Berita Lamongan

DBHCHT Disebut Tingkatkan Potensi Area Tanam Tembakau Bagi Petani di Lamongan, Berikut Alasannya

DBHCHT yang disalurkan untuk kesejahteraan petani tembakau di Kabupaten Lamongan, sukses meningkatkan potensi tanam tembakau di tahun 2023.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Hanif Manshuri
Salah satu area pertanian tembakau di wilayah Sambeng, Kabupaten Lamongan, Jumat (11/8/2023). 

SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) yang disalurkan untuk kesejahteraan petani tembakau di Kabupaten Lamongan, sukses meningkatkan potensi tanam tembakau di tahun 2023.

Para petani tertarik untuk menambah luas area tanaman tembakau dari tahun-tahun sebelumnya. Ketertarikan mereka itu, karena bisa menikmati bagi hasil cukai.

Itu dapat dilihat dari luasan tanam tembakau tahun 2023 meningkat, terhitung hingga Agustus ini terdapat 7.490 hektare lahan tembakau.

"Adanya dana DBHCHT sangat membantu para petani, karena disalurkan berupa saprodi untuk membantu kegiatan petani dan jaminan kesejahteraan petani. Alhamdulillah tahun ini luas tanam tembakau Lamongan meningkat 50 persen," ungkap Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lamongan, Mohammad Wahyudi kepada SURYA.CO.ID, Jumat (11/8/2023).

Wahyudi menambahkan, bahwa kenaikan luas area tanam tembakau juga dipengaruhi oleh cuaca. Karena tembakau merupakan jenis tanaman yang tidak memerlukan banyak air.

"Mungkin ini adalah sisi positif dari fenomena El Nino bagi petani tembakau. Juga karena mereka benar-benar menikmati dana bagi hasil cukai," ungkap Wahyudi.

Diungkapkan, bahwa musim tanam tembakau 2023 ini ada di 8 kecamatan yang menjadi sentra penghasil tembakau terbanyak di Lamongan. Di antaranya di Kecamatan Ngimbang, Mantup, Sambeng, Sukorame, Bluluk, Modo, Kedungpring dan Sugio

Para petani tetap produktif menanam tembakau dengan varietas. Sementara untuk varietas, tergantung kemauan para petani untuk menentukan jenis tembakau yang ditanam.

Berapa total DBHCHT yang kembali ke petani tahun ini? Wahyudi menyebut sebesar Rp 14 miliar yang secara rinci telah disalurkan berupa sarana produksi pertanian (Saprodi) meliputi 6 ribu gram bibit tembakau, 301.500 kilogram pupuk ZA, seribu unit hand sprayer, 30 unit kendaraan roda 3, 16 unit alat perajang dan kelengkapannya.

Kemudian 9 unit traktor, 18 unit pompa air, 150 unit para-para, 420 lembar terpal plastik, 20 unit timbangan duduk digital dan peningkatan jalan produksi di 33 titik, dan fasilitasi 22 ribu BPJS Ketenagakerjaan sebagai bentuk menjamin kesejahteraan petani tembakau.

Kini, harga tembakau berkisar Rp 35 ribu per kilogram untuk tembakau rajangan. Sementara masa panen raya akan berlangsung pada akhir Agustus hingga September.

Wahyudi menambahkan, pihaknya tidak hanya membantu pada saprodi saja. Melainkan juga memberikan pendampingan kepada 54 ribu petani tembakau di Lamongan mulai dari pra penanaman, proses penanaman, hingga masa panen.

"Secara teknis petani kita lebih paham, namun kami tetap hadir untuk memberikan informasi terutama pada kemajuan teknologi alat tani agar memudahkan pekerjaan mereka," ungkap Wahyudi.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved