Siswa Blitar Meninggal Dianiaya

Kemenag Jatim Buka Suara atas Insiden Kekerasan Renggut 2 Nyawa Siswa MTs di Blitar dan Lamongan

Kepala Kanwil Kemenag Jatim ini memberi respons khusus atas kasus meninggalnya siswa MTs oleh temannya sendiri.

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/nuraini faiq
Kepala Kanwil Kemenag Jatim Husnul Maram 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Kemenag Jatim memberikan perhatian serius atas kasus kekerasan yang terjadi di lembaga sekolah MTs N 1 Blitar dan MTs lain di Paciran Lamongan.

Dua siswa menjadi korban kekerasan hingga meninggal dunia

Kepala Kanwil Kemenag Jatim Husnul Maram menegaskan, penganiayaan itu tidak bisa dibenarkan.

Semua pelaku pendidikan di bawah Kemenag Jatim harus mengimplementasikan pendidikan karakter secara utuh.

Husnul menyatakan, etika dan adab adalah paling diutamakan dalam mencari ilmu. Termasuk di lingkungan madrasah atau MTs.

Kepala Kanwil Kemenag Jatim ini memberi respons khusus atas kasus meninggalnya siswa MTs oleh temannya sendiri.

"Di sinilah pentingnya pendidikan karakter. Kita wajib optimalkan dan aktualisasikan praktik nilai-nilai dari Ta'lim Muta'alim," kata Husnul merespons penganiayaan di MTs di Blitar dan MTs di Paciran Lamongan, Minggu (27/8/2023).

Dia menyebut, pendidikan karakter ini tidak hanya terhenti pada kurikulum dan pelajaran di semua level pendidikan di lingkungan Kemenag Jatim.

Tapi implementasi. Kemenag sendiri sudah meminta keterangan pihak sekolah.

Plt Kabid Pendidikan Madrasah Kemenag Jatim Santoso menuturkan bahwa untuk insiden di MTsN 1 Blitar sudah diketahui motifnya.

Latar belakang kekerasan hingga merenggut nyawa itu karena sakit hati. "Kejadiannya memang di kelas," kata Santoso.

MA, siswa kelas 9 MTsN 1 Blitar tewas setelah dihajar dengan tangan kosong.

Pelaku adalah KR, teman satu sekolah juga kelas 9 tapi lain kelas.

Santoso menyebut bahwa persoalan dipicu saat KR mendatangi ruang kelas MA, namun korban menegur.

Keesokan harinya, KR tidak terima dan kembali masuk kelas MA.

Pelaku menghajar hingga korban tak sadarkan diri. Saat dibawa ke RS Al Ittihad, MA sudah dinyatakan meninggal.

"Kami tentu sangat prihatin dan jangan adalagi kekerasan di madrasah (sekolah). Untuk kasusnya kami menghormati pihak kepolisian mengusutnya. Hanya saya heran, pelaku bukan dari pendekar atau anggota perguruan silat," kata Santoso.

Sementara itu untuk penganiayaan yang juga menghilangnya nyawa siswa di sebuah MTs di Paciran Lamongan, Kemenag Jatim masih meminta keterangan lebih jauh pihak sekolah.

Santoso belum bisa memberikan keterangan lebih detail.

BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved