Berita Viral
SOSOK dr Hizbillah Yazid yang Pimpin Operasi Anak Viral Jualan Peyek Sambil Merangkak di Surabaya
Inilah sosok dr Hizbillah Yazid yang pimpin tim dokter operasi Cyntya Afrianti, anak yang viral jualan peyek sambil merangkak di Surabaya.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id, SURABAYA - Inilah sosok dr Hizbillah Yazid yang pimpin tim dokter operasi Cyntya Afrianti, anak yang viral jualan peyek sambil merangkak di Surabaya.
Diketahui, nasib Cyntya saat ini sudah lebih baik karena mendapat bantuan dari Biddokkes Polda Jatim melalui fasilitas layanan kesehatan RS Bhayangkara Surabaya.
Kaki Cyntya yang sulit untuk berjalan normal telah dioperasi oleh beberapa tim dokter yang dipimpin dr Hizbullah Yazid.
Menurut penelusuran SURYA.co.id, dr Hizbillah Yazid bertugas praktik di sejumlah rumah sakit.
Ia menjadi Dokter Spesialis Orthopedi Anak di RS PHC Surabaya.
dr Hizbillah Yazid juga masuk dalam tim dokter KSM Orthopedi dan Traumatologi di RSUD Dr Soetomo.
Terkait kondisi Cyntya, dr Hizbullah Yazid memastikan, pihaknya telah mempersiapkan jalannya proses operasi.
Baca juga: BIODATA Irjen Toni Harmanto yang Bantu Operasi Anak Viral Jualan Peyek Sambil Merangkak di Surabaya
Mulai dari memastikan kesiapan dalam aspek fasilitas medis yang digunakan. Termasuk, kondisi pasien Cyntya yang akan melalui fase operasi tersebut.
"Harapannya tidak hanya sampai operasi tetapi sampai terapi pasca operasi," ujar dr Hizbullah.
Operasi yang dilakukan terhadap Cyntya ini dilakukan pada empat bagian sendi. Meliputi sendi lutut kanan kiri dan sendi pergelangan kaki kanan kiri.
"Pada Cyntya ini yang bermasalah pada kedua kaki sehingga yang dikoreksi adalah keseimbangan otot dari kedua kaki khususnya lutut dan angkel," jelasnya.
Namun, menurut dr Hizbullah, kasus kesehatan pasien Cyntya, bagian sendi palunya tidak terlalu bermasalah, sehingga sedikit lebih memudahkan untuk tindakan dan perkembangannya tidak terlalu progresif.
"Apalagi pertumbuhan Cyntya sudah hampir selesai, jadi panjang tulang atau ototnya tidak terjadi masalah apabila sudah diseimbangkan," pungkasnya.
Sosok Cyntya Afrianti
Berikut Surya.co.id merangkum 6 fakta bocah di Surabaya jualan peyek sambil merangkak.
1. Viral di Jagad Maya
Sebuah video yang menggambarkan anak jualan peyek sambil merangkak viral di media sosial.
Belakangan diketahui bahwa warga dalam video tersebut merupakan warga Surabaya.
Anak tersebut diketahui bernama CAA, perempuan berusia 17 tahun warga Kendangsari Sekolahan, Surabaya.
Dalam video yang beredar, CAA terlihat berjalan merangkak di pinggir jalan raya sembari berjualan peyek yang dikalungkan di lehernya.
"Sedih banget liat anak itu jual peyek, nyeret badannya, kakinya sampe lecet berdarah," tulis narasi dalam video yang diunggah akun Tiktok @ceritaharuhariini dikutip Surya.co.id, Kamis (20/7/2023).
2. Belum Satu Tahun jadi Warga Surabaya
Mengetahui hal ini, Pemkot Surabaya memberikan perhatian serius.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Erna Purnawati bersama Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) M Fikser mendatangi rumah keluarga CAA, Rabu (19/7/2023) malam.
Mewakili Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, mereka menyerahkan sejumlah paket bantuan, termasuk intervensi kepada keluarga ini.
Camat Tenggilis Mejoyo Surabaya, Wawan Windarto, mengungkap ibunda dan ayah CAA, Sumiyati dan Andi Siswoto, belum satu tahun menjadi warga Surabaya.
Sekalipun demikian, mereka tetap mendapat intervensi bantuan dari pemkot.
3. Sudah Mendapat Bantuan
Ia menjelaskan bahwa pemkot sebelumnya telah memberikan sejumlah intervensi kepada keluarga CAA, salah satunya berupa bantuan tebus ijazah SMP CAA.
"Bantuan tebus ijazah SMP CAA kita ajukan ke Baznas Surabaya pada November 2022. Saat kita ajukan itu, KK CAA masih ikut budenya di Kendangsari Surabaya," kata Wawan.
Selain pembebasan ijazah, juga intervensi pembebasan iuran BPJS Kesehatan hingga pemberian kursi roda.
"Untuk bantuan kursi roda, kita ajukan lewat Baznas Surabaya pada Maret 2023 untuk suami Bu Sumiyati," katanya.
Sumiyati juga pernah ditawari Lurah Kendangsari ikut bekerja di padat karya dan modal usaha berupa rombong.
"Dulu pernah ditawari, tapi ibunya (Sumiyati) tidak mau," tandasnya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Surabaya, M Fikser, menjelaskan Pemkot Surabaya konsisten memberikan intervensi bantuan sosial kepada warganya.
Dalam pemberian intervensi, ada beberapa kriteria warga yang mendapat prioritas.
Pemkot memprioritaskan bagi warga miskin yang tercatat KTP Surabaya sebelum 2021.
"Jadi yang baru menjadi warga KTP Surabaya setelah 2021 sementara tidak dibantu dulu," kata Fikser.
Hal itu dituangkan dalam surat pernyataan bersedia untuk sementara tidak menerima bantuan dari Pemkot Surabaya.
Hal yang sama juga berlaku pada CAA Afrianti yang ternyata baru pindah KTP Surabaya pada 2022.
"Jadi kita memiliki regulasi seperti itu. Karena juga kekuatan APBD Surabaya kan terbatas, kita prioritas dulu warga miskin KTP Surabaya yang sudah lama," katanya.
Sekalipun demikian, Wali Kota tetap menginstruksikan jajarannya untuk memberikan bantuan keluarga CAA, warga Jalan Kendangsari Surabaya, di antaranya memastikan kondisi ekonomi terpenuhi.
Menurutnya, dalam regulasi pindah KK atau KTP Surabaya, pihak pengampu juga memiliki tanggung jawab memastikan kondisi sosial keluarga yang ditampungnya maupun ekonominya.
"Ini tanggungjawab yang besar," katanya.
4. Video Lama
Di sisi lain, CAA Afrianti bercerita bahwa video yang viral di medsos dipotret sekitar Maret 2023 di kawasan RSUD dr Soetomo Surabaya.
Video itu direkam oleh orang yang mengaku dari komunitas sosial.
"Video itu sudah lama," kata CAA saat ditemui di rumahnya.
Menurutnya, komunitas itu menawarkan untuk membantu keluarga CAA dengan cara memviralkan CAA melalui media sosial sehingga bisa mendapatkan bantuan.
"Awalnya ditawari, katanya biar banyak orang yang donasi, bantu," ujar CAA yang memiliki keterbatasan pada kedua kakinya ini.
Sumiyati mengakui tak mengetahui hal itu.
"Diberitahu tetangga, saya dan CAA sampai sekarang tidak berani melihat videonya, sampai segitunya, nangis saya," katanya.
5. Tak Lagi Berjualan Peyek
Menurutnya, pekerjaan tersebut tak lagi dilakukan.
Sebaliknya, mereka telah membuat produksi pakaian.
"Memang kalau Hari Raya Idul Fitri, puasa, saya bikin peyek.
Awalnya jualan di rumah sakit Nginden, karena CAA terapi di RSUD Dr Soetomo, akhirnya coba-coba jualan di sana. Tapi kalau sekarang, saya ikut kerja cabut benang di konveksi," katanya.
Sumiyati bersama suaminya Andi Siswoto (49) sudah 12 tahun tinggal di Surabaya.
Ia bersama suami dan kedua anaknya memilih tinggal indekos di dekat rumah saudaranya kawasan Kendangsari Surabaya.
6. Awalnya Enggan Pindah KK Surabaya
Meski sudah lama tinggal di Kota Pahlawan, Sumiyati enggan pindah KK Surabaya.
"Karena memang tidak punya rumah, di Surabaya ini saya ngekos. Makanya, saya bingung," katanya.
Ketika CAA ingin masuk SMA Negeri, ia dimasukkan KK kerabatnya di alamat Jalan Kendangsari Gang Lebar Surabaya pada Agustus 2022.
Sementara Sumiyati bersama suami dan anak nomor tiga, administrasi kependudukannya masih berstatus warga Mojokerto.
"Karena belum satu tahun masuk KK Surabaya, CAA tidak diterima SMA Negeri. Akhirnya itu ditawari sama Pak Lurah sekolah PKBM paket C (Januari 2023), tapi CAA menolak, tidak mau bersekolah. Kalau sekarang CAA sudah mau sekolah kejar Paket C," katanya.
Seiring berjalannya waktu, Sumiyati pun ingin pindah KTP dan KK Surabaya.
Inisiatif itu muncul karena melihat kondisi suaminya yang sakit dan membutuhkan banyak biaya pengobatan.
Akhirnya ia memutuskan pindah KK Surabaya dengan menumpang alamat saudaranya di Jalan Kendangsari.
Setelah itu, CAA pun lantas ditarik masuk ke dalam KK Sumiyati yang diterbitkan pada 26 Juni 2023.
"Pindah Surabaya biar kalau berobat tidak jauh-jauh ke Mojokerto.
Kemudian juga pindah KK Surabaya biar CAA bisa masuk ke sekolah negeri. Karena di Surabaya ini apa-apa gratis," katanya.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/SOSOK-dr-Hizbillah-Yazid-yang-Pimpin-Operasi-Anak-Viral-Jualan-Peyek-Sambil-Merangkak-di-Surabaya.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.