Penertiban Pasar Larangan Sidoarjo Ricuh

Kawal Relokasi Pedagang di Pasar Larangan Sidoarjo, 6 Orang Babak Belur, Melapor ke Polda Jatim

Enam orang anggota Ormas Madas, menjadi korban saat mendampingi para pedagang yang direlokasi di Pasar Larangan Sidoarjo, Senin (31/7/2023).

|
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Luhur Pambudi
Marzuki dan Abdul Latif saat menunggu proses pembuatan laporan polisi di Gedung SPKT Mapolda Jatim. Keduanya mengalami luka saat mendampingi para pedagang yang direlokasi di Pasar Larangan Sidoarjo, Senin (31/7/2023). 

"Ini juga tindakan ya, mobil dikendarai polisi dan mau menabrak begitu, ini sesuatu sekali untuk pak Kabid Propam Polda Jatim. Ini harus turun tangan Polda Jatim," jelas Taufik seraya menayangkan video amatir bukti mobil oknum anggota Polri berusaha menabrak seorang massa aksi Ormas Madas, melalui ponselnya.

Rencananya, lanjut Taufik, pihaknya bakal membuat pengaduan ke pihak Bidang Propam Polda Jatim.

Bahkan, ia mengaku, juga sudah berkoordinasi kepada pihak Kabid Propam Polda Jatim atas adanya bukti video tersebut.

"Satpol PP dari tindak pidananya. Kemudian ke propam, kami sudah berkoordinasi dengan paminal dan Kabid Propam, mohon dengan sangat untuk menonitor. Secara formal nanti kami akan sampaikan pelanggaran disiplinnya," pungkasnya.

Sementara itu, korban Ismail Marzuki (35) mengaku, dirinya menjadi korban pengeroyokan sekitar puluhan orang oknum anggota berseragam Satpol PP di tengah proses relokasi PKL di pasar tersebut.

Akibatnya, kening sisi kanan kepalanya terluka hingga mengeluarkan darah. Luka tersebut sementara waktu ditutup perban, selama dirinya menjalani visum dan membuat laporan kepolisian di Gedung SPKT Mapolda Jatim.

"Jam 10, saya cuma mengamankan diri saya pribadi sendiri. Lalu saya ditarik anggota Satpol PP, lalu saya dibekuk. Kalau gak salah lebih dari 20 orang, saya dipukul itu, sampai berdarah kayak gini. (Dipukul) pakai tangan, dikeroyok. Satpol PP," katanya saat ditemui awak media di Mapolda Jatim.

Menurut Ismail, proses relokasi pedagang tersebut diduga tidak melalui tahapan sosialisasi secara maksimal kepada para pedagang.

Selain itu, berdasarkan aspirasi para pedagang di sana, yang berhasil dihimpun oleh Ismail yang juga anggota DPC Madas Kabupaten Sidoarjo itu, lokasi relokasi untuk para pedagang dinilai kurang layak dan tak maksimal menampung seluruh jumlah pedagang.

"Itu relokasi. Tidak ada surat pemberitahuan dari pemerintah tidak ada. Belum ada (sosialisasi). (Dasar hukumnya relokasi), katanya mau dipindah ke sebelah barat, cuma tempat tidak memenuhi syarat," jelasnya.

"Anggota kami ada berapa, terus relokasi tempatnya enggak cukup, terus gak layak, di atas trotoar. (Relokasi semua PKL atau tebang pilih) cuma di sisi timur. Itu bukan PKL, itu pedang puluhan tahun," pungkasnya.

Tak cuma Ismail, korban lain, Abdul Latif mengaku, kening sisi kanan kepalanya bocor hingga berdarah setelah dihantam paving saat berupaya menyelamatkan beberapa anggotanya yang disergap dan dikeroyok anggota Satpol PP.

"Dipukul sama paving. Tadi kan begini ada teman saya diinjak-injak sama satpol PP, saya ditarik Satpol PP dan ada yang mukul saya sama paving," ujar Latif.

Sumber: Bangka Pos
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved