Ibu Bunuh Anak Kandung

SOSOK Nurhani Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Subang: Tangan Diikat, Dibuang ke Sungai Saat Sekarat

Terungkap sosok Nurhani, ibu yang tega membunuh anak kandungnya, Muhammad Rauf (13) di Desa Parigimulya, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang

Editor: Musahadah
kolase tribun jabar/istimewa
Nurhani, ibu yang tega membunuh anak kandungnya di Subang, Jawa Barat. 

SURYA.CO.ID - Terungkap sosok Nurhani, ibu yang tega membunuh anak kandungnya, Muhammad Rauf (13) di Desa Parigimulya, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Jasad Muhammad Rauf ditemukan di Kali Bugis, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, Rabu (4/10) dini hari.

Saat ditemukan, jasad Muhammad Rauf dipenuhi luka dan tangannya masih terikat ke belakang.

Tim Inafis Polda Jabar yang melakukan olah tempat kejadian perkara di kediaman kakek Rauf menemukan sejumlah bercak darah.

Bercak darah terlihat di ruang tamu, di pipa paralon, tongkat kayu, kusen, besi rel kereta berukuran panjang 20 sentimeter, dan gergaji kayu.

Baca juga: TERKUAK Bukti Suara Janda Muda Sukabumi Sebelum Tewas Dianiaya Terduga Anak Anggota DPR di Surabaya

Darah juga terlihat pada sebilah kayu yang patah menjadi dua, pecahan genting,  batu bata, dan dinding rumah, serta di halaman belakang rumah menuju kebun dan sejumlah titik lainnya yang total semuanya ada 37 titik bercak darah di TKP.

Akhirnya terungkap bahwa Muhammad Rauf dihabisi ibu kandungnya, Nurhani di rumah tersebut.

Nurhani pun ditetapkan sebagai tersangka.

Kepada polisi Nurhani mengaku tega menghabisi darah dagingnya hanya karena masalah sepele. 

Nurhani mengaku tak kuasa menahan emosi lantaran Rauf meminta ponsel kepadanya.

Tanpa berpikir, ia pun langsung memukuli Rauf hingga tak berdaya.

"Rauf saya sumpal mulutnya  dengan boneka kecil milik adiknya, kemudian tangan Rauf diikat, kepalanya dibenturkan ke dinding dan kusen, lalu dipukul kepalanya menggunakan tongkat kayu, pipa paralon, dan bambu pagar," kata Nuhani dingin.

Setelah anaknya tak berdaya, kata Nurhani, ia pun menyeret Rauf ke belakang rumah, menyusuri kebun.

Adik Nurhani, yang datang tak lama berselang, lantas membawa Rauf yang sudah tak berdaya dengan sepeda motor.

Adik Narhani membawa Rauf ke Sungai Bugis di Anjatan, Indramayu, lalu membuangnya ke sana.

Saat hendak dibuang ke sungai, kata Nurhani, anaknya terlihat masih hidup.

"Masih hidup saat diseret lewat belakang rumah sebelum dibawa pakai motor dan dibuang ke Sungai Bugis," ujarnya.

Siapa sebenarnya Nurhani

Nurhani sudah bercerai dengan suami atau ayah MUhammad Rauf, DIrno (52) beberapa tahun silam.

Sejak saat itu, Muhammad Rauf  menjadi tak terurus.

Apalagi setelah itu, Dirno juga jarang bertemu dengan anak mereka, Rauf.

Saat ditemui wartawan, DIrno mengaku tak tahu, apa yang selama ini antara Rauf dan ibunya.

"Kami sudah jarang bertemu," ujarnya di lokasi pemakaman Rauf di Desa Parigimulya, Subang, Kamis (5/10). 

Terakhir bertemu dengan Rauf, kata Dirno, setahun yang lalu.

Sepengetahuannya, kata Dirno, Rauf tak lagi melanjutkan pendidikannya setelah lulus SD. 

"Sebelumnya kalau ketemu, dia hanya meminta uang, lalu pergi lagi," katanya.

Dirno mengaku tak menyangka anaknya akan tewas dengan cara seperti ini.

"Saya sudah setahun lebih tak komunikasi dan belum pernah ketemu lagi sama anaknya, karena dia tinggal sama ibunya setelah ibunya cerai dengan saya," Dirno.

Dirno meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kasus kematian anaknya

"Saya ikhlas. Namun minta polisi usut tuntas serta tangkap pelakunya," ujarnya.

Hingga kemarin, sudah empat orang yang ditangkap karena diduga kuat terkait dengan kasus pembunuhan ini. 

Selain menangkap ibu, kakek, dan paman Rauf, polisi juga menangkap pemilih sepeda motor yang digunakan adik Nurhani membuang tubuh Rauf. 

Kejamnya penyiksaan berujung pembunuhan itu membuat heran kriminolog, Agustinus Pohan.

Apalagi aksi kejahatan tersebut juga dilakukan paman dan kakek korban.

Dalam kasus ini, kata dia, pihak kepolisian harus melakukan pemeriksaan terhadap kondisi psikologis para pelaku yang terdiri dari ibu, paman dan kakek korban.

"Karena kasus ini sangat ekstrem dan agak aneh, karena pembunuhan terhadap anak yang usianya sangat muda, kemudian hanya karena persoalan meminta telepon genggam dan dilakukan oleh ibu kandung dan dibantu keluarganya," ujar Agustinus Pohan, Kamis (5/10).

Menurutnya, kasus pembunuhan ini sangat tidak biasa.

Sehingga, penyidik harus melakukan pemeriksaan secara menyeluruh.

"Ini situasi yang tidak biasa, mungkin perlu dilakukan kajian juga, keadaan psikologis keluarga itu (para pelaku), seperti apa sih dan apa yang terjadi di keluarga itu," katanya. 

Meski pembunuhan yang dilakukan ibu terhadap anak ini termasuk kejahatan luar biasa, namun dia tidak melihat kasus ini sebagai pembunuhan berencana.

Sehingga Polisi hanya bisa menjerat pelaku dengan pasal pembunuhan biasa.

"Saya tidak melihat ini sebagai pembunuhan dengan rencana, jadi mungkin pembunuhan biasa yang ancaman maksimalnya 15 tahun," katanya.

"Mungkin juga satu pembunuhan biasa yang akibat dari kemarahan yang tidak dapat dikendalikan dari keluarga itu terhadap anaknya."

"Kalau pun ada satu orang yang marah dan tidak bisa mengendalikan diri, biasanya anggota keluarga lain yang menenangkan," tambahnya.

Agus menduga, bisa saja kakek dan paman korban, membantu ibu korban agar peristiwa pembunuhan ini tidak terungkap.

"Bisa saja eskalasi, misalnya anak ini mendapat penganiayaan dari Ibunya, karena kemudian khawatir bisa terungkap kejahatan itu, anggota keluarga lain mencoba melindungi si Ibu, tapi dengan cara membantu membuang anak itu," ujarnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Cuma Karena Hape, Rauf Disiksa sampai Tewas oleh Ibunya, kata Kriminolog Kasus Ekstrem dan Aneh

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved