Berita Viral
SOSOK Hasanuddin yang Dianiaya 4 Sekuriti Ancol hingga Tewas karena Dituduh Maling Ternyata Politisi
Pria yang dianiaya 4 sekuriti Ancol Taman Impian hingga tewas pada Sabtu (29/7/2023) ternyata seorang politisi.
SURYA.CO.ID - Sosok Hasanuddin (42) pria yang dianiaya 4 sekuriti Ancol Taman Impian hingga tewas pada Sabtu (29/7/2023) ternyata seorang politisi.
Hasanuddin dianiaya 4 sekuriti Ancol Taman Impian gara-gara dituduh mencuri barang pengunjung.
Tak cuma dipukul dan ditendang, Hasanuddin juga dipecut menggunakan kabel 2 meter berkali-kali lalu tubuhnya ditetesi bakaran plastik dari kursi.
Bahkan, ketika tubuh Hasanuddin sudah tak berdaya, 4 sekuriti Ancol ini justru mengajaknya putar-putar menggunakan mobil hingga akhirnya meninggal dunia.
Empat hari berlalu, sosok Hasanuddin ternyata terungkap.
Baca juga: KEJAMNYA 4 Sekuriti Ancol Aniaya Pria hingga Tewas, Dipecut Kabel hingga Ditetesi Bakaran Plastik
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh harian lepas itu ternyata aktif sebagai Ketua DPC Partai Perindo Pademangan.
Istri Hasanuddin, Upi Siti Mardiana (37) mengungkap sosok sang suami saat ditemui TribunJakarta.com di kediamannya, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Rabu (2/8/2023) malam.
"Ngerjain apa aja mau dia, karena di organisasi Partai Perindo berhubung belum ada kerjaan sehari-harinya ngurusin di partai aja," kata Upi
Selain aktif di Perindo, Hasanuddin dikenal sebagai pribadi yang ramah dan rajin bergaul dengan siapapun.
"Boleh tanya sama orang-orang sini, pas saya turun dari mobil habis jemput jenazahnya dari Rumah Sakit Polri pun semuanya ngumpul di depan gang, dari semua organisasi, tetangga, semua ngumpul," katanya.
Korban juga merupakan ayah yang baik bagi tiga buah hatinya.
Di sisi lain, Upi tak pernah mendengar suaminya terlibat kasus apapun, seperti apa yang dituduhkan para tersangka penganiayaan bahwa Hasanuddin melakukan pencurian di dalam kawasan Ancol.
Karena itu, kematian Hasanuddin yang tak wajar dan begitu cepat masih belum bisa diterima Upi.
Bahkan, putri sulung Hasanuddin sampai jatuh sakit lantaran belum rela melepaskan kepergian sang ayah yang meninggal tak wajar.
"Yang nomor satu sampe sekarang masih terpukul, kemarin sempat sakit kok dia, nggak bisa makan sama sekali, karena kaget," kata istri korban Upi Siti Mardiana (37) saat ditemui di kediamannya di wilayah Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Rabu (2/8/2023) malam.
Putri sulung Hasanuddin itu berusia 15 tahun. Sementara, putra keduanya berusia 8 tahun dan si bungsu seorang putra masih 4 tahun.
Ketiga anak korban kini hidup tanpa seorang ayah, sementara masa depan mereka masih panjang dan butuh biaya yang tak sedikit.
Hal ini lah yang menjadi beban bagi Upi.
Ia bingung bagaimana harus menghidupi ketiga buah hatinya itu ketika kini harus menjadi orangtua tunggal.
Di sisi lain, sampai detik ini Upi masih belum bisa menerima suaminya tewas mengenaskan tanpa alasan yang jelas.
Hasanuddin tewas dianiaya empat sekuriti Ancol setelah dia dicurigai sebagai maling Sabtu siang lalu.
Padahal, tidak ada barang bukti yang melekat pada Hasanuddin saat dirinya dituduh maling Sabtu siang itu.
"Kok bisa sampai segitunya pukulin suami saya? Kok bisa setega itu?" kata Upi.
Kejamnya 4 Sekuriti Ancol

Penganiayaan yang dilakukan 4 sekuriti Ancol ini tergolong di luar batas kemanusiaan.
Empat sekuriti Ancol berinisial P (35), H (33), K (43), dan S (31).
Kanit Reskrim Polsek Pademangan AKP I Gede Gustiyana mengatakan, peristiwa ini bermula pada Sabtu (29/7/2023) siang pukul 12.30 WIB Hasanuddin diamankan dari area Taman Lumba-lumba ke pos sekuriti Ancol.
Gustiyana menuturkan, pelaku pertama yang melakukan penganiayaan ialah P.
Baca juga: SOSOK Anak Ketua DPRD Ambon Aniaya Remaja Hingga Tewas, Sesumbar Tanggung Jawab, Ibu Tak Minta Maaf
"Dari interogasi tersebut terjadi lah tindak pidana ini, P ini melakukan pemukulan menggunakan tangan kosong, kemudian dilanjutkan melakukan pemukulan menggunakan sebuah benda yaitu potongan bambu sembari dia melakukan interogasi," kata Gustiyana di Mapolsek Pademangan, Jakarta Utara, Senin (31/7/2023) malam.
Pelaku kedua, H, menganiaya korban dengan cara menendang dan memukulnya.
Ada juga pelaku K yang menganiaya korban dengan kabel.
"Pelaku K datang langsung mengambil sebuah kabel sepanjang 2 meter, lalu dilakukan pemecutan terhadap korban berkali-kali," ucap Gustiyana.
Pelaku terakhir yang menganiaya korban ialah S dengan cara membakar kursi plastik dan meneteskan bakarannya ke tubuh korban.
"Para pelaku ini juga sempat menyiramkan air cabai," sambung Gustiyana.
Setelah melakukan penganiayaan hingga membuat korban lemas, para pelaku pun membawa Hasanuddin ke dalam mobil.
Tubuh Hasanuddin dimasukkan ke dalam mobil Daihatsu Gran Max oleh para pelaku dan dibawa keliling.
AKP I Gede Gustiyana menuturkan, hal itu dilakukan setelah melihat tubuh korban yang sudah lemas,
"Sesudah penganiayaan korban sudah lemas, ada terpikirkandari para pelaku ini untuk melepaskan, bahasa dari mereka itu melepaskan, dibawa lah korban ke mobil Gran Max, mobil operasional," ucap Gustiyana, Senin (31/7/2023) malam.
Pada saat membawa tubuh korban, para pelaku panik lantaran mobil mereka sempat mogok di Jalan Lodan Raya.
Alhasil, para pelaku pun mendorong mobil itu masuk kembali ke dalam kawasan Ancol untuk mencari tempat aman dari pantauan warga.
"Mereka putar balik ada jalur di sebelah kiri di (restoran) Jimbaran, ada jalur kecil dia masuk ke sana menggunakan mobil itu," ucap Gustiyana.
"Sesampai di sana diparkir, dicek kembali keadaan si korban ternyata sampai di sana sudah dibangunkan tidak sadarkan diri, panik lah mereka," sambungnya.
Mengetahui korban sudah tak sadarkan diri, para pelaku akhirnya menelepon kepala sekuriti mereka.
Kepala sekuriti sudah memerintahkan para pelaku untuk membawa korban ke rumah sakit.
Namun karena 4 sekuriti ini panik, hal itu tidak dilakukan.
Dalam keadaan panik, para pelaku membawa kembali mobil berisi tubuh korban yang sudah tewas itu ke pos sekuriti Ancol.
Penganiayaan ini akhirnya dilaporkan ke Mapolsek Pademangan.
Polisi yang datang ke lokasi langsung menangkap empat pelaku dan memeriksanya.
Keempat pelaku kini sudah dijadikan tersangka.
Para pelaku dikenakan pasal 170 KUHP dan pasal berlapis 351 KUHP tentang penganiayaan serta kekerasan yang mengakibatkan meninggal dunia.
"Mereka terancam 12 tahun penjara," ucap Gustiyana.
Manajemen Ancol Minta Maaf
Manajemen Ancol Taman Impian akhirnya meminta maaf atas penganiayaan yang dilakukan 4 sekuriti terhadap Hasanuddin.
Kepala Humas PT Pembangunan Jaya Ancol Ariyadi Eko Nugroho pun menyesalkan tindak kekerasan yang dilakukan keempat sekuriti tersebut.
“Kami sangat menyayangkan insiden ini, serta memohon maaf sebesar-besarnya kepada keluarga korban,” ucapnya saat dikonfirmasi, Selasa (1/8/2023).
Eko pun tak menampik tindak kekerasan itu dilakukan empat orang sekuriti itu di kawasan Wisata Ancol.
Ia pun menegaskan, status keempat sekuriti itu merupakan tenaga alih daya atau outsourcing.
“Memang benar terjadi insiden tersebut dan kami tidak membenarkan tindakan yang diambil oleh oknum keamanan yang merupakan tenaga ahli daya tersebut,” ujarnya.
Manajemen Ancol pun disebutnya menyerahkan penanganan kasus ini sepenuhnya kepada aparat kepolisian.
“Kami sangat menyayangkan insiden ini, serta memohon maaf sebesar-besarnya kepada keluarga korban,” ucap Ariyadi Eko.
Eko juga berharap kejadian serupa tak terulang kembali di kemudian hari.
“Kami telah menyerahkan segala proses hukum kepada pihak yang berwajib,” tuturnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul 4 Sekuriti Aniaya Pria Dicurigai Maling hingga Tewas, Manajemen Ancol Minta Maaf
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.