Bayi Tertukar di Bogor

UPDATE Kisah Lengkap Bayi Tertukar di Bogor: Perawat Dinonaktifkan dan Hasil Tes DNA Tidak Identik

Inilah update terbaru kisah lengkap bayi tertukar di Bogor, Perawat Dinonaktifkan dan Hasil Tes DNA Tidak Identik.

kolase kompas.com
Kolase kasus Bayi Tertukar di Bogor. Simak update kisah lengkapnya. Perawat Dinonaktifkan dan Hasil Tes DNA Tidak Identik. 

SURYA.co.id - Inilah update terbaru kisah lengkap bayi tertukar di Bogor, Perawat Dinonaktifkan dan Hasil Tes DNA Tidak Identik.

Diketahui, kasus bayi tertukar di Bogor sudah hampir menuju babak akhir.

Kedua bayi dan ibu sudah melakukan tes DNA dan hasilnya sudah keluar.

Pihak kepolisian baru saja menyampaikan hasil tes Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) yang menunjukkan 99,9 persen tidak identik.

Dengan kata lain, kedua bayi tersebut dipastikan tertukar dari orang tua biologisnya.

Kedua orang tua bayi tertukar sepakat dan menerima hasil tes DNA itu.

Namun, proses pengembalian membutuhkan waktu sebulan lamanya.

Ada beberapa tahap yang harus dilakui kedua orang tua itu supaya anak kandungnya kembali ke pangkuan setelah 1 tahun tertukar.

Baca juga: 3 MOMEN HARU Hasil Tes DNA Bayi Tertukar di Bogor Diumumkan: Histeris, Ibu Pingsan hingga Berpelukan

Sementara itu, pihak kepolisian akan melakukan penyelidikan terhadap RS Sentosa, tempat kedua ibu itu bersalin.

Dirangkum SURYA.co.id, berikut kisah lengkap kasus Bayi tertukar ini.

1. Kronologi Awal

Kasus bayi tertukar bermula dari kecurigaan pasangan Siti Maulia ketika membawa pulang bayi laki-laki yang dilahirkannya di RS Sentosa pada 18 Juli 2022.

Saat itu, Siti mengaku merasakan kejanggalan ketika menggendong bayinya untuk kedua kali.

Dia juga memperhatikan detail perbedaan pada bayi yang dibawanya pulang dan bayi yang sempat digendong beberapa saat setelah persalinan.

"Sesar hari Senin, Selasa gendong bayi yang asli, terus Rabu pagi jam 06.00 itu saya merasa bayi berbeda pas digendong.

Dari bajunya yang awalnya kuning kok jadi pink.

Dari fisik, muka, rambut, dan kulit berbeda. Kalau yang bayi saya rambutnya tipis, enggak tebal," kata dia, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (12/8/2023).

Siti sempat mencurigai nama gelang yang ada di kaki bayinya berbeda alias bukan tertulis atas namanya. Kecurigaannya semakin kuat setelah Siti melakukan tes DNA.

Sementara itu, pihak rumah sakit mengakui adanya kasus bayi tertukar yang menimpa pasiennya.

Juru bicara RS Sentosa, Gregg Djako mengatakan bahwa bayi itu tertukar karena gelang dobel atas nama yang sama.

"Iya, memang ada dua gelang yang namanya sama, dobel. Jadi atas nama salah satu dari Ibu B ada di Ibu Siti," ungkapnya.

Bukti itu memperkuat dugaan bahwa penyebab bayi tertukar karena kelalaian. Adapun suster yang menangani bayi tertukar itu telah diberi sanksi.

2. Perawat dan Bidan Dinonaktifkan

Imbas kasus bayi tertukar di Bogor, Jawa Barat, RS Sentosa menonaktifkan 5 perawat dan bidan mereka. Keputusan itu diambil menyusul tujuh orang telah diperiksa sebagai saksi oleh penyidik Unit Reskrim Polres Bogor.

"Awalnya 15 orang yang mau disanksi, tapi kan kita harus melihat dong berapa orang yang kemudian terlibat," ujar Gregg, dilansir dari Kompas.com, Minggu (20/8/2023).

"Kita mendalami dan mencari mana yang paling berperan dan mengetahui betul peristiwanya. Jadinya yang 10 orang kita SP1 aja.

Sedangkan yang lima perawat dan bidan dinonaktifkan atau dibebastugaskan," imbuh dia.

Dalam hasil pemeriksaan Unit Reskrim Polres Bogor, ada unsur kelalaian saat memasang gelang ke bayi Siti.

Gelang itu dobel dengan satu nama yang sama, yaitu pasien berinisial D.

3. Hasil Tes DNA Bayi Tertukar

Kepastian bayi tertukar di Bogor ini diumumkan Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro pada Jumat (25/8/2023) malam.

AKBP Rio Wahyu mengatakan hasil tes DNA di Puslabfor Polri menunjukan bahwa bayi Ibu S dan Ibu D data kecocokannya mencapai hampir 100 persen.

"Berdasarkan hasil dari laboratorium forensik Puslabfor Bareskrim Mabes Polri yang mana diketemukan memang fix 99,99 persen berdasarkan data yang diberilan oleh Kapuslabfor yang diwakili oleh beliau bahwa anak tersebut memang tertukar," kata AKBP Rio Wahyu Anggoro kepada wartawan.

Dia menjelaskan bahwa setelah proses mediasi yang panjang, kedua pihak menerima fakta terkait hasil tes DNA ini.

"Kami ucap syukur Alhamdulillah atas rahmat Allah SWT tuhan yang maha kuasa masing-masing pihak bisa menerima dengam kebahagiaan yang luar biasa," kata AKBP Rio Wahyu Anggoro.

Sebelum hasil tes DNA bayi tertukar di Bogor diumumkan ke publik, pihak Polres Bogor menyampaikan terlebih dahulu kepada Siti Mauliah dan Dian dalam mediasi yang digelar secara tertutup.

Mediasi tertutup tersebut sejak pukul 15.00 WIB sore ini berlangsung cukup memakan waktu hingga berjam-jam.

Sebab mediasi diwarnai histeris hingga orang pingsan dari pihak keluarga.

Seperti yang disampaikan oleh Kuasa Hukum Ibu S, Rusdy Ridho seusai pengumuman hasil tes DNA tersebut.

"Karena ada yang sempat pingsan, ada yang dari keluarga, ada yang dari pihak korban, lebih dari satu orang, ya histeris lah, lebih ke histeris," kata Rusdy Ridho kepada TribunnewsBogor.com.

Untuk yang pingsan dan histeris ini, kata dia, salah satunya dialami Dian pasca mendengar hasil tes DNA dalam mediasi tertutup tersebut.

Hal itu membutuhkan proses sampai kondisi keluarga dan korban yang syok kembali tenang kemudian mediasi berlanjut.

Dia menyampaikan bahwa suasana isak tangis para keluarga termasuk keluarga Ibu S, bahkan Polisi yang hadir juga mewarnai mediasi tersebut.

"Manusiawi lah saya kira, ibu siapa yang tidak sedih ketika mendengar berita acara hasil tes DNA. Bahkan semuanya saya kira, semua yang hadir di ruangan itu menangis, bahkan Kapolres juga menangis, dari Deputi Kementrian semua juga ikut merasakan apa yang dirasakan para korban," ungkap Rusdy Ridho.

Setelah semua pihak kembali tenang, dalam mediasi ini berlanjut dengan dipertemukannya antara Ibu S dan Ibu D bersama kedua bayi dalam satu ruangan.

Berdasarkan dokumentasi yang diiterima wartawan, suasana haru terlihat ketika pihak Ibu S dan Ibu D dengan tenang melihat sambil memegangi kedua bayi ini bertemu.

Terlihat bahwa bayi yang selama ini dirawat Ibu S terlihat aktif, sementara bayi yang dirawat Ibu D terlihat berkarakter tenang.

Kedua bayi yang sama-sama berinisial G ini terlihat tidak menangis sama sekali dalam pertemuan mediasi tersebut.

"Tadi habis maghrib, dipertemukan sama Pak Kapolres berdua tadi, tadi sore itu langsung di tempat (mediasi Ibu S dan Ibu D), cuman dipertemukan antara dua bayi itu pas habis maghrib," kata Kuasa Hukum Ibu S, Rusdy Ridho kepada TribunnewsBogor.com, Jumat (25/8/2023) malam.

Setelah hasil tes DNA dinyatakan bahwa kedua bayi ini benar-benar tertukar, kedua bayi akan dikembalikan ke masing-masing ibu dan ayah kandungnya melalui tahapan yang memakan waktu sekitar 4 minggu atas arahan Deputi Bidang Perlindungan Anak.

Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro menambahkan bahwa ke depannya Polres Bogor akan ikut bertanggung jawab terhadap tumbuh kembang kedua anak yang tertukar ini.

 Kedua bayi yang tertukar ini diputuskan diangkat menjadi anak angkat Polres Bogor.

"Dua anak tersebut atas izin Bapak Kapolda, kami angkat menjadi anak angkat Polres Bogor," kata AKBP Rio Wahyu Anggoro.

Segala tanggung jawab terhadap kedua anak ini, kata Rio, adalah tanggung jawab ketiga orang tuanya, yaitu masing-masing ayah biologisnya dan Polres Bogor.

Saat polisi mengumumkan hasil tes DNA bahwa kedua bayi tersebut terbukti tertukar, kedua ibu bayi, Dian dan Siti Mauliyah langsung berpelukan sambil menangis.

Tak diketahui dengan jelas apa yang mereka bicarakan saat itu.

Tak hanya Siti dan Dian, kedua ayah dari bayi yang tertukar ini juga terlihat saling berpelukan.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved