Berita Surabaya
Pengembangan Soft Skill Diutamakan di Masa Periode Emas Anak
Pendidikan berbasis STEAM di Sampoerna Academy, dirancang untuk mempersiapkan anak belajar berpikir dengan memperkuat lima komponen penting
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, SURABAYA – Pengembangan Soft Skill sangat dibutuhkan dalam tumbuh kembang anak khususnya dalam usia emas, yaitu rentang antara usia 0 sampai 6 tahun.
Sampoerna Academy sebagai pelopor sekolah antarbudaya dan pionir STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, & Mathematics) di Indonesia turut menerapkan soft dalam pembelajarannya.
Anushia Senthevadivel, Principal Sampoerna Academy Surabaya Grand Pakuwon Campus menjelaskan bahwa STEAM yang diterapkan di Sampoerna Academy akan memandu siswa untuk menjadi pembelajar seumur hidup, memiliki ketangguhan menghadapi tantangan masa depan.
“Dalam pendidikan STEAM, siswa didorong untuk belajar secara holistik termasuk penerapannya dalam situasi kehidupan nyata. Hal ini akan membantu peserta didik dalam hal menjadi pemecah masalah dan komunikator yang hebat,” ungkap Anushia usai meresmikan kampus keduanya di Surabaya yang berlokasi di Grand Pakuwon.
Pendidikan berbasis STEAM di Sampoerna Academy, dirancang untuk mempersiapkan anak belajar berpikir dengan memperkuat lima komponen penting yang disebut 5C (Creativity, Critical Thinking, Communication, Collaboration, dan Character).
"Kompetensi 5C merupakan soft skill di dalam diri anak yang perlu ditumbuhkan sejak usia dini karena keterampilan ini dapat menjembatani kecerdasan dan pengetahuan anak dengan peran nyata mereka di lingkungannya,"ujarnya.
Psikolog Anak, Elisabeth Santoso menyebutkan pada masa periode emas, menjadi sangat penting untuk mulai membiasakan anak dengan pembelajaran dan aktivitas yang memiliki muatan 5C.
Karena di usia ini anak mempunyai inisiatif yang sangat besar untuk mengembangkan dirinya. Selain itu sekolah memiliki peran dalam mengembangkan kompetensi 5C menjadi sangat penting.
“Salah satu hal penting yang sekolah perlu terapkan dalam mengembangkan Kompetensi 5C yang pertama adalah peran guru yang dapat menjadi role model bagi para muridnya. Karena anak belajar dari melihat orang lain dalam membawa dirinya masing-masing, di mana dalam konteks sekolah, guru merupakan sosok yang sering berinteraksi dengan anak,"ujarnya.
Yang kedua, ia melanjutkan, sekolah tidak hanya memberikan materi akademik, namun sekolah menjadi sarana untuk mempraktekan soft skill-nya.
Yang ketiga, di luar pelajaran, sekolah juga menjadi sarana untuk anak berinteraksi dekat dengan teman-teman dan gurunya.
"Maka dari itu, sekolah harus mampu menciptakan lingkungan yang membuat anak dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya, menyediakan pembelajaran tentang anti bullying, toleransi, empati terhadap teman dan sesama, serta mengajarkan nilai-nilai karakter,” jelas Elisabeth.
Selain peran sekolah, peran orang tua menjadi hal yang tidak kalah penting dalam mengembangkan Kompetensi 5C pada anak.
Hal ini juga didukung oleh Margenie MG (public figure) yang menyekolahkan ketiga anaknya di Sampoerna Academy.
“Sebagai orang tua masa kini, tugas pendidikan bukan hanya milik sekolah, tetapi juga saya. Saya merasa penting untuk mendorong growth mindset bagi anak-anak saya. Terkait hal ini, saya sering mengajak anak-anak berdiskusi tentang banyak hal dan mendengarkan pendapat mereka,"ujarnya.
Berita Surabaya Hari Ini: Peluncuran Koperasi Digital, Jadwal Commuter Line yang Baru |
![]() |
---|
Berita Surabaya Hari Ini: Golkar Buat Lomba Cipta Oleh-oleh, Investasi Mulai Naik, Prestasi Pelajar |
![]() |
---|
8 Landmark dan Ikon Budaya Kota Surabaya, Daya Tarik Wisata Ibu Kota Jawa Timur |
![]() |
---|
Rute dan Lokasi Parkir Parade Surabaya Vaganza, Hari Ini 25 Mei 2025 Mulai Pukul 13.00 WIB |
![]() |
---|
Patuhi Larangan Wisuda SMA/SMK di Jatim, Ini Cara Sederhana SMAN 2 Surabaya Rayakan Kelulusan Siswa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.