Polisi Tembak Polisi

ISI Pesan Terakhir Bripda Ignatius ke Pacar Sebelum Tewas Tertembak: Tak Ada Keluhan, Cuma Minta Ini

Terungkap isi pesan terakhir Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage kepada kekasihnya, Claudia Tesa, sebelum tewas tertembak, Minggu (23/7/2023).

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
KOLASE KOMPAS TV/IST
Kekasih Bripda Ignatius, Claudia Tesa, menceritakan pesan terakhir kekasih sebelum tewas tertembak 

Semula, dia tak percaya dengan kabar tersebut.

Namun, setelah mendapatkan kabar serupa dari Polda Kalbar dan Polres Melawi, Pandi akhirnya bergegas menuju ke Pontianak menggunakan mobil menempuh waktu 8 jam perjalanan. Kemudian dilanjutkan menggunakan pesawat menuju Jakarta.

Sesampainya di Jakarta, Pandi dan istrinya bertemu dengan pejabat utama Densus 88 Satuan tempat anaknya bertugas selama kurang dari 2 tahun.

Pada Senin, 24 Juli 2023, Pandi barulah mengetahui bahwa anaknya sudah meninggal dunia akibat tertembak dari senpi seniornya di rusun Rusun Polri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, pada Minggu, pagi.

"Baru itulah kami tau bahwa anak kami sudah meninggal. Berarti minggu itu sudah meninggal saat kejadian itu," ungkapnya.

Dari keterangan penyidik, kata Pandi, awalnya anaknya kedatangan seniornya berkunjung ke rusun. Namun, entah apa yang terjadi, satu di antara seniornya mengeluarkan pistol dari tas lalu meletus.

"Mungkin ada pertengkaran atau ada mungkin kesalahpahaman dengan 3 seniornya ini tadi, tidak sengaja mengambil pistol yang ada ditas. Kemudian tidak disengaja senpi meledak dan mengenai anak saya," ungkap Pandi.

Peluru dari senjata api senior Bripda Ignatius mengenai batang leher sebelah kiri dan tembus sampai ke bawa telinga sebelah kanan.

"Kemudian, anak saya seketika jatuh dan meninggal di tempat. Tembakan yang membuat dia kehilangan nyawa," jelasnya.

Jenazah Bripda ignatius diautopsi di RS Polri Kemarat Jati di Jakarta. Sebelum dilakukan tindakan autopsi, keluarga diberi kesempatan untuk melihat jasad Ignatius.

"Sebelum diotopsi kami disilahkan melihat kondisi jenazah. Begitu saya masuk ke ruangan jenazah, saya bongkar saya lihat memang tidak (bekas) ada penganiayaan. Lebam ndak ada. Dari ujung kaki sampai rambut saya periksa tidak ada. Yang terlihat yang mematikan luka tembak di leher," ujar Pandi. 

Y Pandi mengaku masih sangat merasa terpukul atas kepergian putranya dengan cara tidak wajar.

Y Pandi menceritakan, bahwa putranya merupakan sosok anak yang sangat berbakti kepada orang tua.

Sejak kecil Bripda Ignatius yang biasa sapa Dede olehnya merupakan anak yang supel, mudah bergaul serta perhatian kepada orang tua.

Disela - sela kesibukan bertugas di Densus 88 bagian Tahti (tahanan dan barang bukti), ia katakan putranya selalu menyempatkan diri menghubungi keluarga.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved