Berita Viral

Nasib Nahas Bocah 7 Tahun Operasi Amandel Berujung Mati Batang Otak hingga Koma, Ini Kata RS

Seorang bocah 7 tahun mengalami mati batang otak usai menjalani operasi amandel, kini ia terbaring koma dan sempat kejang-kejang.

Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Adrianus Adhi
Kompas.com/Firda Janati, Thinkstock
Bocah berusia 7 tahun mengalami mati batang otak dan koma usai operasi amandel 

SURYA.CO.ID - Nasib nahas menimpa seorang bocah berusia 7 tahun.

Di usianya yang masih belia, bocah 7 tahun tersebut mengalami mati batang otak.

Bocah berusia 7 tahun tersebut mengalami mati batang otak setelah menjalani operasi.

Adapun, tindakan operasi dilakukan untuk mengatasi penyakit amandel.

Tidak disangka, operasi amandel itu berujung membuatnya mengalami batang otak.

Kini, sang bocah tidak sadarkan diri alias koma.

Sebelumnya, bocah tersebut sempat mengalami kejang-kejang.

Diketahui, tindakan operasi berlangsung pada Selasa (19/9/2023).

Operasi dilakukan di Rumah Sakit (RS) Kartika Husada, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Kejadian tersebut pun memunculkan berbagai spekulasi, terlebih setelah keluarga korban membeberkan sejumlah kejanggalan.

Pada mulanya, A mengalami penayakit amandel.

Kondisi amandel A sudah membesar dan disarankan untuk diangkat.

Informasi tersebut disampaikan oleh ayah A, Albert.

Awalnya, A dijadwalkan dioperasi pada pukul 12.00 WIB.

Namun, hingga jadwal operasi tiba, anaknya belum juga dioperasi.

Akhirnya, sang ibu pergi mandi sebentar.

Tak disangka ketika tengah mandi, sang anak tiba-tiba dibawa ke ruang operasi tanpa diketahui.

'Pada saat dia masih mandi tiba-tiba perawat datang untuk membawa anak saya ke ruang operasi tanpa istri saya ketahui," kata Albert saat dihubungi, Jumat (29/9/2023), dilansir Surya.co.id dari TribunSumsel.com.

Rumah Sakit (RS) Kartika Husada, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Rumah Sakit (RS) Kartika Husada, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat. (KOMPAS.com/FIRDA JANATI)

 Albert menuturkan bahwa saat itu istrinya terkejut mengetahui anaknya tidak ada di kamar rawat dan sudah dipindahkan ke ruang operasi.

"Istri saya mendapatkan lokasi ruang operasi, akan tetapi anak saya sudah berada di dalam ruang operasi dan istri saya sudah tidak dijinkan masuk atau menemui anak saya," ujar Albert.

Istri Albert lalu diberikan kertas untuk ditandatangani sebelum A menjalani operasi amandel.

"Istri disodorkan form untuk ditandatangani, dikarenakan sedang panik jadi dia hanya tanda tangan tanpa benar-benar paham apa isi form tersebut," imbuhnya.

Dari pukul 12.30 WIB, A menjalani operasi selama satu jam. Setelah itu, dokter THT memberikan informasi operasi berjalan lancar.

Selanjutnya, dari penuturan Albert, dokter anestesi yang mengambil alih untuk menyadarkan kembali anaknya.

"Tetapi di saat itu anak saya terlihat kesusahan dalam mengambil napas karena terlihat anak saya berusaha mengambil napas lewat mulutnya sekitar tiga kali seperti orang mendengkur keras," jelas Albert.

A kemudian mengalami henti napas dan henti jantung.

Dokter anestesi dan perawat langsung melakukan resusitasi jantung dan memasang ventilator.

"Kemudian anak saya mengalami kejang-kejang yang hebat sampai harus ditidurkan kembali agar tidak mempengaruhi post-operasinya."

Albert menuturkan, setelah itu sampai dengan hari Kamis, kondisi A mengalami penurunan tingkat kesadaran.

"Di hari Jumat malam pihak dokter mendiagnosis anak saya sudah mati batang otak berdasarkan nilai GCS (Glasgow Coma Scale) anak saya," ucapnya.

Sampai dengan saat ini, kata Albert, anaknya masih terbaring di rumah sakit.

Baca juga: PERJUANGAN Hero Tito Bertinju Nyambi Jadi Tukang Parkir hingga Raih Juara Dunia, Kini Koma di RS

"Barusan direktur utamanya datang ke saya minta maaf dan saat ini saya minta tindakan nyata dan pertanggungan jawabnya untuk anak saya ini," jelasnya.

Setelah didiagnosis mati batang otak, Albert mempertanyakan keadaan anaknya.

"Saya langsung ke RS dan menanyakan keadaan anak saya itu, saya bertemu dengan dokter anestesi, akan tetapi penjelasan dari dokter anestesi tidak jelas dan terkesan berputar-putar," ujar Albert kepada Kompas.com, Jumat (29/9/2023).

Albert menuturkan, sampai saat ini dia belum mendapatkan kepastian penyebab sang anak bisa terkena mati batang otak.

"Saya sampai saat ini tidak mendapatkan penyebab sebenarnya kenapa anak saya bisa henti napas dan henti jantung (usai operasi amandel)," ujar Albert.

"Kenapa supply oksigennya tidak sampai ke otaknya, ada bagian yang hilang disitu," sambung dia.

Bahkan dirinya masih terus berupaya untuk membuka komunikasi dengan pihak RS secara baik-baik.

"Saya tetap berusaha komunikasi walaupun saya dalam keadaan kalut dan panik sekalipun," ucapnya.

Namun, Albert menyebut pihak RS seakan memperlambat semua proses padahal ia sudah meminta bertemu dengan dokter yang menangani operasi anaknya.

RS Kartika Husada Jatiasih Sebut Telah Lakukan Operasi Sesuai Prosedur

Sementara itu, dilansir Surya.co.id dari Kompas.com, pihak RS Kartika Husada Jatiasih, Kota Bekasi, menyebut bahwa mereka sudah meminta persetujuan keluarga sebelum melakukan operasi amandel A (7) pada Selasa (19/9/2023).

Sebelum dioperasi, bocah tujuh tahun yang kini didiagnosis mati batang otak itu menunggu di ruang rawat inap.

Setelah itu, ia dibawa ke ruang operasi.

"Intinya kami sudah melakukan komunikasi kepada keluarga terkait sebelum pemindahan pasien dari ruang rawat inap ke ruang operasi," imbuh Perwakilan Manajemen RS Kartika Husada Bekasi, Rahma Indah Permatasari, Jumat (29/9/2023).

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved