Ayah dan Anak Tewas Membusuk

Nasib Pilu Bocah 3 Tahun Tinggal Bareng Jasad Ayah dan Adik 10 Hari, Dimandikan Masih Bau Menyengat

Nasib pilu dialami Afida Dzakiah (3), anak sulung bos travel umrah Hamka Rusdi (50) yang tewas membusuk di dalam rumahnya di daerah Koja, Jakarta Utar

Editor: Musahadah
kolase kompas.com/tribun jakarta
Polisi melakukan olah TKP di rumah bos travel umrah yang tewas bersama balitanya di Koja, Jakarta Utara. 

SURYA.CO.ID - Nasib pilu dialami Afida Dzakiah (3), anak sulung bos travel umrah Hamka Rusdi (50) yang tewas membusuk di dalam rumahnya di daerah Koja, Jakarta Utara, pada  Sabtu (28/10/2023).

Afida ditemukan hidup bersama sang ibunda, Nur Hikmah (32) di dalam rumah.

Sementara adiknya, Abid Qushayyi Akma (2)  bernasib sama dengan sang ayah, tewas membusuk di kamarnya.

Saat ditemukan, Afida dalam kondisi lemas dan kurus di dalam kamar lantai 2.

Setelah dievakuasi dari rumah, Afida dan Nur Hikmah sempat dibawa ke klinik umum terdekat untuk mendapatkan perawatan.

Baca juga: PESAN TERAKHIR Bos Travel Umrah Sebelum Tewas Membusuk Bersama Anaknya, Bukti Penting di Tubuh Istri

Dokter Diana, dokter yang kali pertama menangani Afida dan Nur Hikmah mengaku miris.

"Pertama kali datang diantar warga itu kondisi ibu dan anaknya sangat lemah dan cukup memprihatinkan," ucap Diana kepada TribunJakarta.com, Selasa (31/10/2023).

Menurut Diana, bocah tersebut tampak lusuh, lemas, dan bau.

Setelah diduga berhari-hari hidup bersama dua jasad yang sudah membusuk, bau menyengat menempel pada tubuh AD.

Pihaknya sampai harus memandikan bocah perempuan itu tiga kali untuk menghilangkan bau menyengat yang masih menempel di tubuhnya.

"Anaknya itu sampai dimandiin tiga kali," ucap Diana, Rabu (1/11/2023).

"Dimandiin sekali masih bau, dua kali, masih bau, kata yang mandiin dok masih bau, akhirnya dimandikan lagi," ucap Diana.

Adapun setelah dimandikan, tubuh Afida langsung dibaluri minyak kayu putih.

Karena kondisinya yang sangat memprihatinkan, dokter juga langsung memberikan asupan makanan.

AD ketika itu langsung sangat lahap menyantap makanan tersebut.

"Dikasih minyak kayu putih, terus langsung disuapin, sehat kok, segar anaknya," ucap Diana.

Melihat kondisi ibu dan anak tersebut, Diana menduga mereka sudah tidak makan berhari-hari.

Namun di antara keduanya, Diana menyebut kondisi Nur Hikmah lebih menyedihkan.

Nur Hikmah datang dengan kondisi mulut pucat diduga kekurangan cairan.

"Mungkin karena berhari-hari gak makan, jadi si anak setelah dimandikan itu terlihat lapar sekali," tutur Diana.

Setelah diperiksa, Diana menyebut Nur Hikmah dan Afida sempat dimandikan dan diberi makan.

Keduanya juga diperiksa oleh dokter dan hasilnya tidak ditemukan tanda-tanda penyakit signifikan.

"Kalau dari pemeriksaan fisik, tanda-tanda vitalnya bagus semua, kayak tensi, nadi, semuanya bagus, nggak ada masalah," ucap Diana.

Diana juga menyebut, Nur Hikmah dan Afida tidak menangis ketika dibawa ke kliniknya.

Menurut Diana, Hikmah hanya terlihat seperti orang depresi ketika sudah tiba di klinik.

Wanita itu juga linglung saat dokter melontarkan sejumlah pertanyaan.

Bahkan, Hikmah mengaku tidak mengenal suaminya Hamka.

"Dia nggak tahu, dia tidak mengenal itu suaminya, dia bilang bukan suaminya itu," ucap Diana.

Hingga saat ini Hikmah masih menjalani perawatan dan pemeriksaan di RS Polri Kramat Jati, sementara Afida yang sudah sehat dipulangkan ke keluarganya.

Polisi pun masih terus melakukan penyelidikan terhadap kasus penemuan jenazah ayah dan bayi membusuk ini.

Pesan Terakhir Hamka

Di bagian lain, pesan terakhir Hamka (50) terungkap.

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan menyebut, 10 hari yang lalu sebelum ia ditemukan tewas, tepatnya pada 18 Oktober 2023, Hamka menghubungi keluarganya.

Baca juga: MISTERI Ayah dan Anak Tewas di Koja: Polisi Ungkap Waktu Kematian, Penyebab Luka Lebam di Wajah Abid

Hal ini sesuai dengan hasil otopsi yang menyebut Hamka sudah tewas 10 hari sebelum jasadnya ditemukan warga.

Menurut keterangan Gidion, Hamka sempat mengeluh tentang sakit yang dirasakan saat berkomunikasi dengan keluarganya.

"Penelusuran jejak kita sebelumnya, ada komunikasi antara korban dengan keluarganya, ada menyebutkan ada keluhan tentang sakit tenggorokan yang dia keluhkan," kata Gidion.

Akan tetapi polisi belum bisa memastikan apakah itu berhubungan dengan penyebab kematiannya atau bukan.

Proses autopsi yang dilengkapi dengan penelitian forensik lanjutan bakal terus dirampungkan kepolisian guna mengungkap apa sebenarnya yang membuat korban meninggal dunia.

"Ini kemudian kita harus melakukan uji kompetensi yang lain, antara lain adalah histopatologi forensik kemudian toksikologi forensik," jelas Gidion.

Di bagian lain, polisi justru menemukan fakta lain bahwa anak Hamka tewas 7 hari setelah ayahnya meninggal dunia.

Hal ini berdasarkan hasil otopsi yang mengungkap jam tewasnya Abid adalah tiga hari sebelum jasad ditemukan.

Fakta lain yang cukup penting adalah ditemkannya bercak darah di tubuh NFH, istri Hamka.

Gidion Arif Setyawan mengungkapkan, darah tersebut dipastikan bukan darah yang keluar dari tubuh sang istri.

"Istrinya belum atau tidak ada luka terbuka, (tapi) ada beberapa bercak darah yang menempel," ucap Gidion di Mapolres Metro Jakarta Utara, Senin (30/10/2023).

Gidion mengatakan, polisi akan melakukan pemeriksaan lanjutan berupa tes DNA terkait darah siapa yang menempel di tubuh istri korban.

Darah yang menempel di badan wanita itu akan dicocokkan dengan darah yang berceceran di sekitar jenazah suaminya pengusaha travel umrah, alias korban Hamka (50).

"Itu bukan luka dari istrinya, itu harus kita menunggu hasil forensik, apakah darahnya siapa ya belum dapat kita pastikan darah siapa," ucap Gidion.

"Kita juga uji DNA, yang pasti bukan darah dari istrinya," tegas Kapolres.

Sementara itu, pada wajah anak bungsu korban yang juga ditemukan tewas di lokasi didapati ada luka lebam.

Polisi masih menelusuri apakah luka lebam tersebut diakibatkan kekerasan atau terjadi ketika balita itu terjatuh dari tempat tidur.

"Ada luka di bagian wajah dan kening, tapi itu yang harus kita uji forensik," ucap Gidion di Mapolres Metro Jakarta Utara, Senin (30/10/2023).

"Anak itu usia kematiannya 3 hari, akan kita lakukan uji jaringan untuk melihat penyebab kematian," sambung Gidion.

"Si anak ada luka, tapi apakah luka itu signifikan dengan kematian itu yang perlu diuji jaringan. Karena memang usia kematian sudah 3 hari, jadi tidak nampak kasat mata luka terbuka," sambung Kapolres.

Sosok istri misterius

Fakta penemuan jasad ayah dan anak yang membusuk di Koja, Jakarta Utara.
Fakta penemuan jasad ayah dan anak yang membusuk di Koja, Jakarta Utara. (Kolase Surya.co.id)

Saat ditemukan warga, kondisi perempuan berinisial NFH itu sangat mengenaskan.

Dia duduk di dalam sifa ruang tamu dalam kondisi lemas di rumahnya di Jalan Balai Rakyat, Tugu Selatan.

Perempuan ini tanpa ekspresi  dan hanya diam dengan wajah linglung.

Seorang warga, Sugandi mengungkapkan, saat itu warga sempat menanyakan perihal keberadaan suami serta anak-anaknya.

Baca juga: Jawaban Istri Hamka usai Suami dan Anaknya Tewas Membusuk, Posisi si Sulung Terhalang Jasad Ayah

Tetapi, ia tak dapat berkomunikasi dengan baik. Ia hanya berbicara tak jelas perihal anak-anaknya.

"Petugas bertanya ke istri korban, 'Kenapa kamu? Suami kamu meninggal, kenapa enggak lapor warga?' Dia (istri AH) hanya bilang, 'Anak saya, anak saya!' gitu saja. Enggak bisa ditanya-tanya," ujar Sugandi. 

Sambil menunggu kedatangan polisi, warga berinisiatif membawa keluar istri Hamka dan memberikan makan.

"Istrinya dulu dikasih makan sama warga, dia mau makan lahap tapi pas ditanya kayak orang linglung, enggak ada nangis apalagi histeris," kata Bambang.

Menurut Bambang, seorang warga istri Hamka kesehariannya tertutup.

Bahkan, warga tak ada yang tahu siapa nama dari wanita itu meski sudah tinggal lama di tempat tersebut.

"Kalau istrinya saya sama tetangga juga ga ada yang tahu namanya siapa, orangnya tertutup, paling kita cuma sekadar negor aja pas ketemu," ujar Bambang.

Bambang mengatakan, Hamka tinggal bareng istri dan anak-anaknya di rumah bekas orangtuanya.

"Pak Hamka emang asli sini, ini bekas rumah orang tuanya, dia punya usaha travel umrah, Kalau istrinya ibu rumah tangga aja," kata Bambang.

Seorang warga lain bernama Ali (45) mengungkap soal kehidupan keluarga Hamka.

Ali menyebut, Hamka sudah tinggal puluhan tahu di rumah tersebut sejak kecil bersama kakak dan orangtua mereka.

"Dari kecil memang sudah di sini. Hanya saja orangtuanya sudah enggak ada dan kakak-kakaknya sudah pada pindah. Jadi, (AH) tinggal di situ sama istri dan anak-anaknya," ungkap Ali dikutip dari Kompas.com.

Sosok Hamka dikenal Ali baik, tak macam-macam, bahkan religius lantaran sering ke masjid.

"Dia orangnya baik kok dan religius. Selalu menyempatkan waktu untuk salat di masjid," ujar Ali.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Iverson Manossoh mengatakan, sang istri dan anak yang hidup saat ini masih menjalani perawatan intensif di RS Pelabuhan Jakarta.

Polisi belum bisa meminta keterangan keduanya.

"Belum tahu alasannya (kenapa enggak melapor). Karena istrinya sakit. Saat ini juga langsung dirawat. Kemudian, anak yang tua juga sedang dirawat," ucap dia.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Bocah yang Hidup Bareng Jasad Ayah dan Anak di Koja Bikin Prihatin, 3 Kali Dimandikan Bau Tak Hilang

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved