini berkisah tentang Bu Prani, seorang guru BK yang video perselisihannya dengan pengunjung pasar berakhir viral di media sosial akibat tindakannya yang dinilai tak mencerminkan pribadi seorang guru.

Bu Prani yang diperankan oleh Sha Ine Febriyanti, mendapat perundungan di media sosial atau cyber bullying.

Kesalahan-kesalahan keluarga Bu Prani dicari-cari oleh warganet sampai pekerjaannya terancam hilang.

Tak hanya Bu Prani, keluarganya pun mendapat dampak dari video viral tersebut.

Padahal, pada kronologi awal, sang guru hanya menegur seorang pengunjung yang menyerobot antrean.

Permasalahan muncul saat Bu Prani yang tengah memesan kue putu di pasar dan menegur seorang pria yang menyerobot antrean.

Video Bu Prani saat menegur seseorang direkam dan viral dengan narasi yang salah, sehingga sang guru dipandang memarahi penjual kue putu.

Keadaan semakin memburuk ketika banyak pihak menjadikan sang guru BK sebagai korban perundungan.

Di sisi lain, Suami Bu Prani yang bernama Didit yang diperankan oleh Dwi Sasono, pun tengah mengalami depresi karena kegagalan bisnis di tengah pandemi Covid-19.

Film ini juga dibintangi Prilly Latuconsina sebagai Tita dan Angga Yunanda sebagai Muklas. Keduanya berperan sebagai anak dari Bu Prani.

Permasalahan ini terus membesar, tidak hanya pada keluarga tetapi hingga mengancam karier Bu Prani di sekolahnya.

Wregas Bhanuteja sang sutradara menggunakan netizen sebagai bencana yang tak terelakkan hingga menguji keluarga Bu Prani.

Budi Pekerti tampil sangat relevan dengan kenyataan dunia nyata di mana netizen kerap menilai sesuatu di dunia maya tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Wregas berusaha mengingatkan para penonton untuk bisa lebih bijak lagi dalam menggunakan media sosial.

Film yang diproduseri Adi Ekatama, Willawati, dan Iman Usman ini menampilkan sisi bahwa netizen bisa memberi dampak dahsyat bagi kehidupan seseorang di luar sana.

Selain pesannya yang begitu kuat, film dari Kaninga Pictures dan Rekata Studio ini juga menawarkan visual ciamik dan akting memukau dari para pemainnya.

“Film ini resmi tayang di bioskop-bioskop Tanah Air mulai hari ini. Nah kami mengadakan nonton barengnya dua hari,” ungkap Irawan Sukma.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Sekolah Menengah (Sekmen), Dispendik Surabaya, Ahmad Syahroni mengatakan, edukasi melalui film menjadi bagian dari refreshing.

Banyak pesan yang dapat diambil dari pemutaran film Budi Pekerti.

“Saya kira ini memberikan motifasi, inspirasi dan acuan guru-guru terkait karakter yang ada di film ini dan terkait banyak hal yang dulu tidak bermasalah tapi sekarang sensitif seperti bullying. Sehingga paling tidak ada motivasi guru supaya memberikan sesuatu yang baik, enjoy, menyenangkan sehingga dengan cara itu tidak terbebani dan tujuannya tercapai,” ungkapnya.

Dalam perfilman, Syahroni mengatakan, siswa-siswi di Surabaya sudah mengembangkan kegiatan kreatifitas pembuatan film, animasi dan teater.

Hal ini menjadi wadah dari passion anak muda dalam berkarya dalam visual.

“Anak-anak di Surabaya membuat film-film pendek, karena mengikuti ekstrakulikuler. Tidak masuk di pembelajaran langsung tapi ada yang menunjang dari teater, animasi dan pembuatan film,” tutupnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved