Berita Tulungagung

Keracunan Massal di MTsN 4 Tulungagung, Sampel Cappucino Cincau Dikirim ke Surabaya dan RSUD

Dinkes menemukan produk ini dijual di seluruh wilayah eks Kawedanan Campurdarat, mulai Campurdarat, Bandung, Besuki dan Pakel

Penulis: David Yohanes | Editor: Deddy Humana
surya/david yohanes
Salah satu siswi MTsN 4 Tulungagung korban keracunan massal menjalani perawatan di Puskesmas Bandung. 


SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Kasus keracunan yang dialami 15 siswi MTsN 4 Tulungagung, Sabtu (15/9/2023) lalu, telah diselidiki Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung. Ada lima korban yang sudah diperbolehkan pulang usai menjalani rawat inap di Puskesmas Bandung, sementara dinkes menyimpulkan penyebab keracunan massal itu.

Dinkes menyimpulkan, pemicu keracunan adalah minuman cappucino cincau yang dijual di depan MTsN di Jalan Bandung-Durenan, Desa Suruhan Lor ini. Sedangkan minuman Teh[LI1] [LI2] [LI3] [LI4] Poci yang sempat dicurigai tidak terbukti sebagai pemicu keracunan.

“Seluruh korban ternyata minum cappuccino cincau, bukan Teh Poci. Karena itu sampel yang diuji adalah yang cappuccino cincau,” ungkap Plh Kabid P2P Dinkes Tulungagung, Desi Lusiana Wardhani, Senin (18/9/2023).

Sampel telah dikirim ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya dan RSUD dr Iskak Tulungagung.

Desi menerangkan, minuman cappucino cincau itu diproduksi warga Bandung dan dikemas dalam gelas plastik dan disealed (disegel). Produk ini lalu dimasukkan dalam kotak styrofoam berisi es untuk mengawetkan.

Dinkes menemukan produk ini dijual di seluruh wilayah eks Kawedanan Campurdarat, mulai Kecamatan Campurdarat, Bandung, Besuki dan Pakel. Selain di MTsN 4 Tulungagung, produk yang sama juga dijual di depan SMPN 1 Bandung.

Selebihnya produk ini dijual di warung-warung yang tersebar di empat kecamatan itu. “Karena itu kami melakukan mitigasi ke semua wilayah eks Kawedanan. Hasilnya tidak ada temuan kasus lain,” sambung Desi.

Dari penjelasan pembuat, produk yang tidak laku dimasukkan dalam freezer untuk dijual lagi keesokan harinya. Di MTsN 4 Tulungagung ada 8 produk, 7 di antaranya telah terjual. 

Sementara di SMPN 1 Bandung ada 19 gelas, 17 di antaranya terjual. “Kita tidak bisa memastikan, produk yang lama dan produk yang baru. Karena semuanya bercampur,” tutur Desi.

Pembuat cappucino cincau juga membuat produk lain berupa aneka kue. Khusus cappucino cincau ini diminta untuk berhenti diproduksi sampai hasil laboratorium keluar.

Sedangkan produk lain seperti kue masih bisa dipasarkan seperti biasa. “Kami juga meminta para bidan desa di eks Kawedanan Campurdarat untuk melakukan pemantauan jika kemungkinan ada kasus yang belum diketahui,” pungkas Desi.

Sebelumnya ada 15 siswa MTsN 4 Tulungagung yang mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi teh dan cappucino cincau. Mereka membeli minuman itu di depan sekolah selepas olahraga, Sabtu (15/9/2023) pagi.

Selang 10 menit mereka mengalami gejala keracunan, seperti mual, pusing dan muntah-muntah. Dari 15 siswa itu, 5 dinyatakan tidak bergejala, 5 rawat jalan dan 5 siswi menjalani rawat inap. ****

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved