Berita Madiun

Dilanda Musim Kemarau Panjang, Volume Air Waduk Dawuhan Madiun Menurun Drastis

Akibat musim kemarau panjang, volume air Waduk Dawuhan yang berada di Desa Plumpungrejo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, berkurang drastis.

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Febrianto Ramadani
Kondisi Waduk Dawuhan di Desa Plumpungrejo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, Kamis (14/9/2023). Volume air mengalami penurunan drastis, kurang dari 10 persen dari kapasitas normal 3,9 juta meter kubik. 

SURYA.CO.ID, MADIUN - Akibat musim kemarau panjang, volume air Waduk Dawuhan yang berada di Desa Plumpungrejo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, berkurang drastis.

Kondisi tersebut, juga berdampak terhadap sawah sekitar.

Pasalnya, Waduk Dawuhan dipergunakan untuk mengaliri lahan pertanian di tiga kecamatan. Yakni Kecamatan Madiun, Kecamatan Wonoasri dan Kecamatan Balerejo.

Salah seorang petani desa setempat, Tamsi menuturkan, karena debit air terus menurun menyebabkan irigasi sawah tidak berfungsi dengan baik.

"Kering sejak Juni lalu. Kalau terus seperti ini tanaman di sawah bisa mati kekurangan air," ujarnya ketika ditemui di lokasi, Kamis (14/9/2023).

Di tempat yang sama, Petugas Operasi Waduk Dawuhan, Agung Wirasat mengatakan saat ini pintu air sudah ditutup per tanggal 10 September.

"Kapasitas normal waduk 3,9 juta meter kubik. Saat ini air kurang dari 10 persen. Jadi sekitar 200 ribuan," ujar Agung.

Lantaran sudah ditutup sejak 10 September, lanjut dia, otomatis sudah tidak bisa mengairi sawah dengan luas total 1273 hektare.

"Memang sekarang masa awal tanam dari bendungan. Kemudian untuk pemeliharaannya warga memakai sumur sibel untuk bantuan pemeliharaan sampai panen," bebernya.

"Kondisi volume sudah menurun di batas minimal. Air tidak bisa keluar untuk pemeliharaan bendungan. Kalau di sini, sekitar 20 ada 4 sampai 5 kelompok yang mencari ikan," imbuh Agung.

Sembari menanti datangnya musim hujan, pihaknya melakukan pengurangan tanah untuk mengembalikan volume tampungan yang berkurang karena sedimen.

"Kami perkirakan musim hujan tiba pada Oktober atau November. Semoga dapat terisi air," tandas Agung.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved