Berita Trenggalek

Pasca Insiden 3 Anak Tenggelam, Kolam Renang Tirta Jwalita Trenggalek Berpotensi Ditutup Permanen

Garis polisi Polres Trenggalek di kolam renang Tirta Jwalita telah dicabut seiring rampungnya proses penyelidikan kasus anak tenggelam.

Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: irwan sy
Sofyan Arif Candra Sakti/TribunJatim.com
Kolam Renang Tirta Jwalita, Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Kelutan, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek. 

SURYA.co.id, TRENGGALEK - Garis polisi Polres Trenggalek di Kolam Renang Tirta Jwalita telah dicabut seiring rampungnya proses penyelidikan kasus anak tenggelam.

Namun demikian, belum ada tanda-tanda dibukanya kolam renang milik pemerintah tersebut pasca insiden tewasnya tiga bocah setelah tenggelam pada 4 Juni lalu.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Trenggalek, Sunyoto, mengatakan hingga saat ini belum ada rencana pembukaan kolam renang meski polisi telah mencabut garis polisi.

"Sejauh ini kolam kita tutup sampai batas waktu yang tidak ditentukan," kata Sunyoto, Kamis (20/7/2023).

Sejumlah kajian sedang dilakukan oleh Disparbud bersama instansi terkait terkait nasib kolam renang yang berada di komplek Stadion Menak Sopal tersebut, termasuk kemungkinan, penutupan permanen kolam renang Tirta Jwalita, dan diubah atau alih fungsi menjadi bangunan lain.

"Tapi belum pasti, masih melihat situasi terlebih dahulu," imbuhnya.

Selain adanya insiden tewasnya tiga bocah di Kolam Renang Tirta Jwalita, potensi alih fungsi tersebut muncul berdasarkan sejumlah pertimbangan, salah satunya adalah banyaknya penyewaan kolam renang yang dikelola swasta.

"Kalau masyarakat sudah bisa melayani itu (penyewaan kolam renang), tidak harus pemerintah daerah. Dulu kolam renang itu sudah lama sekali dibuat, saat masyarakat belum bisa melayani (penyewaan) kolam renang," lanjutnya.

Sunyoto sendiri menyadari potensi pendapatan asli daerah (PAD) yang hilang jika alih fungsi aset itu benar-benar terealisasi.

Namun potensi pendapatan daerah diluar sektor penyewaan kolam renang justru dinilai lebih potensial.

"Bisa dalam bentuk yang lain, tidak harus kolam renang. Mungkin bisa mall, misalnya atau apa nantinya, ini masih dalam pembahasan. Karena lokasi disana sangat strategis. Kalau soal itu (alih fungsi buntut insiden), saya kira semua kegiatan pasti ada efek, ada risikonya. Hal semacam itu jadi pertimbangan kita juga," tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved