Siswa Blitar Meninggal Dianiaya

Kemenag Jatim Ungkap Kronologi Lengkap Kasus Siswa MTs Tewas Dianiaya di Blitar

Penganiayaan berujung hilangnya nyawa siswa kelas 9 MTs Negeri 1 Blitar kini menjadi perhatian serius Kementerian Agama (Kemenag) Jatim.

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: irwan sy
SURYA.CO.ID/Samsul Hadi
Jenazah korban dimasukan ambulans di RSU Al-Ittihad Srengat untuk dibawa ke RSUD Srengat, Jumat (25/8/2023). Korban adalah Muh Arif JH, siswa kelas 9 MTs Negeri 1 Blitar, tewas lantaran diduga dianiaya teman sendiri di ruang kelasnya. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Muh Arif JH, siswa kelas 9 MTs Negeri 1 Blitar, Jatim, tewas saat dianiaya di ruang kelasnya.

Pelaku tidak lain adalah teman satu sekolah namun lain kelas.

Penganiayaan berujung hilangnya nyawa remaja usia SMP tersebut kini menjadi perhatian serius Kementerian Agama (Kemenag) Jatim.

"Kami prihatin dengan kejadian yang tidak diinginkan ini. Seluruh keluarga besar Kemenag Jatim ikut berbela sungkawa yang mendalam. Jangan ada lagi kekerasan apa pun di madrasah, tempat mencari ilmu," kata Plt Kabid Pendidikan Madrasah Kemenag Jatim Santoso, kepada Surya, Sabtu (26/8/2023).

Melalui rilis resmi yang diterima Surya, penganiaya pelajar usia SMP itu terjadi pada pergantian jam pelajaran di MTsN 1 Blitar pada Jumat (25/8/2023) kemarin.

Lokasi penganiayaan atau TKP di dalam kelas korban Muh Arif, kelas 9.5.

Pelaku diketahui berinisial KR, teman kelas 9 tapi beda ruang, korban 9.5 sedangkan pelaku 9.7.

"Kejadian bermula saat jam istirahat di hari Kamis (23/8/2023). Pelaku masuk ruang kelas 9.5. Saat itu juga, Arif mengingatkan kenapa masuk ke kelas lain," kata Santoso menjelaskan.

Rupanya, teguran itu berbuntut panjang.

Pelaku marah dan memilih kembali ke kelas Arif keesokan harinya atau Jumat.

Pada pergantian jam pelajaran jam ke 5-6, pelaku KR tiba-tiba menghampiri Arif.

Ada teman satu kelas di ruangan.

Pelaku langsung merangsek menuju tempat duduk korban.

Pelaku membabi buta menyerang dengan tangan kosong ke arah bagian vital korban.

Lalu melanjutkan ke tengkuk bagian belakang dan dihabisi di ulu hati.

Teman-teman satu kelas tak ada yang berhasil menghalangi.

Kejadian kurang dari lima menit.

Korban tak melawan saat dipukul.

Arif langsung tersungkur tak sadarkan diri dan langsung dibawa ke ruang UKS.

Karena tak sadarkan diri, pihak sekolah langsung membawa Arif ke RS Al Ittihad Srengat Blitar.

Saat di RS inilah, Arif dinyatakan meninggal. 

Emosi 
Plt Kabid Pendidikan Madrasah Kemenag Jatim Santoso mengaku sudah memanggil sejumlah pihak.

Kemenag Jatim juga sudah meminta keterangan yang sebenarnya di MTsN 1 Blitar.

Kejadian yang di luar dugaan itu berlangsung cepat.

Apalagi diketahui bahwa korban dan pelaku tidak pernah memiliki dendam lama.

Hanya tersulut emosinya saat diingatkan, kenapa masuk kelas lain.

Menunggu satu hari, rupanya pelaku yang sakit hati dengan korban melampiaskan dengan fisik.

Pelaku sebenarnya juga aktif di ekstra sekolah.

Dia tercatat sebagai anggota Pramuka sekolah.

Yang bersangkutan juga tergolong aktif di organisasi ekstra ini.

"Pelaku bukan anggota perguruan pencak silat atau pendekar. Siswa ini siswa biasa. Ternyata hasil keterangan teman pelaku dan para guru, pelaku lebih dulu mempelajari cara menghabisi musuh melalui YouTube," urai Santoso.

Kondisi ini yang membuat Santoso miris.

Pengaruh teknologi dan medsos begitu kuat.

Kondisi ini harus dibentengi, terutama di pendidikan sekolah atau madrasah di lingkungan Kemenag Jatim.

Sekolah dan guru harus menguatkan pendidikan karakter.

Kurikulum Merdeka makin leluasa untuk sekolah menguatkan pendidikan karakter anak.

"Namun yang paling utama sebenarnya adalah peran lingkungan dan keluarga. Sebab sekolah hanya terbatas waktunya. Orang tua mari terus pantau dan waspadai anak zaman now," kata Santoso.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved