SURYA Kampus

Kisah Ivanna Zakiyah, Alumnus Unila yang Jadi Dosen Bahasa Indonesia di Harvard University

Seorang alumnus Universitas Lampung (Unila), Ivanna Zakiyah, berkesempatan mengajar bahasa Indonesia di Harvard University, begini kisahnya.

Instagram/ivannakoes via Kompas.com
Sosok Ivanna Zakiyah, alumnus Unila yang berkesempatan untuk menjadi dosen di Harvard University, Amerika Serikat 

SURYA.CO.ID - Kisah inspiratif datang dari salah satu alumnus Universitas Lampung (Unila), Ivanna Zakiyah.

Di usianya yang masih muda, Ivanna alumnus Unila berkesempatan untuk menjadi dosen di Harvard University, Amerika Serikat.

Di Harvard University, Ivanna alumnus Unila mengajar Bahasa Indonesia.

Adapun, dirinya berhasil mengajar di Negeri Paman Sam berkat program beasiswa.

Ivanna Zakiyah merupakan awardee program beasiswa Fulbright FLTA (Foreign Language Teaching Assistant).

Melalui Fulbright FLTA, ia berkesempatan mengikuti program di Harvard University selama setahun.

Pada mulanya, ia ingin mengikuti program itu untuk menyebarluaskan budaya Indonesia.

Ivanna ingin para mahasiswa internasional di Harvard University lebih mengenal budaya Tanah Air. ,

Di satu sisi, ia menyukai bidang pendidikan dan bahasa.

Gadis asal Lampung tersebut merupakan alumnus Unila jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FKIP.

Selama kuliah, dilansir Surya.co.id dari Kompas.com, Ivanna pernah mengikuti SEA Teacher Program di Cebu, Filiphina.

Saat mengikuti program tersebut, ia belajar mengajar bahasa Inggris untuk murid dari latar belakang yang berbeda-beda.

Pengalaman tersebut membuatnya ingin terus mempelajari budaya dan bahasa.

Setelah menyelesaikan studi di Unila tahun 2019, Ivanna dan temannya fokus mendirikan kursus bahasa Inggris @withenglish.id bersama temannya.

"Aku tertarik karena program Fulbright FTLA ini unik dan sesuai background aku di pendidikan, selain mengajar Bahasa dan budaya Indonesia, aku juga bisa belajar dengan mengaudit kelas di Harvard University," terang Ivanna kepada Kompas.com, Kamis (26/10/2023).

Ivanna menerangkan, program Fulbright FTLA ini merupakan program satu tahun yang memberinya kesempatan mengajar kelas non-kredit di Ash Center for Democratic Governance and Innovation, Harvard Kennedy School.

"Sistem kelasnya non-kredit open lecture, terbuka untuk siapa saja yang ingin belajar Bahasa Indonesia dari daerah Boston, yang belajar ada yang dari Harvard, Boston University, dan lain-lain," papar Ivanna.

Dia menambahkan, di Harvard juga ada kelas Bahasa Indonesia kredit di Departemen South Asian Studies dengan dosen pengampu Ibu Sakti.

Ivanna Zakiyah, alumnus Unila yang berkesempatan untuk menjadi dosen di Harvard University
Ivanna Zakiyah, alumnus Unila yang berkesempatan untuk menjadi dosen di Harvard University (Instagram/ivannakoes via Kompas.com)

Selama menjalani program ini, Ivanna aktif mengobservasi kelas Bahasa Indonesia Ibu Sakti di Harvard Faculty of Arts (South Asian Study) dan terus belajar cara mengajar BIPA dengan efektif dari beliau.

Selama mengajar Bahasa Indonesia di Harvard University, mahasiswa yang mengikuti kelas tersebut karena tertarik dan biasanya ada rencana penelitian di Indonesia seperti meneliti Orang Utan, meneliti film Asia, dan lain-lain.

Ada juga yang heritage learner karena memiliki keluarga orang Indonesia.

"Mahasiswa di sini sangat antusias saat aku berbagi tentang Indonesia.

Mahasiswa yang ikut kelas kebanyakan bukan asli Amerika karena di Harvard banyak pendatang dari berbagai negara," imbuh Ivanna.

Selama mengikuti program ini, Ivanna juga bisa menikmati berbagai fasilitas seperti museum, perpustakaan dan mengikuti seminar-seminar.

Banyak Benefit Lolos Program Fulbright FLTA

Terkait program Fulbright FLTA yang diikutinya, ternyata memberikan banyak benefit.

Mulai dari tiket pesawat, asuransi kesehatan, tunjangan stipend bulanan, seminar, konferensi dan kegiatan lainnya dan bebas biaya kuliah.

Program Fulbright FLTA yang diikuti Ivanna adalah program non-degree untuk guru bahasa Inggris dan guru BIPA.

Syarat untuk mendaftar program ini yakni skor IELTS minimal 6.5 dan TOEFL ITP minimal 550 serta pengalaman mengajar minimal 1 tahun.

Bagi pendaftar yang bukan dari Jurusan Pendidikan, Fulbright juga membuka program S2 dan S3 dan program non-degree lainnya.

Jika kamu berencana mencoba beasiswa Fulbright, selain di Harvard, kamu juga punya kesempatan kuliah di kampus Ivy League lainnya.

Seperti Yale University, Columbia University dan Universitas Pennsylvania.

Baca juga: Kisah Siti Uswatun Anak Buruh Serabutan Dapat Beasiswa S2 di Unair, Dulu Lulusan Terbaik UM Surabaya

Ivanna pun memberi tips bagi mahasiswa atau masyarakat pada umumnya yang akan mengikuti program serupa.

"Bisa mempersiapkan persyaratannya dari sekarang, seperti sertifikat bahasa Inggris (TOEFL) dan menulis essay.

Program ini biasanya dibuka bulan Januari," beber Ivanna.

Selain mengajar dan mengambil dua kelas di Harvard University, Ivanna berencana menjadi Literacy Volunteers of Massachusetts untuk mengajar basic literacy to adults and English to Speakers of Other Languages (ESOL).

Untuk informasi lainnya terkait program Fulbright FLTA dan program lainnya, bisa dibaca melalui laman https://www.aminef.or.id/grants-for-indonesians/fulbright-programs/foreign-language-teaching-assistant-flta-2/.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved