Berita Trenggalek

Stok Beras Trenggalek Aman Hingga 6 Bulan Mendatang, Harga Tinggi Untungkan Petani

Kepala Dispertapan Kabupaten Trenggalek, Didik Susanto mengatakan ketersediaan dan harga beras telah menjadi perhatian pemerintah pusat.

tribun jatim/sofyan arif candra
Tingginya Harga Gabah dan Beras Untungkan Petani Trenggalek 

SURYA.CO.ID, TRENGGALEK - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertapan) Kabupaten Trenggalek memastikan stok gabah dan beras di Kabupaten Trenggalek aman setidaknya untuk enam bulan kedepan.

Kepala Dispertapan Kabupaten Trenggalek, Didik Susanto mengatakan ketersediaan dan harga beras telah menjadi perhatian pemerintah pusat.

"Setiap pekan ada pelaporan dua kali terkait stok dan harga pangan pokok, termasuk upaya pemerintah daerah dalam menekan inflasi," ucap Didik, Senin (9/10/2023).

Dari laporan yang disusun tersebut, Didik mengetahui tingginya harga beras di Trenggalek tidak berhubungan dengan kenaikan atau penurunan stok beras.

"Kami menduga ada pihak yang menimbun beras pada jumlah besar karena adanya prediksi krisis pangan dunia sehingga pihak tersebut melakukan penimbunan untuk mengantisipasinya," lanjutnya.

Namun demikian hal tersebut menjadi kabar baik bagi petani Trenggalek karena bisa untung lebih besar dibandingkan harga sebelumnya.

"Saat ini harga Gabah Kering Giling (GKG) mencapai Rp 7,3 ribu perkilogram, padahal normalnya Rp 5,8 ribu perkilogram, jadi kenaikannya cukup signifikan dan baru kali ini terjadi seperti ini," jelas Didik.

Sementara itu, untuk potensi puso atau gagal panen, menurut Didik, sangat tergantung dengan ketepatan prediksi cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Sebelum memasuki masa kering 2 (MK2), Dispertapan telah melakukan sosialisasi kepada petani untuk menanam palawija.

Sedangkan sawah yang tetap memilih untuk menanam padi, petani memilih jenis padi yang umurnya pendek atau masa panennya lebih cepat.

"Jadi pergantian jenis tanaman varietas sudah dilakukan, kalau tepat insyaallah tidak ada puso. Tapi kalau meleset seperti tahun kemarin, diprediksi kemarau panjang tetapi malah banjir 6 kali sehingga terjadi puso terutama untuk kedelai, kacang dan jagung," pungkasnya.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved