Bayi Tertukar di Bogor

UPDATE Nasib 5 Perawat dan Bidan Penyebab Bayi Tertukar di Bogor, Kini Dinonaktifkan

Berikut ini kabar terbaru mengenai nasib lima perawat dan bidan Rumah Sakit (RS) Sentosa Bogor, Jawa Barat, buntut kasus bayi tertukar di Bogor.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
KOLASE KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN
Siti Maulia (37), menggendong bayinya yang tertukar di rumahnya Kampung Mekar Jaya, Desa Cibeuteng, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (11/8/2023). 

SURYA.CO.ID - Berikut ini kabar terbaru mengenai nasib lima perawat dan bidan Rumah Sakit (RS) Sentosa Bogor, Jawa Barat, buntut kasus bayi tertukar di Bogor.

RS Sentosa Bogor akhirnya menonaktifkan lima bidan dan perawat karena lalai memasang gelang identitas hingga bayi Siti Maulia (37) yang lahir pada Juli 2022, tertukar.

Keputusan itu setelah tujuh orang menjalani pemeriksaan sebagai saksi oleh penyidik Unit Reskrim Polres Bogor.

"Kita mendalami dan mencari mana yang paling berperan dan mengetahui betul peristiwanya. Jadinya yang 10 orang kita SP1 aja."

"Sedangkan yang lima perawat dan bidan dinonaktifkan atau dibebastugaskan," ujar Juru Bicara RS Sentosa, Gregg Djako, dikutip dari Kompas.com, Minggu (20/8/2023).

Gregg menjelaskan, para bidan dan perawat yang disanksi telah dipindahkan ke bagian administrasi untuk sementara waktu.

"Mereka di satu depertemen ini dinonaktifkan untuk tidak memegang bagian itu (persalinan)," ujar Gregg.

Sebelumnya, sebanyak tujuh perawat yang mengetahui atau menangani kelahiran bayi di Rumah Sakit (RS) Sentosa, Kemang, Kabupaten Bogor yang diperiksa polisi pada Rabu (16/8/2023). 

Gregg Djako mengatakan, pemeriksaan saksi dilakukan setelah pihaknya melakukan investigasi internal.

Hasilnya, ada dugaan kelalaian dari pihak perawat.

Setelah itu, polisi kemudian memanggil para perawat rumah sakit ke kantor unit Reskrim Polres Bogor.

"Surat permintaan keterangan dari kepolisian memang sudah dari beberapa hari lalu. Jadi sekarang kita harus hadir supaya peristiwa ini cepat terungkap," ujar Gregg saat ditemui wartawan di depan kantor Reskrim, Rabu.

"(Pemeriksaan) ini baru permintaan keterangan terhadap 7 orang saksi, perawat dan bidan yang langsung terlibat dalam peristiwa hari itu," imbuhnya.

Dia mengatakan, para suster diundang untuk memberikan keterangan atau klarifikasi kejadian yang sesungguhnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved