Berita Surabaya

Prof Dr dr Eighty Mardiyan Jadi Guru Besar Wanita Pertama Unair di Bidang Uroginekologi Rekonstruksi

Universitas Airlangga (Unair) Surabaya berhasil memiliki guru besar wanita pertama di Indonesia dalam bidang Uroginekologi Rekonstruksi.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: irwan sy
sulvi sofiana/surya.co.id
Prof Dr dr Eighty Mardiyan Kurniawati SpOG Subsp Urogin-RE. dr Eighty jadi guru besar wanita pertama Unair Surabaya di bidang Uroginekologi Rekonstruksi. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Universitas Airlangga (Unair) Surabaya berhasil memiliki guru besar wanita pertama di Indonesia dalam bidang Uroginekologi Rekonstruksi.

Adalah Prof Dr dr Eighty Mardiyan Kurniawati SpOG Subsp Urogin-RE yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran Unair pada Rabu (25/10/2023).

Selain dr Eighty guru besar di bidang ini di Indonesia baru ada Prof Dr dr Budi Iman Santoso SpOG MARS (K) dan almarhum Prof dr H Yunizaf SpOG (K).

Ia menjadi guru besar kedua sekaligus satu-satunya guru besar perempuan di Indonesia dalam bidang ini, dan satu-satunya guru besar Obgyn di Surabaya.

Bidang Uroginekologi Rekonstruksi, dikatakan dr Eighty menangani pasien dengan gangguan dasar panggul, sehingga organ yang ada di dalam panggul ini dalam kondisi baik, mulai dari masalah rahim turun, beser, disfungsi seksual hingga tidak bisa nahan buang angin.

Masalah kesehatan terkait uroginekologi jarang mengancam jiwa, namun mempunyai dampak besar pada kualitas hidup individu serta mempengaruhi kesehatan perempuan jangka panjang.

"Ini keluhan yang biasa dialami perempuan. Memang tidak mengganggu kesehatan, tapi menurunkan fungsi. Apalagi hampir 50 persen perempuan mengalami gangguan dasar panggul dengan derajat yang berbeda," lanjutnya.

Hal ini dialami karena perempuan yang mengalami kontraksi melahirkan, biasanya otot dan jaringannya akan berkembang.

Dikatakan dr Eighty, bidang Uroginekologi Rekonstruksi baru dikembangkan pada 2003.

Saat itu dirinya masih PPDS dan kasus yang membutuhkan dokter dengan bidang keilmuan tersebut masih jarang.

Saat itu dirinya diminta menjadi salah satu staff bidang tersebut di FK Unair.

"Saat saya PPDS masih jarang kasusnya. Jadi misal ada rahim turun semua PPDS ngumpul. Tapi sekarang kasus tambah banyak entah karena memang meningkat atau banyak yang tidak malu lagi periksa,"ungkap ibu tiga putra ini.

Dikatakannya, di RSUD Dr Soetomo sudah ada 60 kasus gangguan dasar panggul dari tahun 2016 ke 2021.

Tingginya kasus gangguan dasar panggul dan gelar guru besar yang ia dapatkan membuatnya ingin menggaungkan bidang keilmuan ini dan inovasi dalam penanganan kasus gangguan dasar panggul.

"Tiap menolong pasien lahiran saya selalu menemukan ketuban, dan membran ketuban (membran amnion) ini yang memanfaatkan biasanya yang non obgyn. Dari literasi banyak yang memakai membran ini di bidang kesehatan. Ada juga yang memakai membran ini untuk membuat vagina, karena ada juga yang wanita yang tidak memiliki vagina," urainya.

Menurutnya pemanfaatan membran ini menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi para dokter.

Pasalnya, dirinya juga sedang meneliti pemakaian membran ini namun masih sebatas pada hewan hewan coba.

"Penelitian pada manusia masih terbatas, makanya saya merekomendasikan untuk adanya penelitian lebih lanjut pada pemakaian membran Amnion ini," ungkapnya.

Banyak keuntungan yang menjadi alasan pemilihan membran amnion, termasuk ketersediaan, biaya rendah, dan kesederhanaan isolasi. 

Membran amnion disimpan dalam bentuk segar, kriopreservasi, atau kering.

Untuk pemanfaatan membran amnion secara optimal, maka dikombinasikan dengan material lain.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved