Berita Surabaya
Stop Penumpukan Sampah di Surabaya , AH Thony: Harus Ada Data Riil dan Detail Hingga Pengelolaannya
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya A Hermas Thony mendesak agar Pemkot Surabaya serius dalam masalah pengelolaan sampah.
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | SURABAYA - Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya A Hermas Thony mendesak agar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya serius dalam masalah pengelolaan sampah.
Jangan lagi ada penumpukan sampah di lingkungan sekitar.
Lebih-lebih sampai menggunung melebihi kapasitas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo.
AH Thony mendorong agar pengelolaan sampah di Surabaya terus memperhatikan lingkungan.
"Diklaim bahwa sampah plastik menurun. Tapi di sisi lain, sampah organik naik berlipat. Harus segera dilakukan langkah terukur dalam pengelolaan sampah ini," kata AH Thony, Selasa (25/7/2023).
Saat ini, setiap hari ada 1.600 ton sampah yang dikirim ke TPA Benowo.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mengklaim bahwa ada penurunan sampah plastik hingga 2 ton per hari.
Salah satunya karena diterapkannya aturan bebas kantung plastik di toko modern dan supermarket.
Dari total 1.600 ton sampah di TPA Benowo, 60 persennya merupakan sampah organik dan sisa-sisa makanan.
Melimpahnya sampah ini akan menjadi masalah jika sistem pengelolaannya manual, tidak maksimal dan tidak uptodate.
Maka jangan heran jika masih ada penumpukan sampah di lingkungan sekitar atau di Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
Hingga siang, sampah di TPS tidak segera terangkut.
Akibatnya, lingkungan menjadi kotor dan bau.
Belum lagi masih ditemukan truk pengangkut sampah yang hanya ditutup terpal dan jorok melintas di sepanjang jalan hingga menuju TPA Benowo.
Menurut AH Thony, persoalan sampah yang seperti ini mestinya sudah selesai untuk ukuran kota seperti Surabaya.
Padahal, indeks kualitas lingkungan hidup dalam Laporan Pertanggungjawaban wali kota 2022 kemarin dinyatakan baik.
"Kenyataannya sampah masih menumpuk di TPA Benowo," katanya.
Politisi Gerindra ini mendesak agar Pemkot segera mengkaji dengan serius pengelolaan sampah.
Harus dilakukan evaluasi penyebab over supply sampah di kota ini.
Menurutnya, penumpukan sampah itu bukan fenomena biasa.
Spirit mitigasi lingkungan harus dilakukan setiap saat.
Tidak boleh hanya selesai pada tingkat seremoni publik.
Makna Penghargaan
Pimpinan DPRD ini mengingatkan, Surabaya tidak boleh terjebak oleh zona nyaman dan merasa puas dengan penghargaan-penghargaan dari pemerintah pusat atas capaian lingkungan di kota ini.
Pemkot harus meningkatkan ekspektasi dan target yang jauh lebih baik.
"Pemkot harus punya data yang konkret akan pengelolaan sampah dan penumpukannya. Harus up to date berdasarkan hasil identifikasi yg faktual tentang sumber, jenis, dan volume sampah dengan detail," tandas Thony.
Alumnus UGM ini mendorong agar data detail sampah bisa diketahui.
Mulai sampah itu milik siapa, dimana, hingga petugas dan DLH melakukan apa.
Bahkan jenis sampah hingga jumlahnya harus detail agar bisa diambil langkah untuk kemanfaatannya.
Pria asal Bojonegoro ini mengatakan, kerapkali kita melihat keberhasilan usaha seseorang itu hanya dari keuntungannya.
Tidak memasukkan variabel biaya untuk penghancuran limbah dan sampahnya.
"Kalau biaya penghancuran dan hasilnya tak sebanding, ya harus dievaluasi," kata Thony yang mulai mengembangkan teknologi sederhana penghancur sampah.
Misalnya Surabaya saat ini telah mengadopsi pengelolaan sampah mutakhir.
Namun ternyata hasilnya tak siginifikan, maka harus ditinjau ulang.
Dia juga ingin memastikan pengelolaan sampah dengan mengembangkan pemberdayaan 600 bank sampah yang tersebar di seluruh pelosok kampung harus optimal.
AH Thony berharap bank-bank sampah ini makin berdaya dan tidak mandek.
"Intinya, kalau sistem yang dipilih antara hasil dan biaya penghancuran limbahnya tidak sebanding, ya perlu di evaluasi.
Tagih PLTS
Yang mutakhir adalah, Pemkot Surabaya bersama pihak ketiga telah mengembangkan pengelolaan sampah di TPA Benowo untuk diolah menjadi listrik.
Ribuan ton sampah itu diubah menjadi listrik.
Inilah Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) yang dikembangkan di Surabaya.
Pengelolaan sampah bersama pihak ketiga itu akan menghasilkan listrik dengan kapasitas besar.
Hingga saat ini, Wakil Ketua DPRD ini menantikan nilai manfaat dari PLTS di Benowo ini.
"Masyarakat tentu akan menantikan inovasi yang luar biasa ini," katanya.
Namun AH Thony seperti mendapat fakta berkebalikan.
Pengembangan PLTS di TPA Benowo terpengaruh dengan jumlah sampah Surabaya disebut defisit sampah.
Tapi sekarang kenyataannya sampah menumpuk.
Logikanya, ada proses penghancuran yang belum maksimal.
Khusus untuk penghancuran sampah ini, Pemkot telah melibatkan masyarakat untuk membantu proses pengolahan dan penghancuran sampah.
Masyarakat dilibatkan dalam pembuatan kompos, sehingga semua pihak bergerak dalam menanggulangi sampah.
Khusus TPA Benowo, Thony masih ingat penumpukan sampah di Benowo menjadi polemik karena menimbulkan bau.
Bahkan saat Surabaya menjadi tuan rumah piala dunia kelompok usia, ini menjadi pertaruhan juga.
Sebab, bau sampah itu disebut sampai terasa di Gelora Bung Tomo (GBT).
Untungnya, masalah ini sudah berhasil dilakukan langkah antisipatif.
AH Thony terus mendesak agar Perda sampah benar-benar diterapkan agar semua persoalan sampah menjadi jelas.
Hal terkait sampah mulai di mana, seberapa, oleh siapa sampah-sampah itu bisa dihancurkan dan dimanfaatkan.
"Semua terkait pengelolaan sampah ini harus terukur," pungkas AH Thony.
Berita Surabaya Hari Ini: Peluncuran Koperasi Digital, Jadwal Commuter Line yang Baru |
![]() |
---|
Berita Surabaya Hari Ini: Golkar Buat Lomba Cipta Oleh-oleh, Investasi Mulai Naik, Prestasi Pelajar |
![]() |
---|
8 Landmark dan Ikon Budaya Kota Surabaya, Daya Tarik Wisata Ibu Kota Jawa Timur |
![]() |
---|
Rute dan Lokasi Parkir Parade Surabaya Vaganza, Hari Ini 25 Mei 2025 Mulai Pukul 13.00 WIB |
![]() |
---|
Patuhi Larangan Wisuda SMA/SMK di Jatim, Ini Cara Sederhana SMAN 2 Surabaya Rayakan Kelulusan Siswa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.